B a g i a n - E m p at

"Tadi gue minta Araya buat bantuin gue. Tapi dia gak mau. Dia malahan minta Ara aja buat bantuin gue" ucapku sambil memelas kearah Amat. Sedang Amat membalasnya dengan tatapan miris.

Sedih sekali rasanya, Jika kau hanya mempunyai satu teman.

"Ya kalo gitu, Lo tinggal minta bantuan Ara aja dong? Bilang aja kalau ini sebagai balasan, Karna lo udah mau gabung sama kelompok dia? Gimana?" Usul Amat sempat membuatku termanggu. Benar sekali jawaban Amat. Tepat pada sasaran.

"Tapi cara ngomongnya gimana?" Tanyaku setelah sempat tersenyum, Namun kembali cemberut.

"Ngomong langsung aja" Dan aku langsung membayangkan bagaimana jika aku frontal dihadapannya sambil mengatakan Hai-Lo-Mau-gak-jadi-Temen-gue? Ah tidak!

"Gue malu abis kalo kaya gitu. Gak ada cara lain?" Tanyaku pada Amat. Sejenak Amat berfikir. Dan raut wajahnya seketika sumringah seperti ada lampu bohlam diatas kepalanya.

"Gue tau!!" Ujarnya sendiri. Lalu aku menunggu ucapan Amat selanjutnya.

Third Step :

How to have a friend : Pinta kontak atau akun sosial media milik si target.

"Minta Id Line punya dia!"

Tidak tidak. Tidak ada cara lain selain itu, Ya?

. . .

"Boleh em.. Boleh minta Id Line lo, Gak?" Ujarku ragu sambil membenarkan kacamata minusku yang kacanya tebal seperti pantat gelas. Dan aku menyodorkan ponselku padanya.

Kulihat Ara sejenak tersenyum. Dan mengambil ponselku. Mungkin dia menuliskan Id Line miliknya. Entahlah aku juga tidak tau.

"Makasih" Ujarku pada Ara saat perempuan itu menyerahkan kembali ponselku padaku.

"Iya sama sama. Dit, Rumah lo dimana? Gue pengen bahas tentang kerja kelompok kita" Ujarnya dengan senyuman yang tak lepas.

Dari semua perempuan yang telah kutemui -Selain ibu dan kekuargaku- Mungkin Ara lah perempuan yang bisa tahan tersenyum dengan mengajakku berbicara. Padahal aku adalah orang yang dingin.

Wah. Ini suatu kemajuan namanya.

Tapi sebentar. Tadi dia menanyakan Rumahku ya?

"Rumah gue? Buat kerja kelompok?" Ulangku pada Ara. Sedangkan ia hanya tertawa kecil.

"Iya. Besok gue kerumah lo, Ya?" Tanyanya. Setelah berfikir sepersekian detik. Akhirnya aku tergirang sendiri sepertinya.

"Wah boleh boleh!! Boleh banget! Besok gue tunggu! Alamatnya nanti gue kirim lewat Line ya!" Ujarku yang kemudian berlari kearah bangku tempatku bertuah dan meninggalkan Ara yang -Mungkin- Kebingungan disana.

Terserahlah. Yang penting, Aku dapat mendapatkan uang bulanan tambahan dari Ayah untuk memenuhi keinginanku.

Yeay! Waktu santai! Bonus Ayah! Novel dan komik ku!! Aku datang!

. . .

a.n

1 chapter lagi selesai nih :3

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top