●MAD TRIGGER CREW◇Mereka Melamarmu

Hypmic Shortlisted Part
©King Record, Otomate, Idea Factory
Request:  timetravelgirl13

.

Note: Aduh maaf banget, aku lama ngerjainnya. Selain alasan ada projek, aku juga males (jangan ditiru). Mungkin kamu sudah lupa sama request yang satu ini. Kritik dan saran yang membangun terbuka selebar-lebarnya.
(๑-﹏-๑)

.

.

.

.


一. Aohitsugi Samatoki

Kali ini sore di Yokohama begitu tenang. Sinar jingga petang yang menyeruak sangat cerah, namun menyiratkan suasana kedamaian. Sepasang kaki terlapis rok asimetris, berjalan menelusuri pinggir jalan, tatkala mata memandang, tidak jauh dari sisi, pembatas antara jalanan dan jembatan antara laut nampak. Kamu berjalan dengan tujuan yang penuh, namun kali ini nampak sunyi.

Aohitsugi Samatoki ingin menemuimu kali ini. Biasanya ia akan datang langsung ke apartemenmu tanpa basa-basi apapun. Tapi kali ini, nampaknya sedikit berbeda. Pria dengan raut wajah yang biasanya datar atau mengeras itu sempat berkata padamu bahwa, "Mungkin, hari itu sore hari di Yokohama akan menjadi kesaksian."

Agak ingin tertawa, tapi kali ini ia serius.

"Samatoki ..."

Mata beriris merah yang memandang terbenam surya kini melihat tepat ke arahmu. Senyummu mengembang, menghampirinya lebih dekat, tepat berada di sisinya.

Ia adalah pria yang sangat pengertian, dan itu kentara dari tindakannya. Puntung rokok dijatuhkan dan diinjak sampai mati. Selesai itu ia memandang laut tanpa batas.

"Kukira kau akan mengunjungi apartemenku seperti biasanya," katamu membuka pembicaraan.

"Tidak. Ore-sama (俺様)―" ucapannya terdengar tercekat.

Apa dia sedang ada masalah?

"Samatoki, ada pikiran yang mengganggumu?" Kau mencoba bertanya.

Indera pendengaran mendengar ia menghembus nafas pelan. "Ke mari," katanya. Agak ragu mendengarnya, tapi kamu tetap melakukannya. Samatoki merangkul pundakmu untuk lebih dekat padanya. Diam-diam kamu bingung, karena ia cukup berbeda dari biasanya. Meski begitu, kamu tetap menunggunya untuk membuka suara beratnya kembali.

"Ore-sama (俺様) ingin memulai sesuatu yang lebih serius bersamamu."

Kamu menoleh terkejut. Ia melepaskan rangkulannya, tangan merogoh saku celana. Kalung silver dengan hias yang cantik begitu berkilau nampaknya. Pancaran harapan begitu nampak ketika kamu menyelami matanya.

"Terima ini, dan jadilah pendamping hidup Ore-sama (俺様)." Bahkan tanpa peringatan atau jawaban apapun, ia langsung menyampirkan rambutmu, dan memajang cantik kalung itu.

"A-apa? Tunggu, bahkan aku belum paham. Maksudnya, aku dan kau, membangun sebuah keluarga? Tapi aku bahkan belum menjawab apapun―"

Samatoki menarik sudut bibirnya singkat.

"[Name], Ore-sama (俺様) tahu kau tidak akan menolaknya."

▅▅▅▅▅

二. Iruma Jyuto

Kamu menikmati makanan pencuci mulut yang hampir habis. Lampu restoran kala malam tidak terlalu terang begitu pula temaram. Syahdu dan tenang. Makan malam romantis sangat terdukung suasana. Dekorasi klasik terpajang menghiasi segala sudut tempat ini. Iruma Jyuto rela membayar mahal demi menempati tempat ini, hanya berdua denganmu.

"Kenapa kau melihatku begitu?" Matamu balas meliriknya.

Dia hanya tersenyum, mata yang berbingkai kacamata masih lekat menatap, seakan tidak ingin lepas dari sumber yang membuatnya tidak bisa berpaling. "Tidak ada. Habiskan makananmu," katanya.

"Baiklah. Tapi, bisakah kau berhenti menatapku? Aku sedang makan."

Pria itu tertawa singkat. "Hmm ... kenapa aku harus melakukannya? Kau sangat cantik malam ini."

Hampir tersedak ketika mendengarnya. Bahkan, kamu belum pernah terbiasa ketika ia dengan liciknya, menggoda dirimu karena tahu kalau kau akan bereaksi seperti itu. Agak kesal, tapi ... bagaimama, ya?

"T-terserah padamu saja." Kau mulai menghabiskan makanan di piring, menguyah suapan demi suapan. "Tapi jujur, aku senang ketika kau mengajakku ke mari. Terimakasih juga sudah meluangkan waktu sibukmu, Jyuto." Senyummu mengembang untuknya. Garpu diletakkan, begitu juga dengan piring yang telah kandas isinya.

"Apapun untukmu. Lagi pula kupikir ..." Jyuto meraih kedua tanganmu, menggenggam lembut. Mulai mengerat ketika seolah-olah ia sudah menetapkan keputusan dan komitmen. "Aku ingin kau menjadi prioritas utamaku, begitu pula aku untukmu."

Tahan, tahan. Jantungmu berdetak tidak karuan ketika kekasihmu itu mengatakannya dengan serius. Kalau saja kau sedang di kamar sendiri, pasti bantalmu jadi sasaran pelampiasan gemas.

"[FullName], malam ini aku melamarmu. Will you marry me?"

▅▅▅▅▅

三. Busujima Mason Rio

"Ikan bakarnya enak sekali. Aku menyukainya, Rio. Kau selalu pandai mengolahnya." Kamu terduduk di pedalaman hutan, dilengkapi dengan alas berupa dedaunan, makan ikan bakar hangat yang telah disajikan oleh seorang mantan Tentara AL yang menyukai survival life. Di hutan ini, telah dilengkapi perapian dan satu tenda olehnya. Sengaja menyiapkannya karena kamu menerima undangan pria itu untuk berkunjung ke tempat kesukaannya.

"Terimakasih. Senang mendengarnya," balasnya. Ia duduk tepat di sampingmu, namun tetap menyisakan jarak sekitar lima jengkal. Kini, ia juga mulai menyantap makanan yang telah diolahnya sendiri. Entah apa itu, yang pasti bukan seleramu. Makanya saat ia mengundangmu ke mari, kamu berpesan kalau kamu sedang ingin makan ikan. Bukan yang lain.

Cari aman, tapi secara halus.

Selesai makan, kau mulai merapikan sisanya. Begitu selesai, kamu maju sedikit menuju perapian untuk menghangatkan diri. Suhu malam hari di hutan begitu rendah bukan main. Jaket yang telah tersampir di bahu dieratkan. Kamu menghembus nafas, dan nampak sedikit uap samar.

"Kamu kedinginan?"

Kau menolehkan kepala. "Ah iya, sedikit."

Dan secara tiba-tiba pria itu menyampirkan seragam bermotif loreng miliknya padamu. Kamu sedikit terkejut dan menggenggam seragam berbahan kaku itu. Aroma lekat  pria khasnya menyeruak memasuki indera penciuman. Kau menyukainya ...

"Rio, bagaimana denganmu? Kau juga bisa kedinginan."

Ia tersenyum singkat dan mendekat juga ke perapian, mendekat padamu juga. "Shoukan (小官) tidak apa. Sudah terbiasa. Lagi pula, kamu lebih penting bagi Shoukan." Senyuman itu masih mengembang di parasnya yang tampan.

"Ah ... begitu." Semu merah muda hangat merona di pipi. "Terimakasih," katamu lagi.

"Lalu, setelah dipikirkan, karena kamu berharga bagi Shoukan ( 小官 ), maka Shoukan (小官 ) ingin melindungimu selalu. Sepertinya Shoukan (小官) sudah menetapkan hati untuk mengemban tugas kembali―bukan tugas bela negara, melainkan mengemban tugas sebagai pemimpin sebuah keluarga. Sepertinya itu menyenangkan."

"R-Rio ... kau ... astaga." Kamu salah tingkah, tapi tidak bisa dipungkiri, bahwa ada rasa haru yang meletup-letup dalam dada. Mata dirasa memanas. Nafas memburu hangat membelah suhu rendah malam. Bulir air mata menetes perlahan.

Pria Busujima tersebut menampakkan raut wajah yang sedikit kebingungan. "Maaf, apa Shoukan (小官 ) salah berkata?" Ia menepuk pelan punggungmu, mengusapnya perlahan.

"Astaga, bukan." Kamu mengusap air mata. Beralih menabrak pria yang berada tepat di sisi, memeluknya erat. "Aku hanya senang kau mengatakannya," pengakuanmu.

"Berarti ... Shoukan (小官) diterima?"

Kamu menampakkan senyum seindah rembulan atas pertanyaannya.

▅▅▅▅▅

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top