42. Gairah
Sudah seminggu ini aku dirumah saja. Tidak melakukan kegiatan yang berarti. Terkadang , Helen , Nissa dan Debby datang kerumah. Lumayanlah , menghilangkan kebosanan yang sudah mencapai ubun-ubun.
Kami juga karaoke dirumah. Semenjak Mario tahu aku bisa bernyanyi , bahkan suara ku memang bagus , Ia membuat satu ruangan khusus untuk karaoke.
Dan Mario masih tetap mengalami morning sickness nya. Malangnya suamiku itu harus mengalami hal seperti itu. Sedangkan aku , menikmati kehamilan ini. Aku bisa memakan apapun yang kuinginkan tanpa merasa mual dan pusing.
Tapi sedikit saja yang aneh , aku jadi tidak suka jus strawberry. Mario yang menyukai , bahkan sangat.
Aku sekarang menyukai jus alpukat. Bahkan hanya memakannya tanpa tambahan apapun juga aku sangat menyukainya.
Hari ini , aku akan pergi ke Mall bersama Helen , Nissa tanpa Debby. Debby sedang disibukkan oleh proyek ke tiga dari Regan. Ya , Regan tetap memutuskan untuk bekerjasama dengan kantor Mario. Karena bagaimanapun , menurut Regan , kualitas yang diberikan oleh kantor Mario memang tidak main-main. Terlepas dari sebuah kesalahpahaman yang pernah kami lalui bersama.
Regan sangat profesional. Tidak mencampuri urusan pribadi dengan urusan pekerjaan. Aku salut padanya. Semoga ia mendapat wanita yang baik-baik dan tulus padanya.
Sore hari aku sudah standby di Mall tempat kami janjian. Yang datang pertama kali tentu saja aku. Secara , aku ini kan pengangguran akut.
Sedangkan Helen dan Nissa belum datang , mereka akan datang setelah jam kerja mereka habis.
Aku sudah meminta ijin dengan Mario tentu saja. Itu adalah hal paling krusial. Jika tidak ijin terlebih dulu padanya , tentu saja ia akan marah besar.
Drrrtttt...... Drrrtttt
Suara ponselku.
"Iya sayang?" Aku.
" Kamu udah di Mall?" Mario
"Sudah dari 15 menit yang lalu. Kenapa?"
"Jangan kebanyakan ngobrol sampai lupa makan ya. Kalau bisa makan yang rebusan saja , seperti shabu-shabu."
"Iya , nanti aku makan yang rebusan aja. Kamu lagi apa?"
"Masih dikantor sama Debby , masih belum kelar berkas punya Regan."
"Hubby jangan telat makan ya. Minta delivery saja sama Debby."
"Kamu tenang saja. Aku aman kok. Ya sudah , enjoy your time sweety."
"Thanks by. See you at home." Aku menutup ponselku.
10 menit kemudian , Helen dan Nissa datang. Kami menikmati malam ini dengan bergosip. Tentu saja gosip yang sedang hangat di kantor. Mulai dari Theo si playboy kelas teri sampai gosip hamilnya seorang wanita dari tim finance yang katanya akibat 'kecelakaan'.
Aku makan shabu-shabu , menurut dengan ucapan Mario. Kami belanja ke supermarket dan aku membeli berbagai macam buah termasuk buah strawberry kesukaan Mario , untuk saat ini.
Pukul 20.00 pm aku sudah dirumah , Mario juga sudah disini sejak pukul 19.40 pm.
Selesai membersihkan diriku dan memakai lingerie , aku naik ke ranjang. Bukan maksudku untuk menggoda Mario ya.
Selama hamil , aku selalu merasa kepanasan padahal dikamar pendingin ruangan sudah minus.
Aku menunggu Mario yang berada diruang kerjanya.
Kasihan sekali ia , jam segini masih berkutat dengan pekerjaan kantornya.
Karena kelamaan menunggu Mario , aku akhirnya tertidur.
Pukul 01.05 am dini hari , aku terbangun. Kulihat disebelah ku kosong.
Apa Mario belum tidur juga?
Aku beranjak dari ranjang dan turun menuju dapur.
Semua lampu sudah padam. Gelap , hanya sedikit cahaya dari lampu kecil berwarna kuning agar tidak terlalu gelap.
Aku mengambil minum dari dispenser dan menuju kulkas.
Tiba-tiba aku ingin makan es krim.
Ya , selama hamil , aku sangat menyukai es krim. Di kulkas sudah wajib ada stok es krim aneka rasa.
Aku mengambilnya yang cup kecil dan mengambil sendok kecil di laci kitchen set.
Saat aku sedang menyendok kan es krim ke mulutku , tiba-tiba sebuah tangan memeluk pinggangku dari belakang.
Dari wangi tubuhnya aku sudah tahu siapa pemilik tangan itu.
"Lapar, huh?" Tanyanya sambil menempelkan dagunya di ceruk leherku.
"Hmm.... Kamu belum tidur?" Aku masih saja menyuap es krim tersebut.
"Tadi aku ketiduran di ruang kerja."
Mario memutar tubuhku hingga sekarang aku sudah menghadap wajahnya. Dia masih merangkul pinggangku , kini semakin erat. Tubuh kami menempel dan aku sudah merasakan sesuatu dibawah sana yang sedang menegang.
FYI , saat ini Bu Jum sedang pulang kampung dikarenakan cucunya sedang sakit. Jadi dirumah ini hanya ada aku dan Mario saja. Sedangkan security sedang berjaga didepan dan tidak akan masuk kesini.
Mario membawa ku dekat meja makan masih dengan merangkul pinggangku. Ia mencium bibirku lembut. Es krim sudah ku letakkan di meja makan. Kami masih berdiri , bersandar pada ujung meja.
"Manis. Rasa vanilla." Ucapnya setelah melepas pagutannya.
Aku melepaskan tangannya dari pinggangku.
"Jangan pergi!" Ucapnya.
"Sebentar." Aku
Aku membuka kulkas dan mengambil es krim yang ada tiga rasa. Aku menghampiri Mario lagi.
Mario menarikku kembali hingga tubuh kami menempel. Dia mencium bibirku lagi dengan lembut. Turun ke ceruk leherku , lalu menjilat cuping telingaku.
Ahh, ini benar-benar___ menggairahkan.
Aku buka kaos putihnya. Terlihat perutnya yang penuh dengan otot-otot sexy nya dan dadanya yang bidang. Tempat selalu ku bersandar saat tidur dengannya.
Mario mengangkat dan mendudukkan diriku diatas meja makan. Lalu dengan sigap ia mencium kembali leherku. Namun segera kutahan.
"Kenapa?" Tanyanya , netranya sudah menggelap dipenuhi kabut gairah.
Aku tidak menjawabnya , aku ambil es krim disampingku tadi yang baru kuambil. Aku sendokkan es krim tersebut ke dadanya. Ia terkejut. Karena dingin.
Aku menjilat es krim tersebut sampai bersih.
"Hmm , enak. Rasa cokelat." Aku tersenyum jahil.
Ia hanya terkekeh melihat tingkahku. Kusendokkan kembali es krim ke perutnya , kujilati kembali sampai bersih.
Ia menggeliat dan mendesah pelan.
"Rasa strawberry , enak juga." Ucapku lagi.
Ia hanya tersenyum. Aku menurunkan sedikit celana trainingnya , aku sendokkan kembali es krim dan menaruhnya di atas dekat juniornya. Ia gelisah dan mendesah.
"Love , ahh... Cepatlah ini dingin." Ucapnya tak sabar.
Aku tersenyum jahil. Senang mengerjainya.
Aku jilati lagi es krim tersebut dengan gerakan pelan dan lambat. Sangat lambat. Ia mendesah dan mencengkram rambutku keras. Ia menarik rambutku hingga aku mendongak menatapnya , oh tidak! Mario sudah sangat bergairah.
Mario menyeringai menatapku , aku agak meringis merasakan tarikan tangannya dirambutku. Ia memagut bibirku dengan rakus , menekan tengkukku hingga ia semakin dalam memagut bibir ini.
Lalu turun ke leherku , ia menggigit bahuku. Aku melenguh. Mario makin gencar tangannya sudah kemana-mana menjamah seluruh bagian tubuhku. Ia menarik paksa lingerie ku hingga robek.
Aku mendorong tubuhnya hingga pagutannya lepas kembali. Napasku tersengal-sengal , begitupun dengannya.
"Kenapa di robek?! Mahal itu!" Aku melotot melihatnya lalu melihat ke arah lingerie ku di lantai yang keadaannya sudah naas.
"Nanti beli lagi!" Mario menggigit bahuku kembali dan merebahkan diriku di meja ini. Kakiku menggantung , hanya badanku saja yang dibaringkan di meja makan. Mario dengan cepat menurunkan celananya dan terlihatlah ada sesuatu yang sudah menantang.
Tanpa basa - basi lagi , Mario memasukkan juniornya ke intiku.
"Ahhh...." Desahku saat merasakan itu. Ia memompa dengan kencang , seluruh tubuhku bergerak tidak karuan akibat guncangannya.
"Pelan sayang ___ ahh." Aku mengingatkan Mario.
"Ya , maaf __ aku sudah tidak tahan ahhh" Mario mulai melambatkan gerakannya , sembari tangannya meremas payudaraku yang sedang bergerak akibat guncangannya tadi.
"Love , ahhh __ ini nikmat. Sangat___ hhh" Racaunya.
Aku diam , hanya desahan saja yang kukeluarkan. Merasakan kenikmatan ini. Mario terus memompa ku tanpa henti. Tubuhku bergetar , menandakan akan mencapai klimaks. Saat klimaks itu datang , aku sedikit mengangkat punggungku hingga payudaraku naik menghadap ke Mario , ia lalu memainkan pa***araku. Aku mencengkram rambutnya kencang.
Mario tahu aku sudah mendapatkan klimaks ku. Ia melepaskan penyatuannya dan membalikkan tubuhku , hingga sekarang aku tengkurap di meja ini , kakiku menapak dilantai. Mario kembali memasukiku dari belakang.
"Ahhh , Mario." Lagi-lagi lenguhanku keluar. Mario sangat hebat , definisi pria perkasa ada didalam dirinya. Menurutku.
Mario terus menggerakkan juniornya tanpa jeda.
"Shit! Ini lebih ahh __ nikmat sweety." Mario memukul bokongku. Aku kaget namun sepersekian detik kemudian aku melupakannya , kenikmatan itu terus dipompa olehnya. Aku tidak sanggup menahannya.
"Mario __ ahh __ akuhh ___"
"Sabar love __ ahhh sama-sama kitahh"
"Shit! Love. Ini ___ luar biasa ahhh" Mario terus saja meracau , aku tidak menanggapinya.
"Ahhh __ love __ akuhh"
"Iya ayo!" Mario
Mario semakin mempercepat memompaku.
"Oooh Mikaaa.... Ahhhh"
Mario mencapai pelepasannya. Aku terkulai lemas setelah mencapai pelepasan kedua ku. Mario ambruk di punggungku. Napas kami masih tersengal-sengal. Setelah mengatur deru napasnya , Mario melepaskan penyatuannya.
Cairan putih mengalir pelan dari intiku hingga turun ke paha. Mario mengambil tissue dan mengelapnya. Lalu ia menggendongku ala Brydal dan menaiki tangga hingga sampai dikamar kami.
"Mau kumandikan?" Tanyanya saat kami sudah dikamar.
Aku mengangguk lemah. Mario tersenyum dan mengecup keningku.
Dan selanjutnya kami mandi air hangat yang mengalir dari shower. Kami benar-benar mandi dalam artian sebenarnya. Tak ada tambahan permainan lagi.
Setelahnya kami tidur dibawah selimut tebal yang lembut dan aku seperti biasa , bersandar di lengan kekarnya dan ia mendekap ku dengan erat.
"Good night sweety." Mario mengecup keningku.
Kami larut dalam mimpi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top