Pulang Naik Go-Send


"Leorio, gimana kalo kita beli rumah aja?"

"Hah?"

Dalam hitungan ketiga, satu ... tiga!

"BELI RUMAH BAPAKMU!" Leorio ngegas, "Beli rumah apaan?! Rumah barbie?! Rumah lego?!"

Gon cekikikan, "Rumah teletubbies :v"

"Heh, sejak kapan teletubbies jual rumah >:("

Gon malah ngakak selagi Leorio nyeret si bocah menuju geladak kapal. "Kenapa habis ketemu bapakmu jadinya gak waras begini, sih?" Leorio misuh-misuh, "Udah susah bapaknya dicariin, pas udah ketemu anaknya malah jadi gila."

"Ya mending beli rumah teletubbies daripada beli rumah tusuk sate," kata Gon sambil cengar-cengir, sementara Leorio makin dongkol.

"Sekalian aja beli tuh rumah kentang! Bukan cuma HP yang kentang!" balas Leorio ngawur.

Kenapa yang disebut rumah angker semua, nanti rumah darah disebut juga nih :<

Para penumpang di geladak kapal noleh ke arah Leorio sama Gon yang baru datang udah ribut. Apalagi pas duo sering gila itu nyamperin Ging yang molor bersama seekor burung camar yang bertengger di kepalanya untuk bertelur.

Gon dengan bangga nunjuk bapaknya kayak lagi nunjuk pahlawan bertopeng syuting film Bollywood, "Itu ayahku!"

"UDAH TAHU!" Leorio mulai hipertensi pas lihat bapaknya Gon yang asyik tidur, padahal anaknya keluyuran. 'Gue ragu kalo anaknya hilang bakal dicariin sama bapaknya,' batin Leorio sangsi.

"Ayah, ada yang baru nih :D"

Gon jongkok di samping kiri Ging sambil tampar bolak-balik muka bapaknya. "Ayah, jangan tidur di siang bolong, nanti tersambar petir!" Bocah itu ketawa-ketiwi asyik sendiri, sementara Ging malah tidur makin nyenyak.

Leorio lempar teflon ke mukanya juga gak bangun tuh orang, pengen sih tapi gak ada barangnya.

'Apa gue lempar aja orangnya, ya? Mumpung ini lagi di tengah laut supaya tenggelam, digitit ikan hiu terus ditelan paus,' pikir Leorio dengan otak kriminalnya, tapi dendamnya hilang pas lihat Gon. Mana tega Leorio sama teman mininya itu.

"Ayah, bangun sebentar, yah," pinta Gon sembari ndusel-ndusel manja sama bapaknya, persis anak kucing minta makan royal ca*in yang lebih mahal dari w*iskas makanannya Killua /plak

Leorio melongo, ekspektasinya akan hubungan antara Ging sama Gon yang berupa parodi Ratu Elsa sama Putri Anna versi Opera Van Java tahun 2016 ke bawah ternyata salah kaprah.

"Ini malah mirip Panji Petualang lagi ngasuh bayi citah," gumam Leorio sweatdrop.

Sementara si oreoh bernyawa nonton adegan bapak sama anak yang mesra bin nista itu, Gon merengut sambil cemberut imut kayak marmut karena bapaknya gak bangun juga. Tidurnya udah kayak orang mati.

Leorio mencerocos, "Gon, itu bapakmu bukan mayat? Dari tadi gak bangun-bangun, kayaknya kalo gue tonjok juga masih ngorok. Coba sini gue aja yang bangunin."

Ya ampun, itu mulut atau ember bocor? Leorio mulutnya memang gak punya rem :|

Leorio jongkok di sebelah kanan Ging, mulutnya monyong sampe ke telinga bapaknya Gon untuk berbisik, "Man robbuka?"

Sepasang mata Ging melotot terbuka, si bapak spontan lompat terus mendarat dengan gaya Pad*le Pop nyerang Eye Shadow Master sambil meraung, "AING MAUNG!"

"SALAH JAWABANNYA WOY!" Leorio ngegas kayak tabung gas elpiji 3 kg.

Si burung camar yang tadi hinggap di kepala Ging terbang ke langit meninggalkan sebutir telur yang nyangkut di rambutnya.

Sejak itulah, Gon punya jurus jitu untuk bangunin orang dari Leorio yang terbukti ampuh.

Ging langsung bangun sambil celingak-celinguk lantaran kaget. "Siapa yang bisik-bisik tadi?"

"Ayah!" panggil Gon, si bapak noleh ke arahnya. Gon nunjuk Leorio di sampingnya yang pasang muka galak supaya mirip muka garangnya Kak Ros. "Ini temanku yang tadi bangunin ayah, namanya Leorio!"

'Apa Gon lupa kalo gue pernah ketemu bapaknya pas Pemilihan Ketua Hunter?' batin Leorio, bodo amat sama Ging yang natap ke arahnya dengan tampang bloon.

"Kayak kenal, tapi di mana, ya?" Ging nyamperin Gon sama temannya yang tampak familier. Begitu sampe di hadapan keduanya, Ging berhenti terus nunjuk Leorio.

"Kamu ... tukang sate yang pernah ketemu sama Mbak Kunti Suzzanna, ya?"

"BUKAN, OI! Jangan ngaco ya mentang-mentang baru bangun tidur! Putri Aurora aja kagak begitu habis sleeping beauty bertahun-tahun!"

Leorio mencak-mencak, akhirnya berhenti karena capek. "Panggil aku ...," Leorio betulin kacamatanya sambil gaya sok keren, "Abang Tukang Bakso."

Yeu, sama aja sintingnya =_=)

Ging malah makin ngawur berceloteh dengan semangatnya, "Oh! Abang tukang bakso yang waktu itu mangkal di perempatan lampu merah, ya? Waktu itu aku sama anakku pesan baksonya gak pake mangkuk, loh!"

"Bukan, bujank! Aku bukan tukang bakso biasa!" Leorio nyahut aja gak kalah ngawur, "Aku adalah tukang bakso naik haji."

"Lah, bukannya yang naik haji itu tukang bubur, ya?" Gon yang dari tadi nyimak sambil ngemil garam dari air laut nimbrung, "Leorio gak jualan apa-apa, yah. Masa disamain kayak tukang sate sama tukang bakso, kan beda jauh."

"Gon, kamu tahu gak persamaannya tukang sate sama tukang bakso?" tanya Ging, malah ngajak main tebak-tebakan sementara Leorio nyimak aja sambil mainin telur di kepala Ging.

Gon jawab, "Sama-sama tukang jualan!"

"Bukan :)"

"Eh? Sama-sama abang-abang?"

"Salah :)"

"Terus apa, dong?" Gon manyun, bapaknya malah cekikikan lihat anaknya ngambek. "Jawabannya adalah sama-sama gak jualan soto :D"

Yah, candaannya bapak-bapak memang garing semua -w-)

Di tengah konser jangkrik laut yang berbunyi memperingati garingnya candaan Ging, ada satu orang yang ketawa ngakak sambil guling-guling di lantai geladak kapal. Perhatian semua orang termasuk GGL seketika beralih ke arahnya. Dan ternyata, orang itu adalah ....

"Itu ... itu Dolpino!"

"BUKAN, WOY! Ini aku, Killua!"

Rupanya makhluk itu bukan Dolpino, melainkan Killua teman baiknya Gon, saudara-saudara! Ya iyalah, si Dolpino aja bukan orang :v

Gon yang tadi nunjuk sama ngira teman baiknya itu seekor lumba-lumba biru pake celana jingga bernama Dolpino, langsung lari ke arah si belut listrik albino yang namanya Killua /plak

"KILLUAAAAA!"

"GOOON!"

Teriakan keduanya saling bersahutan. Gon lari nyamperin, Killua merentangkan kedua tangannya lebar-lebar untuk nyambut Gon dengan pelukan hangat sehangat cahaya matahari di siang bolong yang cenderung panas terik daripada hangat.

Para penonton terharu menyaksikan pertemuan dramatis nan estetis antara dua sahabat yang terpisahkan oleh jarak, terhalangi ruang dan waktu untuk bertemu selama beberapa kali pertukaran siang dan malam yang dapat dihitung dengan jari, hingga pada akhirnya dipertemukan kembali oleh takdir dan disatukan dengan jalinan benang merah pada detik ini.

Sungguh lika-liku kehidupan yang alay bin lebay dan rumit bin riweuh.

Dua bocah itu berpelukan ala teletubbies dengan berlatar gemuruh tepuk tangan penonton yang kini disuguhi adegan first meeting Romeo dan Juliet versi Dora dan Boots.

Ging sama Leorio ikut berpelukan cucok layaknya anak gadis sambil teriak melengking dengan suara nyaring, "Kyaaaaa!"

Jiwa-jiwa banci kaleng keluar menampakkan diri.

"Killuaaa! Aku kangen bangeeet, tahuuu!"

"Udah pelukannya, malu dilihat orang-orang. Tuh, nakhoda aja nonton dari anjungan kapal."

Satu kapal isinya pecinta drama semua :|

Gon lepas pelukannya, terus cipika-cipiki sama Killua yang muncul tiba-tiba kayak jin tomang. Para penonton udah bubar, sibuk sama urusan masing-masing. Nakhoda lanjut mengemudi kapal sambil nonton drama Korea Utara.

Dua bocah itu akur berduaan, Leorio nyusul dengan teganya tinggalin si bapak yang diam meratapi nasib.

'Begini ya rasanya ditinggal?' –Ging kena batunya.

"Oi, Gon! Killua!" panggil Leorio, dua bocah yang dipanggil noleh ke asal suara. Gon lambai-lambai tangannya, sementara Killua natap Leorio kayak lihat alien turun dari UFO sambil catwalk di atas karpet masjid yang warnanya merah.

Killua nunjuk Leorio sambil nanya, "Eh, kok, ada bungkus oreoh bisa jalan, ya?"

"HEH! Gue bisa dengar ya omongan lu, sidat!"

"HAH?! Lu ngomong apa barusan, bodat?!"

"Lu budek, ya?! Gue bilang, dasar sidat listrik albino psikopat pemakan cokelat!"

"Ribut sini lu dasar bodat laknat gak punya harkat dan martabat!"

Sebagai penengah, Gon ambil dua bungkus makanan dari kantung celananya, terus kasih masing-masing satu untuk Killua sama Leorio.

"Nih, makan stickers, kalian berdua resek kalo lagi lapar :)"

Akhirnya, mereka bertiga duduk lesehan bikin lingkaran sambil ngobrol kayak lagi pesugihan. "Killua, kenapa kamu ada di sini?" tanya Gon.

"Aku mau ke rumahmu, Gon. Kudengar, kamu udah ketemu sama papamu terus pulang, jadi aku naik kapal ini untuk main ke rumahmu. Kita udah janji bakal ketemu lagi, kan?"

"Senangnya :D Killua mau main ke rumahku!"

Gon lompat-lompat kegirangan. Tingkah lakunya yang kekanakan itu gak berubah, begitulah yang Killua pikirkan sambil senyum tipis. "Kukira kamu udah sampe di rumah, makanya aku pergi. Eh, ternyata ketemu di sini, baguslah kita bisa lebih cepat ketemu," ujarnya.

Gon duduk manis lagi. "Iya, begini lebih asyik, kita jadi punya lebih banyak waktu main!" timpalnya, Killua angguk-angguk setuju.

"Terus ini bungkus oreoh kenapa nyasar kemari?" tanya Killua, Leorio tahan emosi sambil makan.

"Leorio pergi ke Pulau Kujira untuk lamar kerja, makanya kuajak nginap di rumahku tapi Leorio gak mau :("

"Biarlah, ujung-ujungnya pasti minta ikut."

Leorio masih tahan emosinya, bungkus stickers pun jadi korbannya—dimakan juga.

"Leorio mau ikut? Yey! Leorio ikut :>"

Begitu makanan sama bungkusnya ludes, Leorio buka suara. "Gon, aku gak bisa ikut. Pokoknya gak bisa, aku mau keliling dunia untuk lamar kerja. Konsekuensinya, aku gak bisa main bareng kalian lagi," tandas Leorio, tegas.

Gon pundung dengan wajah murung. Killua cuma nyimak sambil ngunyah bungkus stickers yang isinya udah habis. Mereka larut dalam keheningan, untungnya bukan larut dalam air laut ya kalo begitu mah udah wassalam.

Killua pun memecah acara mengheningkan cipta itu, "Eh, kita bertiga kan udah ketemu nih, apa kira-kira nanti ketemu sama Kurapika?"

Dengar nama Kurapika disebut, Leorio langsung nyahut, "Entahlah, tapi gue punya firasat nantinya bakal ketemu. Yah, belum tentu, sih."

Killua mulai meledek Leorio, "Lu kangen ya sama Kurapika? Cieee, kangen :v"

Si bungkus oreoh cuek aja. "Iya, daripada lu, gue lebih kangen Kurapika sama Gon."

"Jujur banget, ya :|"

"Ya iyalah, calon dokter kayak gue memang harus jujur," kata Leorio sambil ketawa ala Santa Klaus dehidrasi, tapi malah Killua yang meradang.

Aha! Killua punya ide. "Gue tahu rumah sakit yang buka lowongan kerja," ujarnya, berhasil mancing rasa tertarik Leorio. "Rumah sakit apa?"

"Rumah Sakit Jiwa Gonjiam :)"

Setelah mengarungi lautan dalam waktu cinta satu malam, kapal yang ditumpangi mereka akhirnya tiba di pelabuhan Pulau Kujira yang cukup ramai oleh penduduk setempat. Banyak orang berlalu lalang. Para nelayan kembali dari laut membawa hasil tangkapannya, pedagang ikan mulai menjajakan dagangan segar. Awak kapal pun silih berganti melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan pergi pagi, pulang pagi.

Leorio natap sekitarnya. "Eh, Gon, bapakmu mana? Jangan-jangan tuh orang hilang atau tenggelam di laut lagi."

"Heh, sembarangan! Gue ada di sini, woy!" Ging rupanya udah mejeng di dermaga, Gon bareng kedua temannya lantas turun dari kapal.

"Panjang umur, ya? Apa mau gue pendekin aja umurnya?" –Leorio mabook laut.

Gon sama Killua asyik ngobrol berdua, "Gon, apa habis ini kamu mau tinggal di rumah?"

"Entahlah, aku belum punya rencana lain selain pulang ke rumah sama ayahku. Tapi, karena ada Killua, aku mau jalan-jalan keliling pulau bareng Killua lagi! Killua mau, kan?"

"Wah! Mau! Nanti mancing ikan lagi, yuk!"

Mereka sibuk berbincang dengan lawan bicaranya-pengecualian Ging sama Leorio yang cekcok-seraya berjalan keluar dari pelabuhan. Begitu memasuki jalan umum, Gon sama Killua tiba-tiba lari nyamperin seseorang yang berdiri memandangi papan denah Pulau Kujira.

Leorio noleh ke arah sosok yang dituju Gon sama Killua, matanya pun melebar bersamaan dengan senyumannya. Terus Leorio ikut lari ke sana.

"Oooi, Kurapika!"

Merasa terpanggil, orang itu menoleh ke asal suara dengan efek slow motion yang membuat kedipan matanya melambat, rambut pirangnya berkibar perlahan dilengkapi efek bling-bling memperindah latar belakangnya. Sepasang bola mata biru cantiknya membulat pas lihat ketiga makhluk yang lari tergopoh-gopoh heboh itu.

"Gon? Killua? Rioleo?"

"KURAPIKAAA!"

"Kenapa cuma nama gue yang salah sebut?!"

Bishounen yang cantik jelita ulala itu senyum manis. "Kenapa kalian di sini?" tanyanya.

Gon jawab sebagai perwakilan, "Pulau Kujira ini rumahku! Aku pulang sama ayahku, Killua mau main ke rumahku, Leorio mau lamar kerja! Kalo Kurapika kenapa ada di sini?"

"Aku dalam perjalanan ke barat untuk mencari kitab suci—eh ... bola mata merah Suku Kuruta, pulau ini salah satu tempatnya."

"Wah! Kalo begitu, Kurapika ikut aja nginap di rumahku! Jadi, kita bisa kumpul lagi berempat :)"

"Eh? Memangnya boleh?" Kurapika sebenarnya mau ikut, tapi takut bikin repot keluarganya Gon.

Gon noleh ke arah Ging yang duduk di pinggiran jalan, nonton Empat Serangkai reuni. "Boleh kan, ayah?" tanya Gon, jurus puppy eyes andalannya gak pernah gagal.

Si bapak hela napas. "Y," jawabnya singkat. Kalo anaknya udah minta, Ging bisa apa?

"Yey :D aku sayang ayah!" Gon menghambur ke pelukan bapaknya, mirip anak koala lagi peluk pohon. Ging elus-elus kepala anaknya.

Leorio manyun, Killua sama Kurapika yang baru pertama kali lihat wujud bapaknya Gon itu melongo. Penampilannya beda jauh dari ekspektasi masing-masing.

'Gue kira papanya Gon udah jadi kakek tua kayak Netero, ternyata masih kelihatan muda. Sulit dipercaya kalo papanya Gon salah satu Hunter terkuat,' batin Killua, matanya memelototi Ging yang merinding dipelototi kucing putih /plak

'Kukira penampilan ayahnya berantakan, kagak terurus maupun terawat kayak hikikomori karena jarang ada yang tahu wujudnya. Ternyata cakep juga.' Kurapika natap Ging yang mesem-mesem diperhatiin gadis cantik.

Yah, si bapak kena jebakan batman :v

Kurapika, Killua, sama Leorio nyamperin si bapak sama anak koala. Ging lepas pelukan anaknya pas Duo K berdiri di hadapannya. Gak ada topan, gak ada hujan, tiba-tiba aja Killua sama Kurapika cium tangan Ging secara bergantian.

"EH KOK SALIM SIH?!" –Ging syok.

"Ini sebagai bentuk formalitas yang berdasar atas rasa hormat, Pak." –Profesor Kurapika.

"Kan harus sopan santun dan menghormati orang tua, begini nih kalo gak pernah sekolah jadinya kagok pas salaman." –Killua si lancang.

Dengan adanya Kurapika, Gon dapat ide untuk bujuk Leorio supaya mau nginap di rumahnya. "Kurapika mau nginap di rumahku, Leorio yakin gak mau ikut?" tanyanya sambil senyum maut.

'Sial nih bocah tahu aja kelemahan gue.' Leorio mulai bimbang. Ego dan gengsinya bilang tolak aja, tapi hatinya justru nolak ego sama gengsi itu.

"Maksa banget, sih! Ya udah, aku ikut!"

"HA O ER E, ENAM HARAKAT, HOREEEEEE!"

Akhirnya, Leorio bergabung, perasaannya lebih milih teman daripada pekerjaan. Tapi, ada satu hal yang bikin Leorio penasaran. "Gon, kenapa kamu maksa aku ikut? Kalian berempat aja sama bapakmu juga udah rame."

"Soalnya, tanpa Leorio rasanya belum lengkap. Kan, empat sehat lima sempurna :)"

Lima pengembara itu melanjutkan perjalanan menuju rumah keluarga Freecss yang udah kelihatan bangunannya dari jauh. Gon sama Killua lari-larian ke sana, disusul Leorio yang tersulut emosi karena diledek si kucing putih. Ging diam aja berduaan sama Kurapika, berusaha keep calm and stay cool meski jantungnya deg-degan jalan berdampingan sama anak gadis.

Ging curi-curi pandang ke arah Kurapika, malu mau ajak ngobrol. Awkward moment itu berakhir begitu mereka tiba di depan pintu rumah.

"Permisi, paket!" Gon cekikikan bareng Killua, udah kebiasaan bocah bukannya ucap salam kalo masuk rumah.

Pintu terbuka, tampaklah Mito yang buka pintu. "Rasanya tadi aku pesan Go-Fud bukan paket ... eh?" Mito bengong, ada empat orang lelaki sama satu bishounen berdiri di depannya.

Gon menghambur dalam pelukan bibinya. "Aku pulang, Bibi Mito! Aku pulang bareng ayah sama teman-temanku :)"

Otaknya Mito masih loading. "Selamat datang di Indomaret, selamat berbelanja," sambutnya.

***

Bersambung ....

Jadi begini, ceritanya lebih panjang dari yang saya kira kalo diketik karena ada bagian seriusnya, tapi bagian itu saya buat selucu mungkin supaya lebih enak dibaca. Saya juga ogah bikin yang serius :')

Kalo digabung dalam satu chapter bisa sekitar empat sampe lima ribu kata, jadinya kepanjangan. Makanya saya potong di sini.

Saya gak mau janji publikasi chapter paling terakhirnya kapan, takut ingkar janji lagi :')

Dadah ~☆

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top