ER
XiuRa ingat saat rombongan prajurit dan dayang menjemputnya atas perintah kaisar, memisahkannya dari sang ibunda.
Memperparah kondisi kesehatan Ibunda yang selalu sakit-sakitan semenjak tahu kalau suaminya punya anak dari salah satu pelayan mereka.
Anak yang awalnya dipikir hasil main sang pelayan dengan salah satu penjaga.
Bahkan saat tahu pelayan pribadinya hamil tanpa menikah, ibunda saat itu masih mau menerima bibi Guo di rumah mereka.
Jadi bagaimana ibundanya tidak akan shock saat mendapati suami dan pelayan pribadinya tidur bersama. Apalagi saat dia akhirnya tahu kalau ternyata LiJuah adalah anak dari suaminya sendiri.
Saat itu umur LiJuah sudah tujuh tahun dan XiuRa enam tahun.
Ibunda yang marah dan merasa dipermainkan selama bertahun-tahun langsung mengusir bibi Guo dan LiJuah. Sayangnya semenjak saat itu ibu tak pernah sama lagi.
Ibu diserang berbagai penyakit, semakin lemah saat dapat kabar kalau sang suami masih terus mendatangi rumah yang disediakan untuk Sang selingkuhan.
Ayah bahkan lebih sering berada di sana dibandingkan di rumah, bersama XiuRa dan Ibunda.
Lalu ditambah lagi dia dipisahkan dari Putri yang masih berumur delapan tahun.
Putrinya harus tinggal di istana yang punya aturan super ketat dan bahkan untuk menjenguk sang ibunda pun XiuRa harus mendapat izin langsung dari sang kaisar yang lebih sering bilang tidak karena ulah pangeran LiangYi yang takut XiuRa tidak akan kembali lagi.
Awalnya LiangYi kecil selalu ada bersamaa XiuRa.
seperti mendapatkan mainan baru, LiangYi tak pernah bosan mengabiskan waktunya di istana emas tempat tinggal XiuRa semenjak pindah ke istana pusat.
Namun lama kelamaan LiangYi terlihat mulai bosan dan kehadiranmya semakin jarang setelah Kaisar terdahulu meninggal karena sakit dan LiangYi diangkat jadi Kaisar menggantikannya.
Sampailah akhirnya XiuRa tidak lagi diinginkan, dibuang seperti mainan rusak yang tergelak disudut ruangan tanpa ada yang peduli.
Awalnya XiuRa mencoba maklum, sekarang pangeran LiangYi sudah menjadi kaisar, dia pasti sangat sibuk.
Tapi lama kelamaan hati XiuRa berontak, tapi sayangnya XiuRa tak bisa berbuat apapun.
XiuRa takut sang kaisar hanya dibuat marah olehnya dan justru mengusirnya makin jauh dari sisi sang Kaisar yang sudah dicintainya lebih dari dirinya sendiri.
Lalu entah bagaimana Kaisar LiangYi kembali muncul dan menetapkan jadwal kalau dirinya akan makan bersama XiuRa setiap harinya, dua kali sehari, pagi dan malam.
Tapi apa gunanya jika sang kaisar tidak menatap ke dalam mata XiuRa dan tak bicara lebih dari lima kata padanya saat dia melakukan hal tersebut?
Dan tak lama setelahnya XiuRa tahu tentang hubungan yang terjalin antara sang kaisar dengan kakak tirinya.
Lengkaplah sudah derita XiuRa yang terus harus menelan kecewa dan sakit hati sampai saat ini.
Satu-satunya penghibur baginya adalah arak.
Itulah sebabnya Xiura minum sepuas hatinya saat dia punya kesempatan.
Bahkam.Kedua dayang yang melayaninya tak kuasa menghentikan sang Putri.
Xiura berpaling mengambil cawan berisi arak dan menuangkannya ke dalam kolam ikan.
"Ayo temani aku minum"
Ajak XiuRa dengan berbisik pada ikan yang terus diam tidak bergerak.
XiuRa lalu turun untuk jongkok dengan dagu diatas lutut, menunduk hingga airmatanya langsung jatuh ke kolam tanpa singgah ke pipinya yang dingin.
Satu tetes.. Dua tetes.. Tiga.. Tetes dan XiuRa mulai terisak.
Umurnya enam belas tahun, sudah sepantasnya menikah dengan sang Kaisar yang sudah berumur duapuluh tahun saat ini.
Tapi sang kaisar malah sibuk dengan gundiknya.
Apa gunanya menikah jika kelak XiuRa hanya punya gelar sebagai permaisuri tapi hati dan tubuh Kaisar dimiliki oleh LiJuah?
XiuRa kasihan pada ibundanya jika Ibunda tahu bagaimana hidup XiuRa yang terkurung dalam kandang emas ini.
Mungkin ada bagusnya juga ibunda sakit dan terus terkurung diri di rumah hingga takkan mendengar gosip yang pasti sudah tersebar diseluruh pelosok istana.
"YANG MULIA KAISAR LIANGYI MENEMUI PUTRI XIURA"
Suara tersebut membuat punggung XiuRa langsung tegak.
XiuRa melompat berdiri, sempoyongan berbalik melihat ke lorong, menunggu sang yang kini melangkah lebar ke arahnya.
Ada apa kaisar menemuinya?
Biasanya jika di luar jam makan dan kaisar ingin bertemu dengannya maka XiuRa lah yang datang ke ruangan santai Sang Kaisar.
Ketika kaisar tinggal lima langkah lagi, XiuRa baru ingat untuk segera membungkuk seperti yang di lakukan ke dua dayang dan pengawal yang menjaga lorong.
"Yang Mulia" hormat XiuRa membungkuk makin dalam.
"Tinggalkan kami berdua"
Perintah sang kaisar pada kedua dayang yang membungkuk makin dalam seolah mereka tahu kalau mereka sudah melakukan kesalahan dan akan dihukum setelah ini.
XiuRa terus membungkuk, tak enak hati jika hanya karena dia meminta ditemani minum maka mereka jadi kena masalah tapi XiuRa tak berani bersuara.
Takut sang Kaisar akan ikut menghukumnya.
XiuRa ingat saat dia membela salah satu pengawal yang ceroboh karena membiarkan XiuRa masuk ke ruangan Giok tempat Sang kaisar sedang memadu kasih dengan LiJuah.
Bukan hanya memecat dan mengusir si pengawal yang akhirnya dibebaskan dari hukaman gantung karena permohonan XiuRa, Kaisar juga menghukum XiuRa tak boleh keluar kamar selama sebulan.
Saat itu Kaisar tidak perduli dengan permohonan XiuRa ataupun hati XiuRa yang patah saat melihat pria yang dicintainya bermesraan diatas ranjang dengan kakaknya sendiri dalam keadaan telanjang.
Hukumannya termasuk melarang XiuRa menjenguk sang ibunda.
XiuRa juga dilarang dikunjungi oleh siapapun.
Kaisar memenjarakan XiuRa di kamarnya.
Saat pangeran DaiYi ketahuan mencuri-curi kesempatan untuk menemui XiuRa, hukuman XiuRa ditambah sebulan lagi.
Ketika akhirnya hukuman XiuRa usai, kulit Xiura sudah pucat pasi dan matanya tidak sanggup sanggup mnerima cahaya matahari.
Sejak saat itu XiuRa tidak berani lagi membantah kata-kata sang Kaisar.
"Duduklah"
Perintah sang kaisar dingin.
XiuRa tak ingat sejak kapan nada suara sang Kaisar selalu jadi begitu dingin saat bicara dengannya.
XiuRa mendekat dan berdiri di depan kaisar.
XiuRa mengangkat kepalanya untuk melihat mata sang Kaisar yang juga menyorot dingin.
XiuRa tahu dia melakukan kesalahan dan pasti karena inilah sang Kaisar datang,
Apakah untuk menghukum XiuRa?
"Apa kau tak mendengar. Aku menyuruhmu duduk"
Tegur sang Kaisar.
XiuRa yang kaget membungkuk makin dalam dan cepat-cepat bergegas duduk.
"Lihat aku" titah sang Kaisar dan XiuRa dengan patuh langsung menatap mata sang Kaisar.
"Dalam rangka apa kau minum begini banyak?"
Cerca sang Kaisar yang tak perlu menahan nada jengkel dan muak dalam suaranya.
XiuRa menggeleng.
"Tidak ada Yang Mulia. Purnama nya Indah sekali dan Hamba bosan berada di kamara.
Hamba belum merasa mengantuk"
Tutur XiuRa pelan sekali.
Dalam hatinya XiuRa bertanya-tanya kenapa sang Kaisar tidak terus saja bersama LiJuah untuk menghabiskan malam yang Indah ini?
Ataukah LiJuah sedang datang bulan?
Lalu kenapa sang Kaisar tidak memanggil wanita lain saja?
XiuRa tahu persis perjalan ranjang kaisar.
LiJuah memang yang utama tapi bukan satu-satunya dan itu sedikit menghibur XiuRa.
"Lalu kenapa mereka tidak bertanya kepadaku, apakah aku mengizinkanmu minum atau tidak?"
Tegur Kaisar yang menganggap kalau XiuRa dan si dayang sudah lancang.
Namun yang menjadi pertanyaan XiuRa adalah, kenapa sang Kaisar tahu apa yang sedang XiuRa lakukan.
Jangan-jangan kecurigaan XiuRa selama ini benar, Kaisar meletakkan mata-mata di sini, yang akan melaporkan semua yang XiuRa lakukan.
Tapi siapa?
Yang jelas bukan dua orang pelayan senior tadi kan.
"Kenapa tidak meminta izin dariku?" geram sang Kaisar menuntut jawaban XiuRa lagi.
Apakah XiuRa harus menjawab dengan jujur apa alasannya minum sampai mabuk begini?
Memikirkannya saja sudah membuat hatinya bagai tersayat-sayat.
Kaisar menggebrak meja batu, Menyapu cawan dan botol arak hingga jatuh berderai ke lantai. Ada yang utuh ada yang pecah di bawah sana.
Rasa mengantuk akibat arak langsung hilang dan Xiura pucat pasi oleh rasa takut.
"Yang Mulia.. Hamba hanya minum sedikit. Hamba.. "
Cicit XiuRa yang langsung di potong sang kaisar yang berdiri lalu merenggut kedua lengan XiuRa agar XiuRa ikut berdiri.
Kaisar menguncang tubuh XiuRa.
"Kau bilang dua botol itu sedikit? " desis sang Kaisar.
XiuRa tahu dia minum dua botol tapi itu hanya botol keramik kecil yang isinya tidak seberapa.
"Maafkan hamba Yang Mulia"
parau XiuRa.
"Hamba tidak akan melakukannya lagi. Hamba tahu Hamba salah"
Lirih XiuRa yang kedua pangkal lengannya masih dicengkeram sang kaisar, seakan sang Kaisar berniat membuat keduanya remuk.
Lebih baik meminta maaf dan mengakui kesalahan meskipun dia tidak salah, dari pada menjawab kata-kata sang Kaisar.
Sampai kapanpun XiuRa takkan pernah benar dan menang jika berurusan dengan sang Kaisar.
Di depan sang Kaisar, XiuRa lebih kecil dari sebutir debu dan lebih menyedihkan dari anjing kelaparan hingga sang Kaisar berpikir bisa memperlakukan XiuRa sesuka hatinya.
"Baguslah kau sadar" dengus Kaisar dengan nada beracun.
"Ingat ini, Aku membawamu ke istana ini untuk menjadi milikku. Apapun yang kau lakukan harus dengan izinku"
Geram sang Kaisar yang setelah bicara langsung melepas XiuRa dan berlalu pergi meninggalkan Xiura yang terduduk diatas rerumputan sendirian.
Setelah hampir setahun inilah kata-kata paling panjang yang Kaisar ucapkan padanya.
Tapi sayangnya rasa sakit lah yang XiuRa dapatkan.
XiuRa yakin ada hal lain yang membuat kaisar jadi semarah ini dan melampiaskannya pada wanita yang dianggapnya menjijikkan ini.
Setiap kali ada masalah, kaisar akan semakin kejam dan dingin pada XiuRa.
*************
(02012019) PYK.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top