Keseleo


Killua : YHAAA KESELEO YHAAA!

Saya : Lebih sakit diledek elu :')

Gon : Kacian deh kamu :v

Saya : Aku juga kacian cama kamu yang aku bikin keceleo :v

Kurapika : Mau gue urut juga gak?

Saya : KAKIKU UDAH SEMBUH AKU KABUR DULU!

Leorio : Mompush lu kena azab!

Saya : Itu karma, om :')

***

Berlatar di Hunter Junior High School. Kelas 7-4 sedang jam pelajaran Tonpa-sensei yang paling dibenci oleh seluruh siswa-siswi Hunter Junior High School.

Gon lagi sibuk ngerjain seabrek tugas yang gilanya mesti dikumpul hari itu juga. Dan lebih tololnya lagi, Tonpa-sensei itu guru ilmu pengetahuan sosial, tapi tugas yang dikasih sama dia itu pelajarannya matematika bab aritmatika sosial.

Gimana nggak sableng coba.

Aiyayiyay kentutnya bau petai~

Tiba-tiba ada suara nada dering telepon, asalnya dari barisan dekat pintu. Sekelas langsung ribut, ada yang bersorak-sorak lantaran kagum akan keberanian si pemilik ponsel yang begitu bernyali membawa ponsel ke dalam kelas, ada pula yang menakut-nakuti si pemilik ponsel jika tertangkap basah dan diberi poin, dan sebagian lagi mengeluh karena terganggu oleh keributan yang terjadi.

"WADOOOH! SIAPA YANG BAWA PONSEL KE KELAS, NIH? ASIAP-SIAP DAPAT POIN, YE!"

"Berani kamu bawa ponsel ke kelas? Masuk lubang WC!"

"Sungguh greget sekali Anda wahai pemilik ponsel."

"Jangan begitu, guys. Nanti pemilik ponselnya panik, hahaha!"

"YHAAA PANIK YHAAA!"

"Jangan didesak, dong. Langsung labrak aja."

"Yang punya ponsel lagi panik pasti."

Tonpa-sensei senyum-senyum saja, tunggu timing yang pas buat mempermalukan si pembawa ponsel.

Guru sesat emang :(

Tapi, di antara kebacotan siswa-siswi lainnya, Killua malah ngakak gak karuan, "BWAHAHAHAHA!"

"Kamu kenapa, Kill?" tanya Gon bingung, takutnya Killua kesurupan kan namanya lemah iman yang biasa ditampilin di anime crack KimiTube.

Eh, bukan begitu, lemah iman yang kerasukan setan bisku*t maksudnya.

"Ih, Killua kacang."

Kok saya malah terbayang Killua berbentuk kacang, ya. Jadi kacang ada rambutnya warna putih /nista sekali imajinasimu/

Killua gak jawab malah jalan ke sumber suara tadi, tepatnya ke tempat duduk Shalnark yang lagi ngerjain tugas dengan keringat dingin membanjiri tubuhnya.

Kipas angin seketika merasa bangga karena ada yang kedinginan(?).

Pas Killua tepuk pundaknya, Shalnark langsung lompat terus nempel di langit-langit kelas saking kagetnya sampe latah, "EH SETAN ****** KAGET GUE!"

Sekelas pada ngakak, Tonpa-sensei langsung flip table, Killua makin menjadi ngakaknya. "Eh, Shalnark, lu tahu nggak suara ponsel siapa tadi?" tanyanya sambil senyum layaknya dedemit.

Eh, Killua memang dedemit /plak.

Shalnark turun lagi ke tempatnya duduk, keringat dinginnya udah bikin empang. Tapi dia berusaha gak kelihatan panik, malah senyumnya jadi kayak orang mau bayar belanja lupa bawa kartu kredit.

"Itu suara ponsel, ya? Kukira suara minta tolong-"

"TULUUUNG! TULUUUNG! ADA S'RIGALA DIII SINIII!"

"S'RIGALA? S'RIGALA? MANA? MANA? MARI KITA GOTONG!"

Ternyata anak Tadika Misro lagi tampil di Panggung Sandiwara.

Senyum dedemit Killua makin lebar, ketahuan banget Shalnark mengelak. Tapi, tidak ada yang bisa lolos dari Killua si belut listrik beruban /plak.

"Ayolah, Shal. Ponselnya ada di saku celana lu, bukan?"

"WOOOOOOOOOOOOO!"

Satu kelas bersorak, Shalnark sudah tidak bisa menyembunyikan perasaan-eh, kepanikannya. "Ce-celana aku nggak ada sakunya," sangkal Shalnark, tetap mencoba melindungi negara.

Killua senyum-senyum saja. "Masa sih celana lu kagak ada sakunya? Kan semua seragam sama," kata Killua seraya hendak duduk di bangku samping Shalnark.

Tapi, pantat mulus Killua tak mendarat di bangku, melainkan menghantam lantai sehingga ia jatuh terduduk dengan suara yang cukup keras.

GEDEBUK!

Seketika kelas 7-4 dipenuhi oleh suara tawa, terima kasih kepada Killua yang sangat menghibur.

Killua hanya mampu meringis ketika kepala bagian belakangnya membentur pinggiran bangku.

Sakitnya nggak seberapa, tapi malunya gak tanggung-tanggung.

Gon sedikit menoleh ke belakang, ikut menertawakan Killua seperti yang lain. "Sok banget sih," ucapnya.

Tonpa-sensei ikut tertawa. "Aduh, makanya kamu jangan sok-sokan melabrak, kena akibatnya kan," ujarnya seraya menghampiri Killua yang terkapar di lantai.

Shalnark langsung berhenti ketawa begitu Tonpa-sensei membantu Killua bangkit berdiri.

Tapi Killua malah dijatuhkan lagi. Sekelas ngakak lagi sampe mulut sama perut mereka pada keram.

Kali ini, Tonpa-sensei hanya tersenyum. Lalu ia menatap Shalnark dan berkata, "Nah, Shally, kamu bisa kembalikan ponsel yang bapak titipkan itu sekarang. Bapak lupa ponselnya belum di-silent."

Shally siapa Bambank lagian situ buat apa bawa ponsel malah dititip ke murid, dasar guru sesat :(

Pulang sekolah, Gon sama Killua lagi turun tangga. Gon masih saja cekikikan gara-gara insiden di kelas tadi, sementara Killua menutupi wajahnya pake kantung kresek lantaran malu berat.

Begitu telapak kaki kiri Gon menapak di atas tanah, tiba-tiba saja dia kehilangan keseimbangan dan pergelangan kaki kirinya terpelintir hingga menimbulkan bunyi KRAK!

"ADOOOHH SAKEED!!!"

Gon menjerit kesakitan, ia langsung berlutut untuk menopang tubuhnya menggunakan kedua tangan. Pergelangan kaki kirinya terasa sangat sakit, benar-benar sakit sampai Gon tidak bisa berdiri.

"EH! KENAPE LU TONG?!" Killua seketika panik, dilepasnya kantung kresek yang menutupi wajahnya. Killua dengan tergopoh-gopoh balik lagi bantuin Gon.

Gon menatap Killua dengan mata berkaca-kaca, pipinya memerah karena malu. "Killua ... kakiku keseleo," kata Gon.

Dibantu Killua, akhirnya Gon bisa berdiri walaupun kakinya masih agak gemetar. Killua memapah Gon menuju bangku taman sekolah dan mendudukkan Gon di sana.

"Luruskan saja kakimu," ujar Killua, membantu Gon meluruskan kakinya yang keseleo. "Masih sakit?" tanya Killua, Gon mengangguk pelan.

"Killua," panggil Gon, empunya nama hanya menatap sambil menaikkan sebelah alisnya. "Aku ... aku minta maaf," ucap Gon, ia menundukkan kepalanya sedih.

"Heh? Minta maaf buat apa?"

"Tadi pas kamu jatuh, aku nggak nolongin kamu. Tapi giliran aku keseleo, kamu malah bantuin aku. Maafin aku, ya?"

Killua menghela napas, dikiranya ada apa Gon minta maaf. "Heleh, kamu ada-ada aja, sih. Makanya kalo turun tangga jangan bengong! Kepeleset kan jadinya."

"Eh ... ini keseleo, bukan kepeleset."

"Sama aja, sama-sama sakit 'kan?"

"Ih! Beda, tahu!" Gon cemberut, Killua diam-diam tersenyum karena Gon sedikit melupakan kakinya yang keseleo tersebut.

"Gak usah mengelak, mau sekalian aku patahkan kakimu itu?"

"Nggak mau!" Gon langsung geleng-geleng kepala, takut kakinya dipatahkan sama Killua. Keseleo saja sudah sangat sakit, apalagi patah.

Killua tersenyum jahil, kemudian ia menepuk-nepuk bahu Gon. "Yah, siap-siap saja kena sembur sama Kurapika," ujar Killua membuat Gon terperanjat kaget. Gon menjerit panik, "Jangan bilang-bilang!"

"Jangan bilang apa?"

Nah loh, baru aja diomongin. Panjang umur si Kurapika.

Gon seketika mati kutu, Killua malah cerita panjang lebar tentang kronologis kejadian. Kurapika pun manggut-manggut paham, lantas dia berjongkok di depan kaki Gon yang keseleo.

Gon teriak, "JANGAAAN!"

"Belum juga dipegang!" Kurapika menghela napas, belum apa-apa Gon sudah teriak seperti itu. "Sudah, kamu diam saja. Killua, pegangi dia," titah Kurapika.

"Asiap bosqu."

"GAK MAUUU!"

"Gon, lu bukan mau dimutilasi, kagak usah jerit-jerit segala kayak orang kesurupan," kata Killua, senyuman dedemitnya balik lagi.

Kurapika memegang pergelangan kaki kiri Gon, bersiap melakukan ritual yang diiringi oleh suara teriakan dan jerit kesakitan Gon.

"SAAAKKEEEEEEEEEEEEEEDD!!!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top