P a r t - F o u r

"Matt, Gue pengen populer, Tapi kayanya gak mungkin. Lo liat aja tadi 'kan? Gue dibully" ujarku malas pada Amat saat kami ada jam kosong sambil menyusuri koridor kampus ini.

Para penindas seperti senior tadi memang harus ditindas balik. Istilahnya sih seperti kata kata Amat pada biasanya,

Tabok bege, Nanti kebiasaan!

"Gak cuma lo kok. Gue juga di bully" Jawab Amat sambil menepuk pundakku. "Namanya juga junior. Semua akan indah pada saatnya" Timpal Amat sambil tertawa tawa. Hingga ada dua perempuan yang lewat didepan kami seraya menggosip.

"Seharusnya gue tau, Yang ganteng itu biasanya suka sama yang ganteng juga. Gue nyesel naksir sama dia!" Ucap Seorang wanita dengan rambut coklat tua. Sejurus kemudian mereka menyipit kearahku dan Amat yang sedang berduaan.

Woy, lo kata gue Homo?

"Wey lo ngomong ama siapa?" Ujar Amat sambil membalikan tubuh kecil perempuan itu.

"Amat?" Sahut si perempuan berambut coklat tersebut.

"Kok lo tau nama gue?" Jawab Amat. wajahnya mulai melunak.

"Gue Ara, Masa lo lupa sih. Eh ada Adit juga, Hai, Dit. Oh ya kenalin ini temen gue, Katherine" Aku berusaha berfikir. Ara berambut pirang? Yang aku tau dulu Ara berambut hitam.

Ya, Ternyata banyak perubahan diantara kami. Salah satu contohnya, mungkin aku yang nambah ganteng sekarang.

Aku benar kan, Ya?

"Araya Mana?" Tiba tiba saja kata itu terlontar dari Amat, Membuat Ara terkekeh kecil.

"Ada, Dia ada di jurusan Sastra inggris, Loh. Dia lebih sering gabung ama senior kampus." Jawab Ara sambil tersenyum.

Ohhh, Bahkan senyumnya masih sama seperti dulu.

Sekilas aku mengingat tentang Araya,

Dan aku juga masih ingat, Percakapan pertamaku pada Araya.

Ia mengatakan jika ia tak ingin membantuku agar mendapatkan uang tambahan dari ayah dulu.

Betapa Tragic nya aku saat itu, Ya Tuhan!

"Ohh, Lo jurusan apa, Ra!?" Tanya Amat. Dan ya, Kalau kalian bertanya apa Amat Agresif atau tidak,

Semenjak kelas dua belas, Ia berubah jadi agresif seperti ini.

Kemajuan. Tidak seperti aku yang seperti ini terus.

"Sastra Indonesia" Dan kami terus berbincang bincang, Sampai kami pun tergelak sadar, kalau ternyata Ara dan temannya, Katherine. Satu kelas dengan dengan kami!

"Omong omong, Sepanjang jalan semua Mahasiswa disini nyapa lo. Kayanya lo populer banget ya, Ra?" Celetukku saat aku mendapati jika Ara selalu di sapa.

Tidak sepertiku. Bahkan di hari pertama, Aku harus berhadapan dengan Senior kampus.

"Ya, Lumayan deh" Jawab Ara.

"Katherine, Lo juga populer?" Tanya Amat. Sedang Katherine hanya tersenyum kecil.

"Dia jadi queen bee kali dikampus ini. Dalam jangka waktu dua hari, Kakak senior banyak banget yang nembak dia. Tapi ditolak, Karna dia gak suka" jawab Ara sedangkan Katherine terlihat malu malu.

"Nama gue Amat, Salam kenal ya Katherine" Ujar Amat tiba tiba sambil mengulurkan tangannya pada Katherine.

"Jangan panggil Katherine. Panggil Rin aja. Nama lengkap lo siapa? Gaenak banget gue manggil lo Amat, Kayanya terlalu..." Jawab Rin sambil mengulurkan tangannya pada Amat seraya menggaruk tenguknya yang tak gatal.

"Jadul? Yaa gitu deh. Itu nama panggilan kesayangan dari Adit. Dari Teka" Jawab Amat sambil mesem mesem. Aku hanya tertawa garing melihatnya.

Mudah sekali yah bagi Amat berkenalan -Bahkan berbincang- Dengan perempuan.

Tapi mendengar itu, aku dan Ara hanya ber-Cie Ria.

Kufikir Amat menyukai Rin? Bukan begitu kelihatannya?

Sedangkan aku? Ah aku jadi ingat. Menyukai perempuan pun aku belum pernah.

Eh tapi sebenarnya pernah sih ....

. . .

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top