21. Doa Karena 2pcs Louboutin

Setelah aku keluar dari ruang ganti. Aku menuju kedepan , tempat Miko tadi duduk.

Kulihat dia sedang duduk santai menunggu , namun ada beberapa pasang sepatu wanita berjejer disana.

"Mika , kemarilah. Coba ini" Miko

Aku menghampirinya lalu duduk di sofa depannya. Ia menyodorkan aku beberapa sepatu heels kepadaku. Semua bagus-bagus dan pastinya mahal.

Ada beberapa warna yang ia pilihkan untukku. Tapi aku tertarik dengan warna pink blink-blink.

Aku langsung mencoba memakai yang berwarna pink itu. Cantik. Aku suka.

"Cantik" Miko berucap.

"Coba yang ini juga." Ia menyodorkan satu lagi sepatu dengan motif yang unik dan lebih Colourful.

Aku memakainya. Pas dan cantik juga.

"Cocok." Miko hanya mengatakan itu.

"Saya ambil dua itu ya , tolong disiapkan" perintah Miko dengan pegawai yang ada disana. Pegawai tersebut dengan cekatan mengambilkan yang baru dan segera menyiapkannya.
Miko memberikan kartu kreditnya pada pegawai tersebut.

Setelah selesai , kami segera keluar dari butik tersebut. Gaunku dan tuxedo milik Mario akan segera dikirimkan saat hari pernikahan beserta make up artist profesional dari butik ini.

Kami sekarang berada di mobil , menuju rumah Mario.

"Ini buatmu" Miko menyodorkan paper bag yang isinya sepatu-sepatu cantik tadi untukku.

"Ah , beneran ini kak?" Tanyaku sumringah.

"Iya. Memangnya aku beli itu buat kupakai?!" Miko mulai dengan aksi mengesalkannya.

"Terima kasih. Mika pikir tadi buat kekasih kak Miko." Ucapku

"Aku belum punya seseorang yang bisa kuajak serius" balasnya

"Makanya kak bule jangan sering ke club. Cari wanita yang baik-baik."

"Ada satu gadis yang aku sukai" ucapnya

"Hah?! Benarkah? Siapa kak? Rekan kerja ya?" Aku penasaran dengan kisah cinta si bule satu ini. Dia penganut ONS.
Memangnya melakukan sex dengan orang yang tidak kita kenal itu enggak risih ya?
Masih ada orang yang melakukan sex tanpa cinta , bahkan banyak sekali. Aneh.

"Bukan" jawabnya

Aku diam. "Partner ONS?" Tanyaku penasaran.

"No! Sudah kubilang kan dia gadis. Kemungkinan dan aku yakin dia masih gadis."

"Jadi , kak bule belum berhubungan dengan gadis ini sama sekali?"

"Belum. Aku tidak bisa mendekatinya secara intim. " Miko

"Dia akan menikah." Lanjutnya lagi

"Hmm , mau saran?" Tanyaku seakan-akan aku adalah pakar percintaan.

"Apa saranmu?" Miko menoleh kearahku sambil terkekeh , lalu kembali menatap jalanan kedepan fokus menyetir.

"Jika memang kak bule mencintainya , utarakan perasaan kakak padanya. Persoalan dia akan menerima atau enggak , itu urusan belakang. Siapa tahu dia jadi bimbang dan akhirnya memilih kak bule." Ucapku

"Seperti di film-film romance , nanti mempelai wanitanya kabur dengan gaun pernikahannya. Lalu berlari menghampiri kak bule." Lanjutku dengan membayangkan adegan tersebut.

"Otak kamu diracuni film romance enggak guna!" Miko

"Kalau gadis itu memilihku , aku akan membuat calon suaminya terluka"

"Kalau kak bule masih memikirkan calon suaminya , ya lebih baik tidak usah mengungkapkan perasaan padanya." Aku

"Tapi , semua orang layak bahagia. Pasti nanti kak bule mendapat wanita yang lebih baik dari gadis itu." Aku menghiburnya.

Ia menoleh padaku lama dengan wajah tanpa ekspresi. Aku mengatakan tadi dengan tersenyum , membuat agar suasana hatinya lebih baik.

"Ya , kau benar. Aku pasti akan mendapatkan wanita yang lebih baik. Kamu mau mendoakan ku?" Miko akhirnya buka suara

"Semua yang Mika kenal , Mika doakan. Tapi karena hari ini Mika dapat dua pasang Christian Louboutin , Mika bakal doain kak bule biar dapat jodoh yang baik dan setia." Ucapku dengan cengiran kuda.

"Huh , harus dengan sogokan dulu ya biar dapat doa tulus?"

"Aku berdoa selalu tulus , hanya saja hari ini doa untuk kak bule akan lebih panjang dari biasanya."

Kami tertawa keras.

Tak terasa , kami sudah sampai di rumah Mario. Aku langsung masuk dan melenggang ke dapur.

"Kamu sudah chat Mario , kalau kita sudah disini?" Tanya Miko dari ruang tengah.

"Sudah kok." Aku

Aku bergegas membuatkan kue. Aku enggak akan memasak , karena Bu Jum sudah memasak menu makan malam untuk kami. Tinggal kami hangatkan saja.

Sekarang sudah pukul 18.00 , Mario memang mengatakan akan pulang terlambat.
Sore ini , aku membuat brownies bakar. Aku segera membuatnya tanpa membuang waktu ,jadi semoga saja kuenya matang saat Mario pulang nanti.

Semenjak Mario tahu aku suka membuat kue , dia mulai belanja kebutuhan bahan-bahan kue dirumahnya. Bahkan aneka loyang kue sudah dia beli. Tentu saja belanjanya bersamaku.
Mana mengerti laki-laki yang terbiasa berkutat dengan dokumen , tiba-tiba disuruh membeli perlengkapan membuat kue?

Saat brownies sudah masuk oven , aku bergegas mandi di kamar Mario.

Dengan kekuatan tenaga angin yang aku miliki , seperti *Raikage ke empat (entah mendapat kekuatan dari mana?) , secepat kilat ku pakai baju lengan panjang ku dan celana panjang hitam. Lalu bergegas turun ke dapur.
Menengok brownies ku yang masih bersauna didalam oven.
Pas!
Sudah 25 menit dan timer di oven sudah berbunyi. Kubuka pintu oven dan aku mengambil asal kain lap. Kuambil loyang brownies , namun kurang hati-hati , lenganku menyentuh loyang brownies yang panas ini.

"Awww......" Pekik ku dan setengah membanting loyang yang kupegang ke atas meja.

Entah dari mana , si bule Miko datang menghampiriku dan langsung meraih tanganku yang terkena panas tadi dan menyeret ku ke wastafel.
Ia menyalakan kran air dan membiarkan tanganku yang celaka tadi berada dibawah pancuran air mengalir.

Aku masih meringis merasakan kesakitan. Agak lama , lalu ia mematikan kran air.

Ia meniup-niup tangan ku sambil menggenggamnya.

"Ini harus pakai salep anti bakar" ujarnya

"Mika!" Suara yang tak asing terdengar di ambang pintu dapur dan ruang makan ini.

Jelas saja , kami menoleh. Aku dan Miko menoleh kearahnya.
Tatapan Mario tertuju ke kedua tangan Miko yang sedang menggenggam tangan ku yang terluka.
Miko segera melepaskan tanganku dan bersikap biasa saja. Lalu ia langsung menuju kulkas dan mengambil apel Disana dan langsung memakannya.

"Loh , kamu baru sampai?" Tanyaku sembari meniup tanganku.

"Tangan kamu kenapa?" Mario tidak menjawab ku , ia malah berbalik bertanya sambil berjalan mendekatiku.

"Tadi enggak sengaja kena loyang panas." Jelasku

"Istri Lo ceroboh" timpal Miko masih menggigit apelnya.

"Nanti pakai salep aja. Lain kali hati-hati." Mario mengecup keningku.

"Kok aku enggak dengar suara mobil kamu si?" Aku

"Gimana enggak dengar , kalian lagi pegangan tangan begitu." Mario

"Elo harus berterima kasih ke gue. Gue udah kasih Mika pertolongan pertama dengan cepat." Miko

Aku mulai sibuk memindahkan browniesku ke atas piring saji. Lalu ku potong beberapa bagian dan atasnya ku beri topping selai cokelat yang ada kacang hazelnutnya itu loh.
Hmm , yummy!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top