28. Malam yang Melelahkan (21+)


"

Tadi kenapa kak Andri?" tanyaku.

Kami sekarang sudah dikamar. Sudah siap untuk tidur. Namun, Mario ini senang berbincang ringan Sebelum tidur.
Pasti kami selalu berbicara hal-hal yang ringan sebelum waktunya kami tertidur.

"Enggak apa-apa. Aku sedikit membicarakan mantan istrinya. Dia merasa tersinggung." Jelasnya.

Aku bersandar pada lengan Mario. Tubuh kami sudah ditutupi selimut. Dia memelukku.

"Pak Regan jadi kasih kita proyek baru itu?" Tanyaku

"Sepertinya jadi. Dia bilang , anggap saja proyek ini hadiah pernikahan darinya." Mario

"Oiya , dia enggak datang ya ke pernikahan kita?" Aku

"Dia ada di Canada pas pernikahan kita. Hari ini juga dia ke Canada lagi. Menjenguk orang tuanya Disana. Kemungkinan Jumat dia balik." Mario

"Hmm , harum." Dia mencium ceruk leherku. Namun tangannya mulai nakal bermain dipundak ku lalu turun meremas payu*daraku.

"Akh, kita tidur aja ya" ucapku sedikit melenguh karena remasannya sedikit kencang. Aku agak mendorong sedikit tubuhnya supaya tidak menempel pada ku.

"Nanti kita tidur! Aku sudah mulai , jangan menghindar!" Suaranya sedikit memerintah.
Ya , kurasa ini tidak bisa dihindari lagi. Entah di kantor , dirumah dan bahkan diranjang pun , ia suka sekali memerintah.
Hadeh!

Aku sebenarnya kalang kabut dengan sikap Mario perihal ranjang. Entahlah.
Staminanya yang luar biasa besar atau aku yang tidak bisa mengimbanginya.
Dia selalu meminta jatahnya setiap hari. Bahkan terkadang tidak tahu tempat.

"Oh ya ampun. Tadi sore kan sudah pas kita mandi. Istirahat aja ya, hubby? Please?? Kamu enggak bosen apa?" Aku memohon dengan wajah ku pasang se-memelas mungkin dan kuusap dadanya bermaksud menenangkannya.

Namun ternyata SALAH!

"Arrggh! Menggoda ku huh? Nakal ya!" Mario dengan suara yang sudah berubah serak dan lirih.

Mario langsung melumat bibirku. Dia sudah memposisikan tubuhnya diatasku , mengurungku seraya melumat rakus bibirku. Aku buka sedikit mulutku , dia langsung memasukkan lidahnya. Membelit ku yang mana itu membuatku semakin bergairah. Mungkin diapun merasakan hal yang sama.

Aku merasa melayang , pikiranku sudah kosong. Tapi entah sejak kapan tanganku sudah membuka celananya. Piyama tidurku pun sudah lepas , entah dia lempar kemana.

Mario melepaskan ciumannya. Napas kami masih memburu. Dia menatapku sensual.

"Biasanya, wanita melepas pakaian prianya dulu. Tapi kamu malah langsung melepas celana ku dulu. Apa se - pengen itu ya kamu?" Dia terkekeh menggodaku.

Aku membelalakkan mataku seraya melihat bagian tubuh bawahnya yang sudah terpampang jelas ada yang berdiri tegak menantang.

Aku malu. Aku hanya tersenyum. Lalu aku segera membuka bajunya. Aku bangun memposisikan diriku duduk dipangkuan nya. Kami duduk diranjang. Kedua kakiku mengalungkan pinggangnya. Tak usah bertanya lagi , aku sudah naked. Sama sepertinya.

Dia menyeringai.

"I'm yours. Lakukan sesukamu" ucapnya sembari memeluk pinggangku erat.

Dada kami sudah saling menempel. Ada sensasi menggelitik saat aku duduk diatasnya. Yang tegang itu menyentuh pahaku. Membuat kulitku meremang.

Mario kembali menggigit leherku hingga turun ke dadaku. Aku menarik rambutnya kencang. Tak tahan dengan sensasi yang dia berikan. Aku menggigit telinganya. Dia mengerang.

Ouh! Tolonglah. Aku benar-benar sudah tidak bisa mengontrol diriku. Ini seperti bukan diriku. Aku tidak pernah seliar ini.
Atau mungkin memang inilah aku?

Ah , tanpa menunda lagi. Aku melakukan yang harus kulakukan. Dia memejamkan matanya seraya mendesah nikmat. Aku apalagi.
Dia menopang bokongku , aku bergerak naik turun. Dengan ritme lambat. Kunikmati ini. Aku mengalungkan kedua lenganku dilehernya. Kami saling tatap.
Dia tersenyum , matanya penuh gairah.
Ini terlalu nikmat. Kurasakan rasa itu sampai ke ubun-ubun ku.

Semakin lama , ritme naik turunku semakin ku percepat.

"Yes , baby. You learn quickly" Mario

"Ouh by , aku ... ahh Mario." Racau ku tersendat. Tidak tahan dengan rasa didalam tubuhku.

Gerakan ku semakin cepat. Semakin menggila. Mario mengerang kencang. Aku gigit pundaknya. Lalu kenikmatan itu keluar dari intiku.
Lega rasanya. Mario menyeringai kembali.

"Good job honey" Mario mengangkat tubuhku yang lemas. Dia membalikkan tubuhku. Sekarang aku sudah dalam posisi menungg*ng.
Ah tentu saja ini belum selesai.
Mario harus menyelesaikannya.

Dia kembali melakukannya tanpa menunda terlalu lama.
Dia hentakkan perlahan. Kenikmatan itu datang lagi.
Rasanya kepalaku pusing sekali. Aku tak tahan dengan rasa nikmat ini.
Ini luar biasa.
Dan juga liar.

Semakin lama hentakan itu semakin cepat. Aku berpegangan pada kepala ranjang.
Ya ampun! Rasanya ada yang mau meledak Disana.

Mario meracau , memanggil namaku berulangkali.
Erangan Mario cukup keras. Ah tidak , kepalaku pusing sekali.
Aku mau keluar lagi.

"Aku __ Baby __ arrggh," Mario.

Akhirnya pelepasan kami pun terjadi. Pendingin ruangan dikamar ini benar-benar serasa tidak berguna.
Aku masih tengkurap sambil memejamkan mata dengan napas yang masih memburu. Mario disampingku , dia membenarkan rambutku yang berantakan akibat pergulatan liar kami.
Ia selipkan rambut panjangku ke belakang telingaku.
Ia usap pipiku dengan lembut , ia kecup pipiku.

"Terima kasih honey , my little wifey" Mario mengusap punggungku. Aku masih memejamkan mataku.
Nyaman.

Lalu aku merubah posisiku. Aku memeluknya , kepalaku bersandar dilengan kekarnya. Dia berkali-kali mencium pucuk kepalaku lalu diusapnya kepalaku.
Aku senang merasa dicintai sebegini besar olehnya.
Entah kebaikan apa yang aku lakukan di masa lalu , sehingga Tuhan mengirim laki-laki ini.

"Aku suka kamu malam ini. Gerakanmu aktif" Mario

"Akh , stop! Jangan dibahas. Itu tadi bukan diriku" Aku malu

"Tapi serius , aku suka kamu seperti itu. Kamu sexy." Mario mengangkat daguku dan dia mencium bibirku lembut.

"Tidurlah" Mario menyelimuti tubuh kami dan mematikan lampu kamar dengan remote. Yang tersisa hanya tinggal pencahayaan dari lampu tidur diatas meja samping tempat tidur kami.

Ya , malam ini memang melelahkan. Lelah penuh kenikmatan.

*

*

*

Pagi ini kami sarapan sandwich berisi telur dan sayuran. Setelah selesai , aku mengikatkan dasi di kemeja Mario. Ia menarik pinggangku, sehingga tubuh kami menempel.

"Aku sungguh bahagia setiap hari melewati pagi bersamamu seperti ini. Jangan pernah pergi dari sisiku." Mario

"Justru seharusnya itu kata-kata ku. Jangan pernah pergi dari sisiku" Aku

Dia mencium bibirku lembut. Bukan ciuman penuh nafsu. Ini ciuman penuh cinta. Aku membalasnya.

Hari ini aku tidak pergi ke kantor. Pekerjaan kantor akan aku kerjakan nanti dirumah. Hari ini aku mau ke kampus dulu. Mengurus beberapa hal.

"Dari kampus aku mampir ke ibu ya? Boleh?" Tanyaku

"Iya."

"Oiya , hari Jumat malam aku mau ke undangan pesta ulang tahun temanku. Hubby antar aku ya?"

"Aku usahakan. Teman mu yang mana?"

"Teman semasa SMA. Perempuan," Jelasku.

"Okay. Apapun buat mu. Yang penting , aku yang antar jemput kamu"

Aku mengecup pipinya. Aku antar dia sampai halaman depan. Pak Rustam sudah menunggu.

❤️❤️❤️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top