112. Ghosting Horrawr 1
Killua lagi sendirian di rumah, teman-temannya pergi entah ke mana. Ini bukan pertama kalinya, jadi dia biasa aja. Toh, memang yang paling sering ditinggal sendirian di rumah ya Killua si kucing rumahan kurang kerjaan.
"Santai dulu gak sih," kata siluman kucing putih—makanya agak beloon dia—sembari rebahan sama main ponselnya di kasur, rutinitasnya Killua di rumah ya ini.
Killua cek aplikasi chat, siapa tahu temannya ada yang kasih kabar buat dia di grup chat mereka berempat. Tapi hasilnya nihil, belum ada chat apa pun dari siapa pun di grup itu untuk hari ini.
"Lah, tumben nih grup sepi. Biasanya rusuh," batin Killua, agak heran soalnya belum pernah ditinggal sendirian di rumah tanpa kabar. Biasanya, mereka berempat buat laporan di grup chat tiap pergi ke mana pun supaya gak cari-carian serta tahu lokasi satu sama lain.
"Berasa di-ghosting gue, padahal gak punya pacar," ocehnya, nah kan kalo begini Killua baper 'dikit jadinya.
Killua cek room chat teman-temannya satu per satu, tapi gak ada juga yang chat dia. Killua cemberut, dahinya mengerut lantaran heran teman-temannya lenyap, pergi begitu aja kayak ditelan dinosaurus.
"Dih, gak ada yang kasih kabar, masa." Killua jadi merasa kayak anak hilang di rumah sendiri sekarang. Karena gak dikasih kabar, ya udah Killua minta kabar aja ke teman-temannya. Killua chat tuh ketiga temannya, sekalian chat Zushi, kali aja Gon main di rumahnya Zushi.
Tapi apalah daya, ketiga temannya centang satu warna abu-abu alias offline semua, chat yang Killua kirim di grup chat mereka berempat juga percuma karena gak ada yang baca. Zushi malah lebih parah cuma baca gak balas chat-nya, sok jual mahal padahal bisa dicicil.
Killua pun misuh, "Pret kata gue teh. Ah, jadi mau es teh, sekalian cari makanan deh."
Akhirnya, beranjaklah siluman kucing putih itu menuju ke dapur untuk cari makan. Pas lewat ruang tengah, Killua sempat lihat jam dinding yang menunjukkan pukul setengah dua siang.
"Kapan perginya mereka?" Killua bergumam, "Terakhir kali gue lihat jam di ponsel, kalo gak salah jam sebelas, gue ketiduran. Gue bangun tidur kira-kira sepuluh menit yang lalu. Berarti, sekitar tiga jam, selama itu waktu perkiraan perginya mereka. Pertanyaannya, mereka pergi ke mana kok sampe sekarang belum pulang?"
Killua agaknya merajuk karena di-ghosting sama ketiga temannya. Begitu bangun tidur tuh Killua udah gak merasakan keberadaan siapa pun di rumah—jangan lupa, Killua nih hunter ya sayang ya—makanya Killua sadar dia ditinggal sendirian, tapi gak menyangka kalo dia gak dikabari.
Setibanya di dapur, Killua tatap pintu kulkas yang ditempeli foto-foto jamet no filter mereka berempat. "Kurapika biasanya tempel sticky notes di pintu kulkas atau meja dapur kan kalo pergi, kok ini gak ada," gumam Killua, matanya melirik ke meja makan yang kagak ada makanannya.
Killua hela napas, pasrah. "Begini amat ditinggal. Kalo gak kasih kabar minimal kasih makan lah," keluhnya. Killua buka tuh pintu kulkas eh pas dibuka kulkasnya kosong melompong.
Killua ngegas, "Demi kesejahteraan bersama! Bisa-bisanya di kulkas cuma ada bunga es!"
Killua tepuk jidat, ternganga mulutnya pas matanya lihat kulkas yang kagak ada isinya. Gak ada makanan beku, bahkan camilan simpanan Gon sama Killua yang biasanya banyak stoknya juga gak ada. Killua melongo sejenak, kemudian dia tutup pintu kulkas seraya geleng kepala kayak orang India.
Pantang pulang sebelum kenyang, Killua buka tiap rak yang ada di dapur buat cari makanan cepat saji sebangsa mi instan yang bisa dimasak. Tapi sia-sia, rumahnya kayak habis dijarah, gak ada makanan yang tersisa. Permen sebiji pun gak ada.
"Ah, gembel! Ya udahlah, gue pesan go-fud aja."
Usai uring-uringan di dapur, Killua pun beranjak ke ruang tengah, terus rebahan di sofa sembari buka aplikasi go-ngek di ponselnya untuk pesan makanan sama minuman dengan go-fud.
"Beli apa ya enaknya, hm ... ayam geprek atau steak? Dua-duanya lah, kalo bisa beli dua kenapa harus satu."
Killua sengaja pesan makanan sama minuman yang banyak buat teman-temannya pas mereka pulang nanti. "Kurang baik apa lagi coba gue ini," kata Killua, memuji dirinya sendiri karena jarang ada orang yang puji dia.
"Lagi pula, gue kan kaya raya. Perusahaan go-ngek juga bisa gue beli." Kaya raya tapi kok gak punya makanan di rumahnya.
"Sip, mari kita tunggu." Killua pun sibuk scroll media sosialnya sehabis pesan go-fud.
Killua bad mood karena lapar, belum makan siang, mana gak ada makanan di rumah. Kurapika belum masak lagi atau setidaknya menyisakan makanan untuk Killua sebelum pergi hari ini, jadilah kucing yang terlantar di rumah tersebut kelaparan.
Sudahlah ditinggal sendirian, gak dikabari, gak diberi makan pula. "Sakit hati banget sih aku," gerutu Killua, telanjur baper bocahnya gegara di-ghosting sama teman-temannya.
Nah, di sinilah horornya dimulai.
Killua asyik tonton reels terbarunya Mas Ganta eh tiba-tiba ada suara ketukan, tuk ... begitulah bunyinya. Killua diam, ibu jarinya menekan layar ponsel untuk menjeda reels yang lagi ditontonnya.
"Abang go-fud? Tapi ... gak kedengaran suara motornya. Gak bilang permisi, gak niat banget ketuk pintunya lagi," batin Killua, secepat kilat Killua buka aplikasi go-ngek untuk cek pesanan go-fud yang ternyata masih on the way ke alamat tujuan alias rumahnya.
"Ah ... biarlah." Killua yang aslinya cuek bebek pun cuma angkat bahu. Kucing terlantar yang kelaparan itu buka media sosialnya lagi, lanjut tonton reels-nya Mas Ganta.
Eh, suara ketukannya kedengaran lagi, tuk ... udah, habis itu suara ketukannya hilang.
Killua dengar jelas suaranya. Pendengarannya tajam, setajam silet. Killua tahu persis sumber suaranya dari pintu depan rumah—toh, jaraknya dekat dengan ruang tengah—tapi Killua gak merasakan keberadaan siapa pun dari sana. Killua nih hunter yang super peka ya sayang ya, makanya dia tahu ada orang lain di sekitarnya atau enggak.
Killua pun berusaha berpikir positif meski pikirannya sudah tidak suci. Ini semua salah Mikey yang bilang bahwasanya Atsumu punya pacar sampe Killua panas dingin karena syok eh tahunya hoaks. Killua akhirnya kena FOMO karena takut geng jamet tersayangnya punya pacar sementara Killua stay single kayak keju.
Apa sih, intinya Killua jadi sering overthinking gara-gara ketua geng berandal itu.
"Harusnya gue tanya Mas Tsumu, bukannya percaya sama Mikey si budak taiyaki itu," rutuk Killua, ah baper lagi bocahnya. "Heh cebol awas lu ye, besok gue tantang lu balap karung di kebun cabe rumahnya Ciel, yang kalah dicelupin ke sawah."
Killua kirim chat ke Mikey sesuai omongannya tadi, dibalas 👍🏻 sama Mikey.
Eh, ada notifikasi dari aplikasi go-ngek, rupanya abang go-fud yang antar pesanan ayam geprek kirim chat, tanya rumahnya Killua yang mana. Killua balas chat-nya sembari bangkit berdiri, baru mau ambil langkah eh Killua malah jatuh.
Gubrak!
"Eh kodok terbang!" latah Killua, tuh bocah habis jatuh bukannya berdiri malah lesehan. Mulutnya bungkam tapi batinnya gak bisa diam. Killua membatin, "Siapa yang jegal kaki gue? Terasa banget tadi ada tangan yang pegang terus tarik pergelangan kaki gue."
Killua perlahan noleh ke belakang, tatapannya tertuju ke kakinya yang terasa agak nyeri. Killua kaget, ternyata ada memar di kaki kanannya. Entah sejak kapan kakinya membiru kayak habis makan permen jagoan meong.
"Ah, gue jadi ingat kata Gon kalo badan tiba-tiba memar warna biru tapi gak kebentur artinya dijilat setan kan." Killua gelengin kepalanya kayak lagi dugem, ini bukan waktunya untuk ingat kata-kata Gon yang meresahkan itu.
"Eh bajigur, ponsel gue mana?" Killua spontan berhenti geleng kepala, lantas misuh sembari cari ponselnya yang tanpa sadar terlempar terjatuh terpental terlepas dari tangannya, "Mana casing-nya gue lepas, jangan rusak plis masih sayang gue sama lu, ponsel."
Killua yang tengah sibuk tengok kanan-kiri pun berhenti saat terdengar suara teng nong neng nong neng tong neng tong neng neng teng ....
Suara yang Killua dengar ini suara piano, bagus sih suaranya tapi masalahnya gak ada yang punya piano di rumah ini. Detik berikutnya, Killua merinding pas sadar yang dia dengar ini Für Elise.
Meski bulu anunya udah meremang, Killua enggan keluar dari ruang tengah karena ponselnya belum ketemu. "Ponsel dodol, lu jangan hilang 'napa di galeri kan banyak foto aib besties gue yang belum disebar ke twixer," gerutu Killua sembari cari ponselnya.
Killua kaget pas suara pianonya mendadak ngegas, TENG! TENG TENG! TENG! TENG!
"Teng teng coblos gambar banteng." Si kocak Killua pun nyanyi di dalam hati.
Terus suara pianonya berhenti tiba-tiba, gak kedengaran lagi kayak suara ketukan tadi. Killua hela napas, sedikit tenang karena setidaknya suara gaib yang kagak jelas sumbernya itu raib.
Killua kira berhenti, rupanya cuma ganti playlist spotipi. Terdengarlah lagunya duh aduh memang asyik punya pacar tetangga ....
"Ini kan lagu yang disetel Mas Suna di pos ronda pas 'nyindir Baji sama Cipuy gara-gara bolos ronda buat tawuran lawan Tadika Mesra," gumam Killua sambil goyang itik karena lagunya asyik.
Eh lagunya ganti jadi jingle es krim kampina yang viral di media sosial. Killua mau joget tapi lagunya ganti lagi jadi lagu ku hamil duluan sudah tiga bulan gara-gara pacaran tidurnya berduaan ....
"Yah padahal gue mau menarikan tarian pembunuh iblis bulan madu," keluh Killua, kecewa soalnya gagal goyang brutal. Selagi cari ponselnya diiringi lagu ibu hamil itu, Killua bergumam, "Lebih baik hamil di luar nikah daripada hamil di luar angkasa."
Sepasang mata biru Killua yang biasanya jelalatan lihat perempuan kini alih fungsi jadi pelacak ponsel. Killua seketika pasang bombastic side eye pas sudut matanya lihat ada benda bentuknya kotak terus bercahaya terang di kolong sofa di sebelahnya.
Iya, itu ponsel, mereknya aiphone. Killua lihat ponsel itu tepat saat lagunya berganti. Kini, lagu sawarasenai kimi wa shoujo na no terdengar nyaring dari ponsel aiphone tersebut.
"Oh, ada yang telepon," gumam Killua, lalu hela napas lega karena lagu yang sedari tadi didengarnya cuma nada dering ponsel.
Killua berdiri, hendak beranjak keluar dari ruang tengah. Jangankan angkat telepon, Killua sentuh ponselnya aja enggak, karena itu bukan punya dia. Lagi pula, penghuni rumah ini gak ada yang punya ponsel aiphone, karena mereka pengguna ponsel sanzung.
Hati ingin lari tapi kaki dipegangi. Killua mau maksa lari tapi gak bisa, seketika kedua kakinya dicengkeram kuat-kuat. Tapi, sekali lagi, Killua gak merasakan keberadaan si pemilik tangan yang mencengkeramnya ini.
Killua melirik ke bawah, matanya membulat saat lihat dua tangan berkulit pucat terjulur dari kolong sofa, mencengkeram pergelangan kakinya. Tangan-tangan itu gak ada kukunya, jarinya pun gak utuh, ada yang hilang—kayak dipotong—separuh.
Bukannya jejeritan, Killua dengan beraninya tepuk tangan. "Hebat, tenaganya kuat banget, padahal tuh tangan kurus kering kayak kentut dibungkus kulit," ujarnya, tetap santai walau terbantai.
Si jelmaan kucing merinding, matanya beralih melirik ke samping, eh dia jumpa remot televisi tergeletak di atas sofa. Secepat kilat, Killua ambil terus banting remot tersebut ke salah satu tangan yang cengkeram kakinya, kemudian Killua injak tangan yang satunya sampe cengkeraman di kedua kakinya lepas.
Selepas itu ada yang teriak kesakitan dari kolong sofa, "AAAAAAAAAAAA!"
"AAAAAAA!" Killua ikut teriak ketakutan, terus kabur seraya berseru, "Gerakan kilaaat!"
Killua berhasil lari keluar dari ruang tengah, kakinya melaju menuju pintu depan rumah. Killua gak kepikiran buat buka pintunya pelan-pelan, jadi dia dobrak aja pintunya.
Tapi, pintunya gak kebuka, padahal biasanya kalo didobrak tuh pintu copot engselnya. Killua mundur cantik, kemudian didobraknya lagi pintu itu tapi gak kebuka juga.
"Sekali lagi dapat piring cantik," kata Killua sambil mundur kayak undur-undur, berhenti sesaat terus cepat-cepat lari menuju pintu.
Killua berseru sembari dobrak pintu, "Dengan kekuatan bulan akan mendobrak pintu hatimu!"
Brak!
•-•-•-•
Bersambung ....
☆ Senin, 1 Januari 2024 ☆
Hai, semuanya (⌒‐⌒) semoga tahun ini aku bisa rajin, aamiin.
See you soon ♡
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top