Dua

Musim penghujan telah datang berhari-hari yang lalu. Membuat suasana hati Rafly menghangat. Ia suka hujan. Oh, tidak. Ia mencintai hujan. Dan berharap suatu saat, hujan yang akan mengiringinya menuju peristirahatan terakhirnya. Setidaknya, itu harapan Rafly saat ini.

Hujan turun dengan derasnya sejak pagi hari. Teman sekelasnya mengomel, mengeluh dan secara terang-terangan mengungkapkan jika mereka sangat membenci hujan. Dan itu, membuat telinga Rafly panas mendengarnya. Menyebalkan.

Embun mulai menempel pada kaca kelasnya. Kebetulan yang memberuntungkan, Rafly duduk di samping jendela. Senyumnya terangkat pun tangannya. Menyentuh embun itu dan mulai menggoreskan tangannya perlahan membentuk huruf RAP. Nama panjangnya.

Kebiasaan Rafly sejak kecil rupanya terus berlanjut hingga ia memasuki bangku putih biru.

Melihat apa yang Rafly lakukan, teman sekelasnya mencibir. Menganggap ia aneh dan kekanak-kanakan. Tapi Rafly peduli apa? Ia hanya fokus pada embun di kaca. Menuliskan apapun yang ada di otaknya.

.

311018

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top