After Story 30DMYFILWM 2 : Killua and the New Student
"AAAAAAA!"
Siswi baru itu hampir aja ngompol sambil berdiri kalo gak langsung sadar akan sosok manusia di hadapannya adalah pemilik wajah cantik nan menawan. Mulut (name) seketika mengatup, sepasang matanya berbinar memandangi paras manusia setengah bidadari bercelana itu.
Wait, bidadari mana yang pake celana? Bidadari dalam cerita Jaka Tarub aja pake kebaya.
(Name) menilik si makhluk jelmaan princess dongeng itu; rambut pirangnya yang pendek tampak halus, berkulit putih mulus, ditambah iris mata biru berkilau yang wau silau.
'Cantik banget, tapi Ichigo Hoshimiya masih lebih feminin sih,' batin (name).
Tanpa sadar, ia blushing sembari natap orang asing yang juga menatapnya heran. "Ano ... maaf, tapi toilet perempuan bukan di sini," kata orang itu, bikin (name) kaget lantaran dengar suaranya yang cukup terdengar layaknya suara lelaki.
Bagaikan disambar petir di gurun pasir, ia lantas teriak, "Kau laki-laki?!"
"Siapa bilang aku perempuan?!"
"Aku, Poccu yang dahulu sempat meragukan jenis kelaminmu, orang-orang di jalan yang melihatmu tapi tak mengenalmu, dan—"
"Woy! Yang benar aja! Siapa lagi yang mengira aku ini perempuan?!"
"Dan tukang nasi goreng Aceh kesukaan Poccu di seberang Gang Bukti!"
"Aku juga gak kenal siapa itu!"
Akhirnya, siswi baru itu diam sejenak, terus dia beraniin diri untuk nanya, "Katamu tadi, toilet perempuan bukan di sini, kan? Terus di mana? Aku udah kebelet, nih!"
Orang asing itu mengerjap beberapa kali, lalu jawab, "Belok ke kanan dari sini, lurus aja terus. Ada di ujung koridor juga."
"Teri dimakan kekasih, terima kasih!"
(Name) langsung ngacir menuju toilet perempuan sesuai arahan siswa yang murah hati dan baik budi tadi. Tapi, di tengah jalan, ia baru ingat kalo lupa tanya siapa nama bidadari keluar dari toilet laki-laki tersebut. Padahal, gak ada bidadari yang pernah keluar dari toilet lelaki.
Ya iyalah, yang masuk ke sana aja gak ada.
"Ya udahlah, nanti juga ketemu lagi," kata (name) seraya masuk ke dalam toilet perempuan.
Udah lega buang air kecil, (name) kembali menjelajah gedung sekolah. Sekarang koridor yang sepi, karena bel tanda jam pelajaran dimulai udah bunyi—suara belnya kedengaran sampe ke dalam toilet—beberapa menit yang lalu. (Name) hampir jantungan pas dengar suara belnya.
Ding dong, I know you can hear me, open up the door, I only want to play a little—
Ya langsung aja (name) buka pintu bilik toilet usai buru-buru pake pantsu sama roknya lagi, udah takut disamperin sama Yu*o Gasa* yang janjian sama Hanako-san.
Untungnya gak terjadi, cuma imajinasi kayak tugas kelompok dikerjain bareng-bareng :'v
"Serasa masuk anime sebelah kalo sekolah lagi sepi kayak begini," gumam (name) sambil tengok kiri-kanan cari ruang kelasnya. "Semoga aja pas turun tangga kagak mati tertusuk payung, ya aku gak bawa payung sih."
Belajar atau tidak, itu urusan nanti. Yang penting (name) harus ketemu letak ruang kelasnya di mana. "Cari ruang kelas aja susahnya kayak cari jodoh," keluhnya.
Kebetulan tuh, ada daftar kelas siswa baru tertempel di papan mading. (Name) samperin terus cari namanya di situ, untung langsung ketemu. Tapi, tidak semudah itu Fergunawan.
"Kelas 7-4 itu di mana dah?"
(Name) masih bingung. Walaupun udah tahu masuk kelas mana, tapi ia tetap belum tahu letaknya di mana. "Cari buah durian di musim rambutan aja lebih gampang," gumamnya sambil garuk-garuk kepala, eh terus rambutnya rontok karena gak pake sampo pentin.
(Name) dulu keramas pernah pake oli, sekarang pake bensin :v tinggal lempar korek api langsung kebakaran hutan dah.
"Lantai bawah ini deretan kelas tujuh semua, tapi kenapa kelas 7-4 malah gak ada sih?"
Ia pun naik eskalator manual alias tangga untuk ke lantai dua, ternyata cuma ada ruang guru sama deretan kelas sembilan. Anehnya, pembagian setiap ruang kelas sembilan itu pake huruf, bukan angka. Misalnya, kelas 9-H, sementara (name) lihat kelas tujuh pake angka semua.
Yah, terserah yang buat sekolahnya sih. Nanti kalo (name) bikin sekolah gak ada guru terus isinya bukan ruang kelas, tapi ruangan rumah kayak kamar tidur. Alasannya karena guru terbaik adalah kehidupan dan kesuksesan selalu berawal dari mimpi, maka perbanyaklah tidur :)
(Name) yang sejak awal udah malas mau sekolah apalagi hampir aja terlambat, jadi makin mager. "Bikin orang capek aja dah," keluhnya lagi. "Coba ada pintu ke mana saja, nanti ojek online demo juga kayak supir angkot waktu itu."
Yee, bukannya dimanfaatin baik-baik malah bikin kerjaan orang terusik.
"Tapi ya, ruang kelas 7-4 tuh di ma—ADAW!"
Sudah jatuh, tertimpa lampu. Iya, lampu tempat tinggal Jin Aladin.
"Aduh, mamae...," ringis (name) sambil usap-usap kepalanya yang tadi kejatuhan lampu, untunglah bukan lampu lalu lintas nanti kepalanya benjol segede bakpao.
"Lah, kok ada barang antik di sini? Lumayan nih kalo dijual kali aja mahal."
Beringsut bangun, (name) pungut tuh lampu buluk persis rongsokan. Kira-kira bakal keluar jin kagak ya kalo digosok? Ya udah, (name) ambil sapu tangan dari saku roknya, terus gosok-gosok tuh lampu yang kotornya setebal bedak sama make up cewek alay.
"Wah, debunya tebal banget kayak dosaku, tapi berbanding terbalik dengan dompetku :'v"
Akhirnya, lampu itu jadi bersih kinclong pake efek blink-blink setelah digosok. Tapi gak ada jin yang nongol, adanya cuma Jin si orang Korea di tempatnya berada.
Saya aja gak tahu makhluknya kayak gimana.
"Kenapa gak terjadi apa-apa? Kok lampunya gak nyala ya? Apa baterainya habis?"
(Name) pun kebingungan, biasalah bocah nolep baru ketemu barang dari dunia luar serasa dapat pedang sihir legenda dari isekai :v
Norak deh /plak.
Tiba-tiba ada suara dari belakang siswi baru itu, "WOY JANGAN TACH DAT LEMP!"
Ya (name) refleks aja lempar lampu yang lagi dipegangnya ke asal suara karena kaget, gak ngucap salam tanpa permisi tahu-tahu aja tuh orang teriak alay macam banci ditangkap polisi.
"ADOOH SAKED KETIBAN DURIAN ROBOH!"
Eh, ternyata lampu itu mendarat di kepala orang yang ngegas tadi :v
"Puji syukur alhamdulillah," kata (name) sambil noleh ke arah makhluk yang tiba-tiba muncul itu, terus senyum kampret. "Rasain tuh contoh GLBB dipercepat pake Hukum Newton Dua!"
"Heh gelas Thai tea, untung nih lampu gak rusak ya kayak muka lu!"
Wah, ngajak ribut sambil tawuran tuh orang. (Name) pun ancang-ancang perang sarung biar berkah terus dianggap jihad fii sabilillah, ia tak mau kalah. "Heh landak cepak, mending lu ngaca dulu sana! Alis aja gak proporsional udah sok menghina wajah cantik badai gue!" hardiknya.
Anak itu ngegas sambil kenalin diri, "Namaku Zushi! Udah ngaca tadi pagi, muka gue terlalu cakep sampe kacanya pecah!"
"Halah, muka lu gak jauh beda sama tuh lampu buluk aja bangga!"
"Sembarangan aja lu kayak lagi buang sampah, muka lu juga sama ya!"
(Name) terigered. "Lu gak tahu ya perbedaan gue sama barang kayak lampu itu?" tanyanya pada Zushi, si bocah gak jelas yang suka ngegas.
"Kagak lah! Apanya yang beda?"
"Kalo barang makin lama makin antik, kalo gue makin lama makin cantik :v"
Siswi baru itu langsung ngacir sambil ngakak, sedangkan Zushi yang udah kalah debat capres mencak-mencak. Zushi ngegas sendiri, "Properti drama mana bisa jadi barang antik!"
Sementara siswi baru itu lari-larian di koridor yang sepi tanpa hambatan kayak Aironman lagi ngejar layangan. Ia naik tangga menuju lantai tiga sambil lari kayak ninja. Ternyata, deretan kelas delapan semua. Tapi di ujung koridor ada belokan, siapa tahu kelasnya mojok di situ kayak sarang anak nolep. Ya udah, (name) lari ke sana.
Tiba-tiba ada orang nongol dari tikungan kayak orang ketiga, saking cepatnya (name) lari sampe kagak bisa ngerem terus tabrakan deh.
BRUAK!
Ingatlah kawan, realita tak selalu sama seperti manga shoujo.
Orang yang (name) tabrak itu langsung mental sampe menembus dinding sekolah terus terjun payung. Dari kejauhan, terdengar suara teriakan manusia sakratul maut tapi gak jadi karena jatuh ke pohon terus nyangkut.
Poor korban tabrak lari :(
(Name) baru aja berhenti di depan pintu suatu ruang kelas. Begitu ia lihat plakatnya, akhirnya siswi baru itu berhasil sampe di kelas 7-4 ruang kelasnya yang terpencil kayak Pulau Biak.
Sebelum buka pintu kelas, (name) komat-kamit baca doa semoga belum ada guru yang ngajar atau minimal gak dimarahi karena datang terlambat. Sejuta alasan untuk ngeles kayak knalpot angkot udah disiapkan.
"Hm ... saya mencium aroma-aroma kebobrokan dari dalam ruang kelas ini," gumam (name), hidungnya endus-endus semerbak wewangian kayak kemenyan yang menguar bersama kepulan asap tipis dari celah-celah pintu.
Heran, pintu kelas dah kayak pintu dunia gaib. Aura mistisnya terasa banget. Ada firasat kalo penghuninya makhluk sejenis jin, termasuk ia sendiri :v
Baru aja (name) mau pegang tuh gagang pintu, tiba-tiba pintunya terbuka akibat didobrak sama penghuni kelas dari dalam. Alhasil ya sekarang (name) terpental terus jatuh terjungkal.
Kejadian semacam itu bisa masuk acara televisi Karma gak yah? Bisa juga diangkat dari kisah nyata jadi sinetron azab, judulnya "Aku Terjungkal Karena Mengabaikan Korban Tabrak Lari yang Terpental" akhirnya viral.
(Name) tepar di lantai, sementara orang yang tadi dobrak pintu sekaligus nabrak dia—seolah nabrak makhluk halus, gak terasa—udah hilang dari pandangan. Larinya mirip So*ic si landak biru hasil daur ulang motor New So*ic 150R yang gagal produksi.
"Sial banget sih hari pertama sekolahku," keluh (name) hampir nangis guling-guling tapi masih tahan diri supaya sisi autismenya gak keluar.
"Aing hayang balik ka imah wae lah :("
"Lah, baru sampe udah pergi lagi."
(Name) langsung noleh ke arah pintu kelas yang terbuka. Seorang lelaki berambut perak—tapi bukan jenis logam—lagi berdiri di depan pintu. Mata sebiru samudra miliknya natap cewek itu, bikin (name) jadi klepek-klepek sama dia :v
Backsound : pandangan pertama, awal aku berjumpa~
'Gusti nu agung, kasep pisan euy!' batin (name) histeris baru pertama kali lihat spesies gabungan hasil perpaduan antara shota sama ikemen.
Lelaki itu tampaknya bingung, mata indah bola ping pong miliknya ngedip beberapa kali kayak lampu mau mati. "Kok ada mayat tergeletak di sini?" tanyanya dengan polos minta dijotos.
(Name) langsung bangun tidur 'ku terus ngegas, "Aku masih hidup, ya!"
'Ganteng-ganteng minta digibeng,' katanya dalam hati, agak emosi dikira mayat.
"Saha maneh?!"
Lelaki itu menunjuk (name) sambil melotot kayak Master Limbad sebelum creambath—rambutnya persis kakek tua.
"Aku?"
Ia nunjuk dirinya sendiri. "Aku? Aku adalah anak gembala selalu gila serba gak bisa :v"
Lelaki itu sweatdrop, terus nanya, "Kamu anak kelas sini juga?"
"Bukan, aku anak kelas 3-E muridnya Kacang Koro-sensei :v"
Setelah mengheningkan cipta dimulai, si kasep masuk ke dalam kelasnya terus teriak, "Apika, ada yang baru nih!"
Sekelas nyahut, "Apa?"
Lelaki tersebut balik lagi nyamperin (name) yang kebingungan pas tangannya ditarik sama orang ganteng. 'Aku senang sekali!' batinnya kegirangan sambil nyanyi lagu opening S*inchan versi Indo.
Di depan kelas, (name) berdiri kaku layaknya Patung Liberty begitu tangannya yang digenggam lelaki itu diangkat ke atas kayak juara lomba makan krabby patty di ASEAN Games.
Lelaki itu nyanyi dengan suara yang MERusak DUnia sambil bergerak-gerak abstrak.
"Hari ini hari pertamaku
Hari pertama ke sekolah
Senangnya diriku naik ojek Gerebu
Pergi berangkat ke sekolah
Senangnya hatiku bertemu kacung baru
Guru baru pasti digibah~"
"ASEEK ASEEK XTRA JOS!"
Sekelas pun bersorak sorai kayak lagi nonton atraksi barongsai jago akrobat sambil tebar angpao isi Iponx yang bisingnya ngalah-ngalahin teriakan penonton sepak terjang kehidupan.
Ya udah (name) diam aja kan bingung mau ngomong apa, bengong aja kayak kucing bergigi bolong. Lagian sekelas isinya makhluk astral semua. Penampilannya aneh bin ajaib pula, untungnya masih pake seragam sekolah. Dari tampang-tampangnya sih sebagian ada yang barbar, selebihnya mayoritas makhluk gak jelas.
Usai nari Srimpi, si kasep nanya, "Namaku Killua Zoldyck, panggil aja Killua atau panggil sayang juga boleh :v namamu siapa, cantik?"
Ia langsung blushing salah tingkah dibilang cantik, padahal biasanya disebut burik.
"Namaku (your full name), panggilnya (name) aja. Salam kenal," jawabnya sambil tersenyum manis semanis tumis yang kagak manis.
"Salam juga," balas Killua, terus senyum ketjeh bikin (name) meleleh. "Salam untuk calon mertua maksudnya :)"
Oke, kayaknya sepulang sekolah nanti (name) harus cek kesehatan jantungnya ke rumah sakit.
Lantaran malu, pandangan (name) beralih ke arah lain. Terus matanya lihat sosok familier yang lagi duduk di barisan depan, ternyata si bidadari bercelana yang tadi ditemuinya di toilet laki-laki.
"Loh, kamu yang tadi, kan?" tanya bishounen itu sambil nunjuk (name) yang melongo kayak orang bego. 'Kenapa tuh jelmaan kue putri salju ada di sini?!' batinnya histeris.
"Aku gak nyangka kalo kita bakal sekelas," kata cowok cantik itu sambil senyum ulala bikin ia tergila-gila kayak habis makan gula-gula.
"Namaku Kurapika Kuruta dan aku ini laki-laki, bukan perempuan. Salam kenal, (name)."
Dalam hatinya, ia berharap semoga Kurapika gak bakal kasih tahu siapapun tentang pertemuan pertamanya yang memalukan itu. Kayaknya sih Kurapika bisa dipercaya.
"Kurapika udah kenal sama (name)?" tanya Killua, ikut nimbrung karena dikacangin dari tadi.
"Iya, tadi aku ketemu di—"
Gak jadi, ia tarik lagi kata-katanya.
"EH KURAPIKA AWAS DI RAMBUTMU ADA KECOA NEMPLOK!"
"KYAAA!" jerit Kurapika dengan suara nyaring melengking bikin telinga berdenging.
Sekelas sunyi senyap seketika karena tiba-tiba aja (name) teriak sambil nunjuk Kurapika yang langsung acak-acak rambutnya untuk ngusir kecoa yang katanya nemplok di situ.
Killua nyemprot baigone gaib—entah dari mana asalnya—untuk bantu Kurapika. Eh, tapi Killua malah digaplok masa :(
Kurapika ogah pergi ke salon untuk bersihin rambutnya yang halus selembut kain sutra dan seharum bunga melati yang udah diolah jadi teh.
"Mana?! Gak ada, kok!"
"Udah terbang lagi kali!"
Sebenarnya, (name) gak mau bohong. Ia cuma mencegah Kurapika supaya gak membocorkan atap rumah—eh, maksudnya gak bilang sama siapapun tentang first meet antara keduanya.
Kurapika berhenti ngacak rambutnya, terus hela napas lega. "Duh, bikin panik aja sih," ucapnya lesu, sementara (name) cengar-cengir.
Kurapika bangkit berdiri dari kursinya. "Aku mau cari Gon sama Leorio dulu," katanya. "(Name) di sini aja sama Killua."
Setelah pamit, Kurapika melipir pergi keluar kelas. Tinggallah ia bersama Killua yang baru aja lepas genggaman tangannya.
"Maaf ya, gue lupa masih pegangin tangan lu. Soalnya, serasa lagi pegang amal baik sih, jadinya gak mau dilepas :v"
(Name) jadi tahu rasanya jadi es krim mencair akibat gombalan Killua hangatnya sama kayak roti unyil baru keluar dari oven.
"Gon sama Leorio itu siapa?" tanyanya, berusaha ganti topik pembicaraan.
"Teman kita juga."
"Kalian akrab ya?"
"Bisa jadi iya, bisa jadi kagak. Tapi kita memang dekat sih, tinggal serumah hasil patungan juga."
"Wah, serasa keluarga catur ilegal ya :v terus ke mana Gon sama Leorio?"
"Leorio tadi keluar mau ke toilet. Tiba-tiba ada suara debuman keras dari luar. Gon panik, banting pintu kelas terus lari untuk nyusul Leorio dan sampe sekarang belum balik."
(Name) kitjep, rupanya ia kualat akibat nabrak orang kagak tanggung jawab. Apalagi, anak-anak kelas 7-4 mendadak heboh sama dinding yang bolong kayak mulut gua Jepang di koridor.
"Nih tembok jebol ditinju sama titan, ya?!"
"Bukan, ditendang Kapten Tisubasa kali!"
Killua tetap di kelas sama (name), sesekali bercanda sambil gombal bikin siswi baru itu olahraga jantung di hari pertama sekolah.
"Sejak kulihat kamu di sekolah, bawaannya pengen belajar terus. Belajar jadi yang terbaik buat kamu :)"
Tapi, (name) gak bisa tinggal diam. "Belajar itu untuk dirimu sendiri, bukan untuk orang lain," balasnya. "Memangnya kamu mau nilaimu yang bagus malah dikasih untukku?"
"Apa sih yang kagak untuk (name) :v"
Sayangnya, Killua sukses bikin (name) skakmat berulang kali. Tapi, kadang gombalannya horor.
"Kalo nanti malam ada pocong ngintip di jendela, jangan takut yah, dia memang sengaja kusuruh untuk jagain kamu tidur :v"
"MENDING GAK USAH, DEH!"
"Ya udah, kuminta Mbak Kunti nyanyi lagu Nina Bobo supaya kamu tidur deh :v"
"YANG ADA TUH SETAN MALAH NYANYI LINGSIR WENGI WOY!"
"Oke, kusuruh tuyul sama babi ngepet bawa uang yang banyak untukmu aja :v"
"ITU UANG HARAM HASIL MALING!"
Lama-lama, (name) merasa bakal disantet sama Killua nantinya. "Udah, aku mau duduk," katanya.
"Ayo sini, duduk sama aku di pelaminan :)"
–Killua 2020.
Selesai.
***
Akhirnya, kelar juga :')
Tapi tugas saya belum kelar :(
Tembus 2000+ kata tapi hasilnya garing kayak kerupuk :'( maaf banget ya, udah lama jadinya garing pula.
Saya berterima kasih kepada para pembaca yang sabar menanti cerita ampas ini—kalo ada—sampe gemes pengen lindes saya, jujur aja :')
Saya juga minta maaf atas segala kekurangan dalam cerita ini, kurang lucu humornya, kurang asik ceritanya, kurang greget dan sinting kelakuan tokohnya, kurang cepat update-nya.
Saya bakal jarang update lagi, karena tugas turunnya berangsur-angsur kayak Al-Quran dan ide saya mampet. Akhir pekan belum tentu bisa publish, soalnya itu waktunya untuk garap tugas.
Nanti kalo masa-masanya libur karena ujian para kakak kelas, in syaa Allah, saya aktif ngetik lagi. Tapi saya gak janji loh.
Sekian, terima kasih :)
Bonus : First Meet with Gon!
Gon : "Kamu siapa?"
(Name) : "Ha—"
Gon : "Kamu seperti jelly (~ •w• )~"
(Name) : "Dasar korban iklan >:)"
Gon : "Namaku Gon, kalo namamu siapa?"
(Name) : "Namaku Bento rumah real estate, mobilku banyak harta berlimpah 😎"
Bonus 2 : First Meet with Leorio!
(Name) : "Permisi, itu tempat dudukku. Kamu siapa ya?"
Leorio : "Aku?"
(Name) : "Iya."
Leorio : "Aku anak sehat tubuhku kuat, ototku kawat tulangku besi :v"
(Name) : "Halah, kena air juga karatan lu."
Leorio : "Kok jahat :( namaku Leo—"
(Name) : "Leo?"
Leorio : "Iya."
(Name) : "Leo keripik kentang?"
Leorio : "Bukan, Leonasution Maruzuki :v"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top