Tiga

Hal yang sama terjadi keesokan harinya. Kali ini intensitas hujan lebih lebat dari kemarin. Membuat jendela-jendela lebih berempun.

Ini yang Rafly suka.

Hujan.

Dan ia bisa menuliskan apapun di kaca yang berembun.

Itulah hobi dan kebiasaannya. Tak peduli sebanyak apapun orang mengejeknya aneh dan idiot karena kebiasaannya ini.

Rafly mulai menggerakkan tangannya, membentuk huruf demi huruf yang nantinya akan menjadi sebuah kalimat. Tak peduli teman-temannya menertawakannya saat ia tersenyum menatap kalimat itu.

Namun sesuatu menghalangi senyumnya. Perlahan namun pasti, Rafly melunturkan senyumnya. Memegang kepalanya lalu berteriak keras dengan mengucap kata sakit.

Dan ini salah satu alasan mengapa ia dianggap aneh. Berteriak sakit lalu pingsan.

Ya, benar. Rafly menutup matanya di atas lantai kelas yang dingin.

.

311018

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top