Part 13

"Astaga bro Lo tu darimana aja sih? Kita dari tadi panik tau ngga" ketus Arga yang langsung menghampirinya

"Loo, Nayla mana kak?" Tanya Adel

"Nayla? Bukannya dari tadi sama kalian ya?" Jawab Arthur

Merekapun saling bertatapan dan dibuat bingung oleh pernyataan Arthur

"Maksud kakak apaan sih, kan dari tadi Nayla nyariin kakak" ketus Yani kebingungan

"Iya Ar, tadi tu Nayla nyusulin Lo waktu pergi dan kami pikir kalian udah barengan" balas Kevin

"Ngga, dari tadi gue pergi sendiri dan ngga ngliat Nayla" jelasnya

Sontak semua dibuat panik oleh jawaban Arthur
"Jjaadii ... Nayla hilang?" Tangis Yani pecah dan Adel mencoba menenangkannya

"Kenapa kalian ngga larang dia sih buat ngga kehutan?" Tegas Arthur

"Ya mana kami tau kalau dia mau kehutan? Kami pikir cuma disekitaran rumah aja" sahut Arga kesal

"Haaaaa ... " Teriak Arthur dan langsung pergi meninggalkan teman-temannya

"Woi lu mau kemana?" Teriak Kevin menyusul Arthur dan disusul oleh lainnya

"Gue mau nyari Nayla" jawabnya tegas

"Kita cari sama-sama Bray, biar cepet ketemunya" balas Kevin

"Iya kak bahaya kalau sendiri" balas Adel

"Udah kalian tunggu aja disini, gue ngga lama kok lagian gue udah biasa dihutan dan sekarang tugas lu Syam, jagain mereka dan jangan kemana-mana selagi gue belum balik" tegasnya

"Tapi Ar ..." Sahut Syam

"Udah kalian percaya aja sama gue" jawabnya

"Iya deh" balas Syam pasrah saat melihat tatapan Arthur padanya dan Arthur langsung berlari mencari Nayla.

////////////

"Duh, gue dimana ni? Tolong ... Siapapun yang denger tolongin ..." Aku semakin bingung harus kemana lagi, ditambah sekarang kakiku mulai pegal dan aku memutuskan untuk istirahat dibawah pohon.

"Istirahat disini dulu kali ya, capek banget" akupun menyandarkan tubuhku dibatang pohon yang lumayan besar dan tertidur pulas.

//#//

"Nay, Nayla kamu ngapain disini sendirian?" Tanya seorang wanita yang tengah duduk didepanku

"Ratih ... Ratih tolongin, aku nyasar dan ngga tau harus kemana lagi" jelasku

"Kenapa harus pergi sendiri? Hutan ini bahaya buat kamu Nay" ketusnya dan aku hanya bisa diam

"Sekarang ikut aku ya" serunya dan ku balas anggukan, lalu aku berjalan mengikutinya ...

"Arthur? Kak Arthur ... " Teriakku saat melihat Arthur tengah berjalan dibalik semak-semak

Saat hendak memanggilnya kembali, tiba-tiba saja Ratih menarikku dan bersembunyi dibalik pohon
"Ittu Arthur, temen aku ..." Jelasku pada Ratih yang bingung dengan sikapnya

"Kamu yakin itu Arthur?" Tanyanya menatapku tajam

"Iya iituu ... Astaghfirullah aaaaku ngga salah liatkan? Itu kepala manusia?" Balasku tak percaya dengan apa yang tengah aku lihat sekarang ... Ya, sekarang Arthur tengah berjalan membawa kepala manusia dan ...

"Nopi! Itu kepala nopi? Jadi ..." Tak percaya dengan apa yang aku lihat, akupun tak sadarkan diri

////////∆)

"Nay ... Nayla ..." Teriak Arthur yang terus mencari dan memanggil Nayla, berharap agar Nayla mendengarnya.

"Aduhh Nay, Lo tu sebenarnya dimana sih ... Kenapa harus nyari gue sampai kehutan coba?" Gumamnya yang terus mencari dan mencari sampai ia berhenti pada sebuah pohon besar yang tepat didepannya.

"Nayla!" Ya akhirnya dia menemukan Nayla yang tengah tergeletak dibawah pohon dan segera ia berlari menuju keNayla.

"Nay, Nayla bangun ... Nay" panggil Arthur sembari menggoyang-goyangkan tubuhnya.

Arthur yang melihat Nayla tak sadarkan diri segera mencari cara agar dia bangun.

#####

"Haaaaaa ... Dasar pembunuh! Ternyata selama ini Lo yang sembunyiin Nopi dan udah ngebunuh dia ... Dasar!"

"Ha, bunuh Nopi? Wait maksud Lo apasih?" Seru Arthur yang terkejut oleh teriakan Nayla

"Plaakkk!" Sebuah tamparan mendarat dipipi Arthur

"Arrghhh ... Maksud Lo apasih? Kenapa tiba-tiba bangun langsung main nampar orang!" Geram Arthur kesal dan mengelus pipiny yang ditampar oleh Nayla

"Udah ngaku aja, Lo kan yang bunuh Nopi? Gue udah liat sendiri ... Sini Lo dasar ... Plak plak plak" seruku sembari memukulinya dan kali ini kupastikan dia ngga akan lari

"Wait wait, woi sadar!" Teriak Arthur yang membuatku sedikit gugup dan langsung diam.

"Nih minum dulu" balasnya sembari memberiku sebuah botol berisi air minum dan segera ku ambil lalu ku minum, kini diriku terasa sedikit lebih tenang.

"Udah tenang?" Tanya Arthur dengan tatapan tajamnya

"Eeee ... Hehehe maaf kak tadi ... Eee tadi gue ngigau yaa hehe" balasku sedikit gugup dan merasa bersalah karena sudah memukulinya tadi

"Udah? Emang Lo tadi mimpi apa ha, sampe mukulin gue kayak gini emang you pikir ngga sakit apa?" Ucap Arthur kesal

"Ngga tau, pokoknya tadi mimpinya serem terus kayak nyata lagian tadi udah minta maafkan!" Seruku sedikit malu

"Alah, udah lah nanti aja ceritanya sekarang kita pulang kasian anak-anak pada nungguin" ketusnya dan kami beranjak pergi dari tempat ini

"Ya habisnya ngapain coba pake pergi dan ngilang gitu aja" dumelku kesal

"Lagian yang nyuruh Lo buat nyariin gue siapa sih? Ngga adakan?" Balasnya yang membuatku terbelalak malas

"Ya ngga ada sih ... Tapi, ngapain coba tadi pas sarapan pergi gitu aja?" Tanyaku balik

"Ngga" jawabnya yang membuatku semakin malas dengannya

Akupun terus berjalan mengikuti setiap langkah Arthur dan berharap semoga saja jalannya benar dan tidak membuatku tersesat lagi.

"Kak, ini bener ngga sih jalannya kok hawanya aneh banget kyk belum pernah dijajah manusia" tanyaku merinding karna seolah seperti ada yang menemani kami berjalan disini

"Kita lagi di pasar ghaib,Lo tenang aja ngga usah ngomong Mulu" jawabnya santai

"What? Pasar gha ..." Belum selesai aku bicara tiba-tiba Arthur menarikku dan yapss sekarang aku berada di pelukannya dan what!

"Yaaaa ... Apaan sih, mau nyari kesempatan ya? Udah ngaku aja" seruku kesal

"Woii lu gila ya? Siapa juga yang mau nyari kesempatan, tadi itu Lo hampir aja nabrak anak kecil" serunya berjalan meninggalkan ku

"Anak kecil? Mana ada anak kecil dan heloooo ... Kita lagi hutan kali dan Lo bilang pasar? Alah alesan doang" ketusku kesal dan berlari mengejarnya

"Jadi Lo ngga bisa ngliat mereka?" Tanyanya

Pertanyaannya itu membuatku sadar kalau dia itu indigo "ngga, ngga bisa liat" balasku

"Masa? Aneh ngga sih, waktu itu Lo bisa ngliat tanda kain merah dipohon dan sampe sekarang masih temenan sama hantu cewek yang sering ngobrol sama Lo kalau malamkan? Tapi, kok sekarang ngga bisa liat keadaan yang ada disini" gumamnya

"Ya, gue memang bukan indigo dan btw tau darimana kalau gue sering ngobrol sama dia?" Balasku

"Entahlah" jawabnya dan kini dia berjalan mendahului ku

########

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top