32. Apology Accepted
P
art khusus sudut pandang Mario
Ah lelahnya. Akhirnya pertemuan dengan Pak Dayat dan Pak Leo selesai. Mereka sudah pulang. Malam ini benar-benar melelahkan.
Kusandarkan tubuhku di kursi restoran ini. Menghela napas panjang.
Kuambil ponsel yang tergeletak dimeja. Sengaja ku mode silent. Dengan maksud agar fokus ku tidak terpecah ke hal lain.
Kulihat banyak sekali chat dan telepon. Yang pertama kubuka tentunya nama kontak 'my beloved wifey'.
Kubuka chat nya. Aku terbelalak melihat foto dirinya yang dia kirim. Dia pergi ke pesta ulang tahun temannya dengan memakai rok sependek itu.
Yang sialnya itu menambah ke-sexy-annya.
Sial!! Cantik banget punya istri.
Anugerah sekaligus bencana.
Banyak mata yang akan terpana melihatnya secantik dan se-sexy itu. Apalagi masih muda begitu.
Sial! Sial! Sial!
Kubuka dasiku dan beberapa kancing kemeja atasku. Entahlah tampilan ku sudah kusut kurasa.
Aku merutuki kebodohanku karena membuat ponsel ini tidak bersuara. Aku segera beranjak pergi dari restoran ini. Menuju mobilku.
Sepanjang jalan , aku menelepon Pak Yanto yang mengantar Mika pergi tadi. Kutanyakan alamat pesta temannya itu.
Kukemudikan mobil dengan kencang.
Rasanya lama sekali sampai ke tujuan. Sial! Sungguh menyesal aku tidak mengantarnya pergi tadi. Seharusnya aku tunda saja pertemuan tadi. Aku memukul setirku yang tidak bersalah. Rasanya frustasi memikirkan hal-hal yang kurangkai sendiri.
Akhirnya aku sampai dirumah temannya Mika. Kuparkir segera mobilku sembarangan.
Kulihat Pak Yanto keluar dari mobil menghampiriku.
"Non Mika didalam Tuan" Pak Yanto
"Ya sudah , Bapak pulang saja. Biar saya saja yang menemani Mika. Urusan saya sudah selesai." Ku normalkan suaraku agar Pak Yanto tidak curiga kalau aku begitu cemas. Takut-takut nanti Pak Yanto akan mengadukannya ke Ibu Mika.
Pak Yanto mengangguk , dia segera pergi setelah kuberikan beberapa lembar uang.
Aku segera masuk ke dalam rumah mewah ini. Dari ruangan dalam sini , sudah terdengar suara musik kencang sekali. Acaranya ternyata dibuat seperti club.
Ah club! Aku semakin khawatir.
Aku sudah berada di halaman belakang kolam renang yang disulap seperti club malam outdoor.
Aku celingukan , mencari sosok gadis , ah bukan gadis lagi. Namun wajahnya memang masih nampak seperti gadis.
Ya , anggap saja gadis.
Gadisku yang sexy itu , kemana dia? Ada dimana?
Kulihat di meja mini bar hanya ada beberapa orang saja.
"Tuh lihat si Mika! Udah kayak pelacur aja. Ngatain gue kayak pelacur tapi ternyata dia yang pelacur sekarang. Rasakan itu bi*ch!" Ucap wanita yang berpakaian minim sekali
"Tapi emang dia sexy dari dulu. Gue susah aja ngedeketin dia. Tadi juga dia udah mabuk gitu , eh malah ditahan sama laki-laki itu." Ucap seorang pria muda
"Mampus Lo! Minuman Lo udah gue campur Vodka. Ha...Ha...Ha... Hancur Lo malam ini!" Ucap sarkas wanita tadi
Sial! Siapa mereka.
Ah nanti saja kuurus mereka. Sekarang aku harus menghampiri Mika.
Dia sedang berjoget dengan seorang pria. Tapi belum jelas kulihat wajahnya , cahaya yang temaram ini benar-benar sialan!
Aku mendekat , aku sekarang berada dibelakang Mika. Mereka bergoyang mengikuti irama ,tangan pria itu mencengkram pinggang Mika dengan posesif. Tubuh mereka sudah menempel.
Pria itu akan mencium Mika.
Aku langsung menarik tubuh Mika kebelakang. Dia terhuyung jatuh dipelukan ku.
"Love ? " Dia menoleh ke arahku dan menoleh juga ke arah pria yang tadi bersamanya.
Regan?
"Kenapa kamu ada dua? Ini __ kembaranmu ? He...he...he.." Dia meracau tidak jelas. Menganggap Regan adalah diriku? Sialan , apa Mika sudah menciumnya duluan tadi?
"Mario?" Regan terkejut melihatku
"Dia istri gue!" Aku langsung memberitahunya tanpa menunggu kata-kata apapun dari mulutnya.
"Gue mau bawa dia pulang" Tanpa menunggu jawaban darinya , aku segera pergi meninggalkan pesta itu. Tak peduli dengan tatapan syok Regan.
Aku membopongnya dengan perlahan.
Mika , selalu saja membuat jantungan.
Aku memasangkan seatbelt di tubuh Mika. Dia sudah melantur tidak jelas bicaranya.
Aku segera mengemudikan mobilku menuju rumah.
Lihat saja , nanti akan aku hukum dia karena ini.
Sesampainya di rumah , aku segera menggendong Mika ala Brydal. Bu Jum , segera menghampiriku.
"Tuan , Non Mika kenapa?" Bu Jum terlihat panik
"Bu Jum , tolong bawakan air hangat di baskom dan handuk kecil. Lalu buatkan air mineral hangat ke kamar saya" ucapku
Bu Jum hanya mengangguk.
Aku segera membawa Mika ke kamar.
*
*
*
Aku terbangun dikasur yang empuk dan nyaman. Aku buka perlahan mataku. Ku rasakan berat di bagian perutku. Ada tangan yang melingkar di perutku. Tiba-tiba saja aku merasa mual. Aku segera beranjak dari kasur dan menuju toilet.
Kumuntahkan semua di wastafel. Oh, apa ini?
Setelah selesai mengeluarkan isi perutku , aku segera menggosok gigiku dan berkumur. Menghilangkan bau tidak sedap akibat muntahan tadi.
Menjijikan.
Kulihat diriku di pantulan cermin wastafel. Aku sama sekali tidak memakai baju. Hanya bra dan celana dalam saja.
Siapa yang membawaku pulang?
Ah Mario! Apakah dia marah?
Aku segera keluar. Kulirik jam didinding , masih pukul 02.00 dini hari. Menuju ranjang ku dan menarik selimut untuk menutupi tubuhku.
"Masih pusing kepala mu?" Tanya Mario dengan suara serak khas bangun tidur.
"Lumayan. Aku kenapa? Padahal aku hanya minum cola di pesta Jenika."
Mario mendekat padaku , dia memelukku. Aku menenggelamkan wajahku didadanya. Lalu dia melonggarkan pelukannya. Dia menyeringai aneh. Aku bingung.
Lalu dia tarik bra ku hingga lepas dan terpampang lah dengan nyata payu*dara ku.
"Ahh, hubby mau apa?" Aku menutup asetku ini dengan kedua tanganku.
"Buat apa ditutupi, huh?"
"Aku ngantuk"
"Kamu tidak dalam posisi tawar menawar denganku. Malam ini kamu nakal ya , berdansa dengan pria asing , berpelukan dan hampir berciuman. Atau mungkin sudah? Aku enggak tahu. Dan memakai rok pendek , sehingga terlihat semakin sexy."
"A _ aku kan sudah chat kamu , tapi enggak ada balasan."
"Tapi seingatku , aku tidak berciuman dengan pria lain. Seingatku aku berdansa denganmu,aku memelukmu dan kamu hampir menciumku , kalau saja......." Aku langsung diam. Sepertinya aku mulai sadar.
"Apa mungkin laki-laki itu bukan kamu?" Oh tolong Tuhan , semoga jawabannya adalah dia.
"Bukan!"
Deg!
Ya ampun. Siapa saja tolong aku!
"Love , aku minta maaf. Aku enggak tahu kenapa denganku semalam. Aku yakin aku hanya meminum cola."
"Permintaan maaf harus diiringi dengan tindakan!"
Aku paham maksudnya. Aku mencium bibirnya dengan perlahan. Dan kutempelkan tubuhku padanya. Ku masukkan tanganku ke dalam kaosnya dan mengelus dada bidangnya dengan perlahan dan lembut.
Dia mulai mengerang. Aku tersenyum disela-sela ciuman kami.
Entahlah, aku suka reaksinya saat aku mengusap dadanya itu.
Tangannya kini sudah mulai melepaskan celana dalam ku. Posisinya kini sudah diatasku tanpa melepaskan pagutan kami yang semakin panas.
Lalu ia melepaskan pagutannya.
Ia menatapku , "apology accepted!"
Dan , ia memulai yang memang harus secepatnya dilakukan. Dini hari yang panas. Yang terdengar hanya suara kenikmatan.
❤️❤️❤️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top