38. Merindukannya (juga)

Part khusus sudut pandang Mario

Sialan!
Brengsek!
Aku tidak bisa tidur semalaman , memikirkan istri kecilku.
Ya Tuhan! Dimana dia? Sungguh ku menyesal!

Semalam aku pergi mencarinya , ke tiap sudut komplek perumahan ini. Pak Rustam sudah kusuruh mencari juga dan bertanya pada Helen , Debby dan Nissa. Orang-orang terdekatnya. Namun nihil.
Mika sama sekali tidak menghubungi mereka. Ponselnya pun dari sore sudah mati. Entahlah , ia sengaja matikan atau memang mati karena habis daya.

Semalam aku mencoba telpon Pak Yanto , siapa tahu ia menginap dirumah ibunya. Ternyata tidak ada. Pagi ini pun aku mencoba menelpon kembali Pak Yanto , tetap Mika tidak mengunjungi ibunya. Berarti ibunya tidak tahu masalah ini.
Ya Tuhan! Tolong aku.

Sungguh betapa bodohnya aku , dengan mudahnya menyuruh ia pergi. Tanpa memedulikan perasaannya.
Tapi emosiku mengalahkan segala pikiran ku.
Aku rebahkan diriku ke kasur , Kupejamkan mata. Selalu bayangan Mika yang muncul , tawanya , senyumnya , wajah polosnya , wajah jahilnya bahkan sampai tatapan sexy nya berputar di kepalaku.

"Woy! Lo gue panggil dari tadi. Kenapa Lo bro? Kusut banget?" Tiba-tiba suara Miko berada di kamarku

"Kenapa enggak ketok pintu dulu sih Lo ,nyet!" Aku

"Gue udah dari tadi ketok pintu , enggak Lo jawab , setan. Gue takut Lo lagi ena-ena sama Mika." Tawanya

"Ena-ena apaan! Mika pergi!"

"Pergi? Kemana?" Dia duduk disampingku yang masih rebahan

"Gue usir dia kemarin."

"Whoooo , elo udah bosen sama dia? Jangan diusir , kan udah gue bilang , gue bakal terima dia"

"Anj*Ng!! Otak Lo! Emang bini gue barang!  Jangan berpikiran kayak gitu lagi!"  Aku menatapnya tajam

Dia hanya tertawa.

"Terus elo udah nyari dia kemana aja?" Miko

"Gue buntu , enggak tahu lagi dia bakal kemana. Dirumah ibunya juga enggak ada. Sialan! Kenapa gue ngusir dia?" Aku bangun dan menarik kasar rambutku

"Elo enggak tidur dari semalam?"

"Gue enggak bisa tidur! Entah dia lagi apa sekarang? Lagi dimana? Udah makan belum? Enggak tenang banget gue"

"Elo mandi lah , biar segar. Berantakan banget muka Lo. Biar bisa berpikir jernih." Saran Miko

"Masalahnya apaan sih?" Miko

"Gue dikirimin foto-foto dia lagi pelukan sama Regan. Bahkan makan siang romantis sama si Regan. Regan juga kemarin kesini pas gue dikantor. Dia kasih Mika jam tangan mahal. Kata Mika itu hadiah perpisahan dari Regan. Gimana enggak gue emosi dengernya!"

"Elo udah selidiki itu foto-foto darimana? Siapa yang kirim ke Lo? Kenapa itu orang punya foto-foto Mika dan Regan?" Miko menjabarkan

Ya , aku tidak terpikir seperti itu! Aku langsung emosi saat menerima pesan berupa foto-foto itu.

"Iya bener. Gue enggak kepikiran kesitu. Sialan!" Aku beranjak dari kasur

"Gue mau mandi dulu , mau nyelidikin semua ini dulu. Thanks bule"

"Elo butuh orang-orang gue enggak? Gue lagi berbaik hati nih." Tawar Miko

"Boleh. Tolong selidiki siapa yang dapetin itu foto-foto Mika dan Regan. Regan sekarang enggak bisa dihubungi sama sekali , makanya gue buntu banget."

"Ya udah , gue mandi dulu. Elo mau kemana?" Aku

"Biasa , ada bisnis kakap besar. Gue cabut deh. Nanti orang gue bakal hubungi elo. Standby ponsel Lo!" Miko pamit dan keluar dari kamarku.

Sekitar tiga puluh menit aku berendam. Merileksasikan  seluruh tubuh , lelah tidak terkira.
Setelah rapi , aku turun menuju ruang makan.

"Tuan , mau sarapan apa? Ibu tadi bikin nasi goreng ayam suwir aja." Bu Jum

"Boleh Bu , tolong siapkan" Aku

Lalu Bu Jum menyiapkan nasi goreng dan meletakkannya didepanku.

"Tuan , tamu kemarin yang namanya Pak Regan , baru pertama kali datang kesini. Non Mika enggak ijinin Pak Regan masuk kedalam , katanya suaminya enggak ada dirumah , jadi Non Mika tidak mau lancang membawa tamu pria asing."

"Maafkan Bu Jum kalau ikut campur. Tapi Bu Jum kasian sama Non Mika , kemarin si Non belum makan sama sekali , jusnya juga belum sempat dia minum. Saya kepikiran." Lanjut Bu Jum

"Iya Bu Jum , makasih sudah memberi tahu saya. Saya mau mencari dia lagi habis ini."

Bu Jum kembali ke dapur dan aku melanjutkan sarapan ku. Ah Mika , sudah makan belum dia?

Mika , sabar sayang. Aku pasti menemukanmu.

Kuselesaikan sarapanku dengan cepat. Aku sudah tidak mau membuang waktu lagi. Aku ingin secepatnya menemukan Mika berada.
Saat akan berjalan ke pintu utama , mendadak perutku mual. Oh tidak , jangan lagi.
Aku berlari secepatnya ke wastafel didapur.
Memuntahkan semua isi perutku. Baru saja kumakan nasi goreng dan menu itu kembali keluar dengan bentuk yang sudah menjijikkan.

Kuseka mulutku , lemas sekali.

"Tuan masuk angin?" Bu Jum datang membawa botol minyak angin.

"Entahlah Bu , sudah ada seminggu lebih saya muntah terus setiap pagi. Tapi setelahnya badan sehat lagi." Aku menerima minyak angin dari Bu Jum dan menghirupnya dalam-dalam.

"Aneh sih , kayak orang ngidam aja Tuan." Bu Jum menggeleng-gelengkan kepala seraya kembali ke belakang.

Aku langsung keluar dan segera memasuki mobilku. Kujalankan mobilku menuju kantor. Saat di pos satpam , mobilku diberhentikan oleh seorang satpam.

"Pak Mario, emm ,maaf sebelumnya..." Ucap terbata seorang satpam padaku. Dia merasa ingin mengatakan sesuatu , namun seperti merasa tidak enak.

"Iya ada apa pak? Bicara saja."

"Itu ___ anu ___ kemarin kan Non Mika pinjam uang saya , katanya mau ke minimarket tapi dompetnya ketinggalan. Uangnya si enggak seberapa __ tapi sekarang saya lagi butuh. Dari tadi nungguin Non Mika , tapi belum muncul-muncul. Maaf loh Pak Mario kalau saya enggak sopan" jelasnya

"Ooh , kirain ada apa? Istri saya pinjam berapa ke Bapak?"

"Cuma tujuh puluh ribu kok Pak."

"Kemarin dia ke minimarket sendiri atau sama temannya?" Selidikku

"Sendiri Pak. Non Mika , nunggu taksi di minimarket."

"Oh , oke Pak. Ini uang gantinya ya."

"Ini banyak amat Pak?" Dia kaget aku memberinya uang tiga ratus ribu

"Anggap saja ucapan terima kasih saya , karena sudah mau meminjamkan uang ke istri saya."

"Makasih banyak ya Pak Mario." Ucapnya tulus.

Aku hanya mengangguk dan segera kulajukan mobilku.

Ya Tuhan! Mika , dimana kamu?
Kemana kamu naik taksi sendirian?

Terdengar lagu diputar dari radio

Oh, pas sekali dengan apa yang kurasakan kini. Semakin mendengar liriknya semakin rindu aku dengan istriku.
Rasa bersalah kian menusuk hatiku.

❤️❤️❤️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top