P a r t - N i n e

Sudah tiga hari aku dan Amat berlatih mati matian untuk menghasilkan sebuah karya, Err ... Apa itu disebut sebuah karya yah? Karena tiga hari terakhir ini aku hanya berlatih bernyanyi akustik dengan Amat, Mencoba mengcover lagu dari artis barat.

Dan yah, menurutku latihan ini sudah cukup. Akhirnya aku dan Amat memutuskan untuk pulang. Tapi kali ini kami harus lebih hati hati.

Kenapa? Karena kami berlatih akustik di studio musik dekat kampus, Dan sudah dipastikan, cepat atau lambat kami akan bertemu dengan para perempuan yang selalu mengintil. Ya mereka masih satu species dengan Steffie ataupun Steffanie.

Ujung ujungnya minta selfie bareng. Dan aku ... Cukup lelah untuk menjadi populer. Belum lagi Gabriel dan kawan kawannya seperti mulai terlupakan oleh warga kampus. Karena ... Fans Gabriel's squad mulai beralih padaku dan Amat.

Oke mungkin aku sombong karena mengatakannya, Tapi sejak si kembar meminta photo selfie aku dan Amat, sejak itu pula kami cukup terkenal. Lebih daripada Gabriel, Terdengar tidak mungkin? Aku juga sempat berpikir sama.

Namun Ara dan Rin selalu membantu kami, Jadi lebih keren, dan secara halus menindas para petindas. Dulu aku yang selalu dibully, Tapi sekarang? Gabriel dan kawan kawannya dilupakan, dan aku yang 'dibully' mengalihkan perhatian anak kampus.

Dan ini sungguh sungguh luar biasa di luar dari ekspetasiku. Tapi tetap, sepopuler apapun aku, aku tak akan melupakan Ara.

Perempuan yang selalu ada untukku, dia ... Sahabat terbaik milikku. Sama seperti Amat dan Rin.

. . .

Author's Point Of View

Gabriel menyesap kopi Capucinno-nya di kantin bersama dengan kawanannya. Termasuk dengan Araya atau Raya. Perempuan yang tergabung dalam pasukannya.

"Gue nggak ngerti, kenapa sekarang nggak ada anak kampus yang tergila gila lagi sama kita ya?" ucap Gabriel sambil mengusap wajahnya frustasi.

"Menurut kamu kenapa, yang?" Araya menoleh. Ia hanya menggelengkan kepala dan menatap satu satu temannya. Bea, Nathan, Chelyn, dan juga Gabriel, Pacarnya di kampus ini.

"Semuanya karena, Adit!" celetuk Bea sambil membayangkan lelaki berkacamat itu. Dan oh, sekarang lelaki itu terlihat sangat -Bea benci mengatakannya- tapi ia terlihat sangat tampan dan keren. Entah karena apa.

Apa Adit memakai pelet?

"Juga Amat" Suara berat dan datar itu datang dari Nathan. Lelaki yang sangat digemari perempuan di kampus tadinya.

"Apa kerennya dari nama Amat?" Ucap Gabriel emosi. Tanpa tau jika pacarnya, Araya. Pernah menyukai sosok Amat di sma.

"Guys, besok kampus kita ngadain festival ulang tahun lho. Apa kalian gak tertarik buat ikutan? Siapa tau, abis ini fans kita bakal nambah?" Celetuk Chelyn membuat semua terpaku.

Chelyn benar juga. Dengan itu semuanya mengangguk. Dan mengunjuk Gabriel sebagai perwakilannya. Siang ini juga Gabriel mendaftarkan diri sebagai 'salah satu performer' di acara tersebut.

. . .

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top