P a r t - E l e v e n
Riuh sana sini bercampur dengan suara tepuk tangan mulai bergemuruh saat semua pasang mata melihat dua insan yang sedang bernyanyi di atas panggung sana.
"Lah? Itu Amat? Jadi nama aslinya Matthew Andreaz?" Ujar Gabriel sinis. Sedangkan Araya dan Nathan yang di samping Gabriel tampak terpukau atas penampilan Adit dan Amat di sana.
"Kok dipanggilnya Amat ya? Padahal nama Matthew itu keren kaya orangnya" ucap Araya.
"Seharusnya gue nyesel pernah bilang namanya jadul" Ujar Nathan datar, Namun matanya masih terpaku pada Amat.
"Kenapa sih kalian pada suka banget sama Amat?" Gabriel mendengus.
"Dia itu sebenernya ... Sahabat aku saat Sma. Dan dulu aku juga suka sama dia, Gab" Sahut Araya, namun masih sama dengan Nathan. Araya terpaku akan penampilan Adit dan Amat yang membawakan lagu Welcome to my life - Simple Plan.
"Terus kamu masih suka sama Amat?"
"Iya masih. Soalnya Amat --eh Matthew keren sih. Kaya Vicky, Sahabat aku di kelas"
"RAYA!"
"Apaan sih, Gab"
"Kamu nggak sadar kamu bilang apa?"
"Aku sadar, Aku suka Amat karna dia keren kaya Vicky."
"RAYA!"
"Gabriel, Diem dong aku lagi nonton!!"
"Kalo gitu kita putus!!" Gabriel mendengus sambil menatap Araya sinis. Namun Araya hanya mengacuhkannya,
"Oke kita putus"
Gabriel tidak mengerti, Ada apa dengan semua orang? Gabriel pergi, Sang penindas telah hilang dan menyendiri. Menyedihkan bukan?
Are you stucks inside the world you hate?
Are you sick of everyone around?
With their big fake smile and stupid lie,
While deep inside you're bleeding.
You don't know what is like,
When nothing feels alright,
You don't know what is like to be like mee!
Gabriel melangkahkan kakinya hambar, Entah mengapa lagu yang di bawakan Adit maupun Amat, Sangat sesuai dengan isi hatinya.
Dan inilah akhir kepopuleran Gab. Takan ada lagi yang menghiraukannya seperti dulu. Sang oenindas telah ditindas, Secara tidak langsung.
. . .
"Lo keren banget sumpah, Semua pada neriakin nama lo berdua, Adit, Amat. Kalau gini, kalian udah sukses jadi populer di kampus kita" Rin tertawa sambil bertepuk tangan sendiri. Dan Ara, Ia hanya tertawa kecil. Tawa yang selalu Adit suka.
"Gue ... Pengen nyari Araya bentar ya?" ujarnya. Adit langsung mengerutkan dahi, "buat apa?"
"Tadi Araya ngechat gue pengen bilang sesuatu ke kalian"
"Kalau gitu kenapa nggak kita samperin aja 'kan?" saran Amat yang disetujui semuanya.
Setelah berjalan cukup lama, akhirnya mereka menemukan di mana Araya, Dan yang lainnya berada.
Ada Araya, Chelyn, Bea, dan Nathan. Tanpa Gabriel.
"Amat," Panggil Araya sambil meneguk saliva-nya.
Yang ada di sana hanya memberikan ruang untuk si cantik Araya, Rambutnya yang kriting blonde itu hanya di biarkan tergerai.
"Apa?" Tanpa Araya tahu, Amat deg deg-an saat Araya mengajak mengobrol seperti ini. Bukan berarti Amat suka sih.
"Matthew, Gue rasa, Gue suka sama lo?" Ucapan itu sontak mendapat siulan dan ucapan cie cie dari sekitarnya.
Amat hanya tersenyum.
"Gue--"
"NGGAK!!"
Dengan spontan semua mata memandang ke arah seseorang yang berdiri dan menghentikan ucapan Amat.
Dan semua terkejut akan sosok, Dia.
. . .
A.n
Jadi namanya Matthew, Jangan bilang nama Amat jelek ya:')
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top