Dad Happy, Baby Happy
Hello, I'm back :)
Kali ini, saya bikin chapter hasil request dari engkhaila tentang asal usul rumah yang dihuni Gon dan kawan-kawan.
Ini baru chapter awal, kisah perjalanan Gon sama bapaknya. Habis ini, baru dibahas kenapa dan bagaimana ceritanya empat sekawan berkumpul dalam satu rumah minimalis.
Judul aslinya "Mom Happy, Baby Happy" tapi karena Ging lelaki jadinya diganti :v
Mumpung chapter pertamanya udah rampung, saya publish aja. Maaf tunggunya lama dan baru publish sekarang :'
Thanks for your request, happy reading :)
***
Akhirnya, Wakwaw ketemu sama bapaknya /g
Begitu ketemu Ging, Gon sama bapaknya yang hobi berpetualang kayak Diego itu pulang ke rumah mereka di Pulau Kujira. Ya, mau pergi ke mana lagi? Masa pergi ke barat untuk mencari kitab suci, satu-satunya tempat untuk pulang cuma kampung halaman.
Gon sama teman-temannya udah pisah. Killua, Kurapika, juga Leorio nempuh jalan hidupnya masing-masing; Killua pulang ke rumahnya di Kukuroo Mountain, Kurapika berkelana mencari bola mata merah milik sukunya, Leorio berusaha lamar kerja di mana-mana tapi ditolak melulu.
"Apa salah dan dosaku sayang, cinta suciku kau buang-buang :(" –Leorio yang selalu ditolak.
Sekarang, bapak sama anak perantau itu asyik menghabiskan quality time bersama. Mulai dari jalan kaki, jajan, nongkrong di warung kopi tapi Gon dikasihnya susu, belanja—Ging ternyata jago berburu sekaligus rebutan barang diskon yang lawannya emak-emak pencari potongan harga—alias shopping cantik, numpang tidur di pohonnya Mbak Kunti, uji nyali di kuburan pas malam Jumat kliwon, main sambil eksplorasi hutan bareng Dora and Boots feat si Otan, sampe mancing ikan sambil mandi di sungai.
Itu pertama kalinya Ging merasakan rasanya jadi single parent. Meski punya banyak pengalaman di alam liar, Ging belum punya pengalaman ngasuh anak. Cara menyusui bayi aja gak tahu, bukannya dikasih susu malah air tajin.
Tapi, untungnya Gon bahagia. Lompat dari puncak Pohon Dunia terus terbawa angin yang bertiup akhirnya mendarat nyangkut di jemuran orang juga girang aja ketawa-ketiwi, yang penting sama bapaknya.
Gon diajak ke taman bermain Dofun, banyak banget wahana permainan di situ. Wajar harga tiketnya mahal selangit karena itu tempat wisata terkenal yang dipadati orang-orang berduit.
Tapi, harga tiketnya tuh justru murah untuk Ging, harga "Greed Island" lebih mahal katanya. Orang kaya mah bebas :')
Selama di Dofun, Gon sama bapaknya jadi pusat perhatian pengunjung. Bapak-bapak keheranan lihat anak muda—soalnya Ging masih kelihatan bujangan—sama anak kecil kejar-kejaran layaknya Tom n Jeri. Ibu-ibu matanya fokus ke arah papa muda yang kerepotan lari-lari ngejar anaknya. Ging mendadak booming jadi bahan gosip para kaum hawa dari yang muda sampe tua.
"Ih, ayahnya ganteng banget."
"Kasep pisan, euy."
"Papanya kece badai."
"Wah, ada hot daddy sama anaknya."
"Bapaknya sendirian aja, istrinya mana?"
"Jangan-jangan duda, tuh. Mana masih muda."
"Kayaknya duda, kalo punya istri pasti diajak ke sini juga."
"Duda yang gantengnya ke mana-mana kayak begitu udah nikah lagi kali, gampang dapat istri."
"Bisa aja milih jadi single parent, makanya gak mau nikah lagi."
"Mau deh jadi istrinya."
"Bapak-bapak yang lagi ngasuh anak kelihatan gagahnya, ya. Apalagi duda, ganteng pula."
"Dudanya masih fresh."
"Lihat duren (duda keren) mata jadi seger."
Gosip teroos.
Sebenarnya, Ging bisa dengar semua buah bibir tentangnya itu. Meski rata-rata isinya pujian, tetap aja Ging tersungging karena dibilang duda.
Salah sendiri, kenyataannya memang duda ya terima aja /plak
Gon mendadak pecicilan, suka kabur kesana kemari sambil teriak-teriak panggil bapaknya untuk diajak main.
"Ayah, ayo naik roller coaster!"
"Wah! Ada kora-kora! Ayah, ayo naik itu!"
"Ayaaah! Aku mau naik histeriaaa!"
"Ayah, ayah! Ada ontang-anting!"
Keduanya berkeliling menelusuri seluruh penjuru area wisata. Satu per satu wahana permainan yang ada mereka naiki, mulai dari yang ekstrem sampe yang mainstream kayak odong-odong.
Antrean setiap wahana permainan itu panjang banget kayak antrean sembako, jadinya lama nunggu bukan lama main. Sekalinya main, jantung Ging berasa jatuh ke perut saking gilanya wahana permainan yang dinaiki, tapi petualang semacam bapaknya Gon itu selalu merasakan euforia dalam histeria.
Misalnya pas naik roller coaster. Sewaktu nanjak laju keretanya lambat, tepat di puncak relnya kereta berhenti sejenak. Ging merasa itu terakhir kali jantungnya berdetak. Begitu keretanya turun langsung ngebut dengan kecepatan cahaya. Ging sama Gon kompak teriak, "EUFOOORIAAAH!"
Pita suara keduanya pun kusut habis teriak-teriak sama jejeritan pas naik wahana sambil ketawa bahagia. Bapak sama anak sama-sama sinting.
Beberapa wahana permainan ada kamera yang dipasang untuk nangkap gambar pengunjung terus dicetak dan dijual lagi. Kalo roller coaster, pasti banyak foto aib termasuk fotonya Ging sama Gon. Tapi ya mereka ngakak aja lihat aibnya yang cocok dijadiin stiker WhatsNext.
"Ayah, foto pake kamera ponsel yuk," ajak Gon, bapaknya mah iya aja. Yang penting anaknya bahagia. Selain berfoto dengan kamera ponsel, Gon sama bapaknya foto bareng di photo box.
Semua foto itu bakal disimpan dalam album foto, sekalian sediain foto Ging yang mau dicetak di buku Yasin /plak
Sekitar tiga jam mereka menjelajah dunia fantasi. Gon keasyikan main, sementara Ging bengek. "Gon, ayo istirahat sebentar," pinta si duda /plak
Gon yang lagi lari mengerem mendadak sambil noleh, akhirnya jatuh nyusruk. Ging langsung teriak antara kaget sama panik, "GON!"
Tahu kayak gimana suara teriakan bapak-bapak? Suaranya cetar menggelegar, bikin orang-orang jantungan. Jantung pohon pisang aja berhenti berdetak saking kagetnya.
Jadi itu penyebab jantung pisang gak berdetak.
Ging lari nyamperin anaknya yang terkapar di tanah. "Gon! Kamu gak—"
Kretek.
Pas mau bungkuk, kumat tuh encok.
Gon beringsut bangun, natap Ging yang kesakitan sambil pegang pinggangnya. Sekarang Gon yang panik lantaran bapaknya encok. "Eh, koyo mana koyo!" pekiknya sambil mengubek-ubek tas.
"G-Gon ... ka—"
"Tahan sebentar, ayah! Nah, ini ketemu!" Gon ambil koyo bo* cabe yang disimpan dalam tas untuk Ging pas encoknya kumat. "Ayah jangan bergerak," titahnya.
Gon singkap sedikit baju Ging, tempelin dua lembar koyo di pinggangnya terus tutup lagi baju bapaknya. "Ayah, coba gerak pelan-pelan," kata Gon, tapi Ging malah langsung berdiri tegak.
Yeu, si bapak.
Gon bersorak girang lantaran bapaknya sembuh lagi, sementara Ging usap-usap pinggangnya yang jadi panas karena ditempeli koyo. "Bukan koyo bo* cabe itu mah koyo hot plate," gumam Ging misuh-misuh sendiri.
Dikira steak hot plate kali, ya.
Akhirnya, bapak sama anak itu duduk di bangku panjang di bawah pohon. Baru aja mau duduk, Gon udah teriak, "Ayah! Ada kapas manis rasa permen!" serunya girang.
Permen kapas itu namanya, Nak.
Ging belum sempat ngomong, bocahnya udah ngacir nyamperin abang tukang permen kapas, terus balik lagi sambil bawa dua buah makanan ringan itu. "Nih, buat ayah," kata Gon sambil kasih satu permen kapas untuk Ging.
Ya udah, rezeki jangan ditolak, apalagi dikasih malaikat kayak Gon uwu
Gon asyik makan kayak koala di bungkus permen kapas Ko*la-la bikin Ging yang lihatnya berasa nonton kanibalisme, masa gula makan gula :v
Habis makan, mereka istirahat sebentar. "Gon, daripada gabut mending main tebak-tebakan," ajak Ging, tumben ngajak main tebak-tebakan kayak Bo*by Bola, biasanya main monopoli.
Pasar monopoli maksudnya /woy
Gon semringah kayak bayi diajak main ciluk ba sama bapaknya. "Tebak ya, wahana permainan apa yang lucu?" tanya Ging sambil senyum sok misterius, sementara anaknya mikir.
Gon nebak, "Wahana permainan yang lucu tuh ... roller coaster Thomas?"
"Salah."
"Istana Mumi!"
"Bukan."
"Perosotan nilai uang?"
"No."
"Ayunan Ayun Ambing?"
"Itu lagu Sunda :v"
"Terus apa, dong?" Gon manyun, sementara Ging cengar-cengir sambil jawab, "Komedi putar :v"
Biasa dah candaannya bapak-bapak di WA.
Tiba-tiba, muncul bohlam lampu di atas kepala Gon yang bunyinya ting! "Sekarang giliranku ya," kata Gon sambil senyum manis gigi kelinci. "Siapa nama panjang asli Detektif L?"
Nah loh, soal ujian online keluar. Kira aja mesti mengira-ngira jawaban yang kira-kira betul :v
Ging bingung, anaknya itu melancong ke mana aja sampe punya kenalan sepupunya Detektif Canon yang namanya cuma satu huruf. Ya udahlah, Ging tebak aja, "L? Lactobacillus?"
Itu nama bakteri ya bapak yang ditanya itu nama manusia bukan protista.
Gon cekikikan, "Bukan itu jawabannya, nyerah?"
"Iya aja dah daripada benjol :v"
Akhirnya, Gon juga yang jawab, "Nama panjang asli Detektif L adalah L Casei Shirota Strain :v"
ITU NAMA BAKTERI YAKUL* JAWABANNYA SAMA AJA KAYAK SI BAPAK >:(
"Ayah juga punya nama samaran selain Nigg," ujarnya. Gon bingung, si bapak punya berapa akta kelahiran, sih? Banyak amat kayaknya.
"Apa, tuh?"
"Termasuk nama asli, nama samaran ayah selain Nigg adalah GINGham Check :v"
ITU NAMA ALBUM LAGU JEKATE48 >:(
Hari beranjak siang. Setelah sekitar setengah jam duduk sembari ngalor ngidul, akhirnya mereka jalan-jalan lagi untuk cari makan. Gon yang paling semangat ya bocah diajak jajan kegirangan.
"Ayah, aku mau berondong!"
"HAH, APA?! GON SUKA BERONDONG?!"
"Iya! Berondong kan enak!" Gon senyum lebar sambil nunjuk abang penjual popcorn.
Ging yang sempat syok langsung mingkem, terus ketawa nervous, "Hoh, maksudnya berondong jagung. Bilang aja popcorn, atuh."
Karena yang beli rame, Ging jadi malas antre. Si bapak berdiri sambil nyender di pohon terdekat. "Ya udah, sana beli. Ayah tunggu di sini," ujarnya. Gon langsung ngacir.
"Abaaang beli popokorooon!" Gon lari menuju abang popcorn yang lagi layanin antrean pembeli sepanjang Jalan Malioboro /g
Ya gimana gak panjang, abangnya cuma sendiri pembelinya sebanyak peserta audisi JeKaTe48.
Daripada lama antre paling belakang, Gon nekat terobos antrean nyamperin si abang popcorn yang kaget ada bocah hilang alias bolang nongol tiba-tiba. "Dek, kalo beli antre dulu ya," katanya sambil masukin popcorn ke wadah.
"Bukan mau beli, Bang! Aku mau bantu Abang jualan aja!"
Awalnya, Gon ditolak sama si abang. Gon jadi tahu perasaan Leorio yang lamaran kerjanya ditolak melulu. Tapi, bocah itu maksa sampe abangnya pasrah dibantu sama anak piyik.
"Nanti gajinya popokoron sebaskom ya Bang :D"
"Iya, terserah mau borong nih popcorn juga."
Akhirnya, Gon lama karena bantu si abang jual popcorn, sementara Ging yang nunggu anaknya gabut hitung jumlah daun di pohon.
"Hiji, dua—"
"Hiji dua tilu! Eta terangkanlah dung tak dung! Eta terangkanlah dung tak dung! Hati yang bergabut, langkah penuh dosa :v"
Gon tahu-tahu nyamperin habis jualan sama abang penjual popcorn yang namanya Abang Opal. "Maaf yah lama, tadi aku bantu abangnya jualan dulu supaya yang antre gak keteteran," jelas Gon sambil senyum lebar.
Beginilah bunda, tandanya anak Anda berhasil dididik dan tumbuh menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Bukan cuma perlu bukti, tapi juga butuh aksi :)
"Nah, itu baru anakku," Ging tepuk-tepuk puncak kepala anaknya dengan bangga, "Gon dapat upah gak dari si abang berondong?"
Gon tunjukin sesuanu yang dibawanya. "Aku tadi minta popcorn, tapi udah habis dibeli orang-orang yang antre. Terus abangnya kasih aku unicorn aja deh karena belakangnya 'corn' juga :v"
Beda konsepnya, Nak. Masa iya kamu makan unicorn? Itu juga boneka bukan kuda betulan.
"Lah, terus kita mau makan apa?" Ging malah tanyain makanan, yeu dasar.
"Ya udah, kita cari restoran aja, kayaknya tadi aku lihat Krusty Crab di sekitar sini," jawab Gon sambil ngacir bawa-bawa boneka unicorn.
Ging diam-diam gemash sama anaknya yang imut-imut padahal bapaknya amit-amit /plak
Dan ternyata di Dofun ada Krusty Crab, sungguh dunia fantasi internasional. Ging sama Gon pesan dua krabby patty ditambah minuman soda yang dibuat Sponsbob dan diantar Squidword.
Sambil makan, keduanya ngobrol santai. "Gon, apa ada tempat lain yang mau kamu kunjungi?" tanya Ging sembari minum soda.
"Aku mau ke Disny Land :)"
Soda yang diminum Ging langsung nyembur.
"Adanya di belahan dunia mana itu, Nak?"
–Ging kurang piknik.
Selesai makan siang, mereka keluar dari Dofun untuk menjelajah kota setempat. Kebanyakan hotel ada di pusat kota, sementara penginapan banyak yang dekat pelabuhan. Malam harinya, mereka nginap di penginapan yang fasilitasnya mirip hotel. Maklum lah, orang kaya :')
Ging pesan satu kamar dengan sebuah tempat tidur berukuran king size yang muat untuk dua orang, supaya bisa tidur sambil kelonin anak :v
Kamarnya lumayan luas dengan desain interior modern; lantai berlapis karpet tebal, ada lemari baju, beberapa rak yang tersedia untuk taruh barang, meja rias lengkap sama cerminnya, nakas di samping tempat tidur, telepon rumah, TV LED, lampu, juga air conditioner.
Jangankan kamar, satu kamar mandi aja isinya ada bathtubs, shower, tirai mandi, kloset duduk, wastafel sama cermin, gantungan plus handuk, pasta gigi, sikat gigi, sama gelas untuk berkumur yang jumlahnya masing-masing dua.
Betah dah nongkrong di situ :')
Tapi, dari semua fasilitas yang ada di kamar, cuma kamar mandi sama kloset yang dipake :v
Tas berisi barang bawaan mereka taruh dekat tempat tidur. Toh, cuma nginap semalam, jadinya gak usah keluarin barang kecuali pakaian :v
Gon lagi asyik lompat-lompat di atas kasur sambil nonton kartun di televisi. "Gon, ayo mandi dulu," ajak Ging seraya ambil handuk sama baju ganti dari dalam tasnya sama tas Gon.
"Horeee!"
Gon lompat dari kasur, nabrak Ging yang stand by di depan kamar mandi. Untungnya si bapak sigap gendong anaknya sembari masuk ke kamar mandi, terus Gon diceburin ke bathtubs :v
Bapakmu begini amat sih Gon :'
Antara otaknya yang korsleting sama polos layaknya bocah, Gon malah ketawa sembari main air dalam bathtubs. "Buka baju dulu," kata Ging sambil buka bajunya terus buka baju anaknya.
Lah, yang tadi ceburin anaknya siapa :'
Usai buka baju (jangan dibayangkan :v), bapak tukang berkeliaran sama anak hobi keluyuran itu mandi, sambil cekikikan main ciprat-cipratan air kayak bidadari dalam dongeng Jaka Tarub :v
Geuleuh aing mah, yeuh.
Gon mandi bareng bapaknya sama seekor bebek karet yang entah datang dari mana, tahu-tahu aja ngambang di bathtubs. Gon ajak ngobrol tuh bebek, "Kamu siapa? Kamu seperti jelly :v"
"Halo, aku bebek ajaib, namaku Donald Duduck," jawab si bebek.
Ging sama Gon langsung buru-buru keluar dari kamar mandi, sementara bebek yang tak jelas asal usulnya itu ketawa, "Wekwekwekwekwek :v"
Selesai mandi dan berpakaian, keduanya rebahan di tempat tidur sambil nonton kartun di televisi. Ging nontonnya gak fokus karena iri sama boneka unicorn yang dinamai Go itu dipeluk si empunya.
Cemburu kok sama boneka :v /plak
"Tidur, yuk," ajak Ging, cari kesempatan untuk pisahin anaknya dari si boneka kuda. Gon pasang puppy eyes yang berhasil meluluhkan hati Ging.
"Baru jam delapan, belum ngantuk :("
'Ya Gusti, anakku lebih imut dari unicorn.' –Ging yang melting.
Akhirnya, Ging matiin televisi terus tiduran sambil peluk anaknya uwu
"Udah malam, besok pagi kita pergi ke pelabuhan terus berangkat naik kapal ke Pulau Kujira."
"Naik kapal laut, yah?"
"Kapal selam :)"
Masuk ke dalam botol kaca terus dilempar ke laut juga hanyut sampe tujuan :v /plak
Gon mulai ngantuk, matanya perlahan terpejam karena pantatnya ditepuk-tepuk sama Ging. Hari itu, Gon bahagia banget seharian main bareng bapaknya for the first time in forever.
Ging senyum lihat anaknya tidur, udah gede tapi persis kayak bayi. "Met bobo, Gon."
"Met bobo juga ... Go."
Akhirnya, si boneka unicorn dilempar Ging keluar jendela dengan penuh emosi.
Lampu kamar mati, tapi bukan Ging yang matiin :)
"Kok penginapannya horor sih :(" –Ging.
***
Bersambung 》》》
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top