Cerita Ringan dan Manis?
Ditulis Oleh: Eni Ristiani
(eniristiani)
===
HAL yang sering ditanyakan kepada saya dari beberapa orang, selain Kak buat cover pakai apa? Adalah, Kak cara buat cerita yang ringan tapi manis gimana sih?
Padahal, saya sendiri masih newbie. Jam terbang saya masih sedikit. Bukan merasa sombong, hanya saja memang seperti itu adanya. Untuk itulah, tips dan trik ini saya tulis.
Bukan menggurui, apalagi merasa saya sudah senior. Saya menulis ini sebagai sharing pengalaman. Oleh sebabnya, saya menulis ini dari perspektif diri saya.
Landasan saya satu; berbagi ilmu lah walau satu alif. Lumayan nabung pahala hehe
Sebelum tips dan trik ini saya tulis, lebih dulu akan saya jabarkan faktor pembawaan penulis. Karena setiap penulis punya gaya masing-masing, bahkan ketika anda mati-matian meniru penulis lain. Faktor pembawaan ini barangkali bisa lebih banyak. Sekali lagi ini adalah pendapat pribadi saya.
Apakah faktor pembawaan itu? Ini dia:
1. Selera
Selera yang saya maksud di sini bersifat universal. Namun pada khususnya saya mengelompokkannya pada tiga hal yaitu, bacaan, film/lagu, dan juga tokoh idola.
Ketiga faktor itu sangat mempengaruhi pembawaan dan cara kamu menulis cerita.
Yang pertama adalah selera bacaan.
Kamu pasti mengetahui fakta ini, bahwa penulis pasti suka membaca. Sedangkan pembaca, belum tentu suka menulis. Betul apa betul? :D Oleh karena itu selera bacaan kamu pastilah mempengaruhi bagaimana gaya kamu dalam menulis.
Hal ini bukan berarti sepenuhnya kamu meniru, namun ada semacam kecenderungan. Atau boleh dikatakan sebagai bentuk inspirasi. Kamu yang suka tulisan gaya melankolis, cenderung mendayu-dayu dan dramatis, ditambah lagi dengan kata-kata apik dan manis (Ini selera saya banget, wkwkw) pasti punya kecenderungan tak jauh beda dengan gaya penulis yang memang menyukai tipe tulisan seperti yang saya itu.
Jujur saja, saya pribadi tidak suka tipe cerita yang menggunakan bahasa seperti bahasa terjemahan. Entah, rasanya seperti terlalu berat dan tidak Indonesia sekali. Hehe
Tapi ya itu. Namanya selera orang kan beda-beda, ya.
Jadi sudah agak mengerti kan tentang kecenderungan karena faktor selera bacaan? Coba cek masing-masing selera diri kalian. Kira-kira kamu lebih cenderung suka yang berat atau yang ringan dan ke-Indonesiaannya kental seperti saya?
Yang kedua, film/lagu.
Nah kalau film/lagu pasti sudah ada bayangan ya kenapa selera yang satu ini menjadi salah satu faktor.
Film/lagu, salah satu bahan inspirasi juga. Dari ratusan hingga ribuan film yang kamu tonton, pasti sudah beberapa kali memberi inspirasi pada cerita kalian. Entah alur, bahasa atau pun gambaran tokoh kalian. Juga dengan lagu, biasanya perasaan kalian pada saat ikut terjun dalam alunan lagu bisa menjadi inspirasi tersendiri.
Yang ketiga, tokoh idola.
Kalau ini sih pasti. Mengapa? Karena setiap orang pasti punya tokoh idola, meski itu adalah diri sendiri :D
Tokoh idola meliputi penulis, aktor/aktris, sastrawan, orang yang dikagumi atau orang yang diam-diam kamu cintai. Pokoknya banyak.
Kalau saya sendiri banyak terinspirasi dari penulis favorit. Seperti Tere Liye, Dwitasari, Winna Efendi, Pradnya Paramitha, Ayah Pidi Baiq dan masih banyak lagi.
Ohya, di wattpad sendiri saya suka banget sama tulisannya JennyThaliaF, pramyths, Dhanitry, just-anny, DadanErlangga, dan myyudith. Bagi saya beberapa tulisan mereka satu line dan satu selera dengan saya. Terutama kak pramyths, aaah saya udah suka sejak baca bukunya yang berjudul "Fallin in You."
Tokoh idola ini mempengaruhi dalam segala aspek. Sadarkah kamu akan hal ini? :)
2. Sudut Pandang terhadap Dunia (Sifat Bawaan)
Apa sih yang dimaksud dengan sudut pandang terhadap dunia (sifat bawaan)?
Jadi yang saya maksud di sini adalah sifat kamu dalam menilai sesuatu.
Misal, ada seseorang yang sangat kritis terhadap masalah politik, bisa dibayangkan kan bagaimana gaya bahasa mereka dalam bercerita? Cenderung serius dan sistematis.
Tere Liye. Siapa yang tak tahu penulis kaliber ini. Dalam banyak tulisan di bukunya, selalu ada dua hal yang tidak pernah absen, anak-anak dan nasehat bijak. Pandangannya terhadap berbagai hal juga sangat menarik dan dibawakan dengan gaya nasehat yang rendah hati.
Kamu juga pasti tahu Pidi Baiq. Dia penulis Dilan 1990. Penulis lucu ini menurut saya punya gaya humor yang ringan. Terbukti dengan beberapa buku yang ditulis, meski ringan dan terkesan banyak banyolan, tapi sudah banyak jadi favorit.
Begitu juga dengan orang seperti Sujiwo Tejo, yang pandangan terhadap budayanya kental.
Pernah baca buku Rahvayana? Pernah menghadiri dan bertemu langsung dalam seminar bareng dia? Kalau iya, kalian pasti bisa menebak pribadinya. Begitu juga dapat ditebak bagaimana gaya ia dalam menulis.
3. Waktu
Tentu saja waktu adalah salah satu faktor penting yang memepengaruhi gaya cerita yang kamu sampaikan.
Coba cek tulisan kamu dari hari ke hari, bulan ke bulan, hingga tahun ke tahun. Semakin banyak berlatih, banyak referensi dan banyak memperbaiki diri. Yakin deh tulisan kamu bakal berbobot! :)
Nah, dari ketiga itu kamu sudah mulai bisa menilai ya posisi kecenderungan gaya tulisan kamu kayak gimana?
Selanjutnya tinggal diaplikasikan aja, soalnya ringan atau manis tergantung penilaian orang. Tapi tentu saja, tiga faktor di atas ikut berperan.
Selanjutnya adalah bagaimana mengaplikasikannya. Biasanya saya pakai langkah-langkah berikut:
1. Temukan Ide.
2. Cari sebanyak-banyaknya referensi untuk mengantisipasi tidak terealisasikannya ide.
3. Tulis outline.
4. Realisasikan dalam tulisan.
5. Baca dan Edit naskah.
6. Kalau bisa diamkan tulisan hingga kamu benar-benar yakin sudah memenuhi kepuasan kamu, kalau ragu minta pendapat orang lain.
7. Selesai.
•••
p.s: sekali lagi saya ingatkan ya, ringan dan manis itu perspektif.
Kalau bisa dirumuskan, maka menjadi;
faktor pembawaan penulis + rajin berlatih.
SELAMAT MENCOBA!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top