7 - Jeno Untuk Y/n

Jam 19.43

"Ayah pulaaaanngg~"

Suara Taeyong berhasil membuat atensi Y/n teralihkan. Ia yang tengah duduk di sofa bersama Jeno, langsung melompat dan berlari menghampiri ayahnya yang baru saja membuka pintu utama.

"Ayaaaahh!!" Y/n berteriak, lalu memeluk kaki sang ayah.

Taeyong mengulas senyum dan menggendong puteri kecilnya itu, "Hai sayang."

"Ayah, ayah tau gak? Tadi aku jadi princess loh." Ujar Y/n antusias.

"Oh ya?" Tanya Taeyong sambil melonggarkan dasinya sambil berjalan memasuki rumah. Membiarkan ART yang membawakan tasnya.

"Iya ayah. Tadi aku jadi princess, terus Jeno yang jadi pangerannya. Aku juga dipakein mahkota gitu, ayah. Mahkotanya cantiiiikkk banget. Terus terus Jeno pake baju putih. Ganteng banget, mirip kayak pangeran-pangeran yang ada di film Disney."

Taeyong terkekeh mendengar penuturan Y/n yang tampak sangat bersemangat.

"Aku sama Jeno nari-nari. Lagu yang di puter juga lagu favorit aku. Lagu barbie sama lagu yang suka dinyanyiin sama Om Jaehyun. Apa judulnya Yah? Yang lagunya tuh gini 'e hol nu wod~'" Y/n masih berujar dengan antusias. Ia memberikan nada sedikit di akhir kalimat. Menggemaskan sekali memang.

Ucapan Y/n mengundang tawa Taeyong untuk pecah. Ia mencium gemas Y/n sebelum menjawab, "Maksudnya A Whole New World?"

"Nah iya itu Yah. E hol nu wod."

Taeyong masih tertawa. Jadi ini maksudnya Jeno?

|
|
|
Flashback on*

"Apa Jeno boleh minta sesuatu?"

"Boleh. Minta apa?"

"Jeno mau minta dibeliin tuxedo sama mahkota."

"Loh? Buat apa nak?"

"Itu ayah, em.... Y/n pingin jadi princess. Jeno pingin banget kabulin impian Y/n. Makanya, Jeno punya rencana buat jadiin Y/n princess hari ini."

"Oh gitu. Tuxedo yang gimana? Warna apa?"

"Kalau bisa warna putih, Yah. Terus mahkotanya 2 ya? Buat Jeno sama Y/n. Kan ceritanya Jeno yang jadi pangerannya Y/n."

Taeyong tertawa, "Ada-ada aja. Iya, nanti ayah beliin. Tapi yang anter barangnya bukan ayah ya, tapi Johnny. Soalnya ayah sibuk."

"Iya ayah, gakpapa. Makasih banyak ya ayah. Jeno sayang sama ayah."

"Iyaa, ayah juga sayang sama Jeno."

Flashback off*
|
|
|

Taeyong tersenyum menatap Jeno yang masih duduk manis di sofa.

"Ayah, mama Naya mana? Gak pulang?" Tanya Jeno.

"Enggak. Mama Naya sibuk, jadi yang pulang cuma ayah."

Jeno mengangguk dengar jawaban Taeyong.

"Yaudah, Jeno buatin ayah minum ya? Ayah pasti capek." Ujar Jeno kemudian sambil berdiri.

"Boleh. Makasih ya."

Jeno mengangguk lagi sebelum pergi ke dapur. Sementara Taeyong duduk di sofa panjang dengan Y/n yang duduk di pangkuannya.

"Y/n seneng?" Tanya Taeyong.

Y/n yang sedang memainkan dasi ayahnya yang sudah longgar, mengangguk lucu.

"Y/n sayang sama Jeno?" Taeyong bertanya lagi yang pastinya dijawab anggukan oleh Y/n.

"Masa?"

"Iya ayah, Y/n sayaaaang banget sama Jeno. Soalnya Jeno baik. Ganteng lagi. Pokoknya Y/n mau terus-terusan sama Jeno."

"Kalau ayah ganti robotnya sama robot yang lain mau?"

"Iiiiiiiii gamauuuu~ Y/n maunya sama Jeno. Gamau sama yang lain. Jeno nomor satu, dan Jeno yang selalu jadi pangerannya Y/n. Kalau ayah berani ganti Jeno, Y/n bakal marah sama ayah!"

Mendengar itu, Taeyong tertawa, "Iya iya, ayah gakan ganti Jeno. Jeno tetep disini buat anak ayah yang paling cantik." Setelahnya Taeyong menciumi pipi Y/n yang buat Y/n tertawa.

"Tapi ayah janji 'kan?" Tanya Y/n.

"Iya, ayah janji. Masa iya ayah bohong?"

"Ya abisnya ayah ngomong gitu. Kan Y/n jadi takut kalau Jeno bakal beneran diganti."

"Enggak dong. Ayah menciptakan Jeno kan buat Y/n. Masa diganti? Ayah juga sayang sama Jeno. Gak mungkin ayah ganti Jeno."

Senyum Y/n mengembang dengan manis dan lucu. Ia langsung mencium pipi sang ayah, lalu memeluk lehernya.

"Kok cuma pipi doang yang dicium? Bibir ayah gak akan dicium nih?"

Y/n melepas pelukan untuk menatap ayahnya,

"Ayah gak boleh ngomong gitu."

"Loh? Kenapa?"

"Nanti emot bulgos bertebaran di kolom komentar gimana?"

"Kamu ngomong apaaaaa coba? Ini 'kan ayah kamu, masa jadi muncul emot bulgos? Yaudah sini ayah aja yang cium kamu." Taeyong memajukan kepalanya, kemudian mencium bibir Y/n dengan singkat.

"Ini ayah minumnya."

Itu Jeno. Ia baru saja datang sembari membawa segelas teh hangat.

"Simpen di meja, nak. Makasih ya."

Jeno menyimpan gelas itu di atas meja.

"Kayaknya rame banget. Ngomongin apa? Tadi Jeno denger emot bulgos. Emot bulgos tuh apa?" Tanya Jeno polos. Ia mendudukkan dirinya di samping Taeyong.

"Gatau nih. Omongan Y/n suka ngawur aja, heran." Balas Taeyong. Jari telunjuknya mencolek hidung Y/n.

Yang dicolek hanya tersenyum tanpa dosa.

"Oh iya, ayah udah daftarin Y/n ke sekolah Neo School Technology. Jadi, Y/n minggu depan udah mulai sekolah." Ujar Taeyong.

Y/n mengerutkan keningnya bingung, "Sekolah?"

"Iya sekolah. Nanti Y/n disana belajar, ketemu banyak temen."

"Gamauuuu~ Y/n gamau sekolah. Kan Y/n udah ada temennya."

"Siapa?"

"Tuh Jeno." Jawab Y/n seraya menunjuk Jeno.

Taeyong menggeleng dengan senyuman, "Bukan, bukan itu maksud ayah. Emangnya Y/n gak mau sekolah kayak anak lain? Emangnya Y/n gak mau punya banyak temen?"

"Enggak. Jeno aja cukup."

"Astaga~ Gak boleh gitu dong sayang. Gimanapun juga, Y/n harus sekolah. Y/n juga kan udah pinter baca sama berhitung. Masa Y/n gak mau tambah pinter?"

Y/n diam, tidak tau harus menjawab apa.

"Mau ya sekolah? Nanti Jeno yang anter Y/n sekolah. Atau mau ayah aja yang anter?"

"Em... Mau sama dua-duanya. Tapi kalau ayah sibuk, Y/n sama Jeno aja."

"Yaudah, berarti Y/n mau ya sekolah minggu depan?"

Y/n mengangguk, berhasil membuat Taeyong mengembangkan senyumnya.

















Y/n udah bisa baca sama berhitung. Dia gak perlu masuk TK. Langsung SD aja. Batin Taeyong.





















TBC

Coba jelaskan, dimana ada robot kek Jeno gini?? Aku mau satu T_T

Btw, Y/n ini 'kan kalian ya? Terus kalian sebagai Y/n mau ceritanya langsung loncat ke masa remaja apa mau tetep masa kecil dulu? Soalnya konflik bakal muncul pas masa remaja/SMA:)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top