4. Run Festa
"Aku bakal ke Tokyo!"
Adhyasta dan Bellatrix mengatakan hal itu bersamaan ketika ditanyai apa yang akan dilakukan selama liburan semester. Yang membuat mereka berbeda adalah raut wajah: yang satu senang, yang satu terlalu senang. Kemudian air muka mereka berubah menjadi tanda tanya.
"Tunggu, apa?"
Tanya mereka, menunjuk satu sama lain. Kemudian tertawa bersama sambil merangkul.
"Aku nggak kaget kamu bakal ke sana," komentar si lelaki freckles, masih terkekeh.
"Aku yang kaget kamu bakal ke sana, Adhy," timpal Bellatrix, mulai mengontrol tawanya. "Kamu tahu aku dan alasanku: ke event anime-tapi bukan berarti aku wibu, oke?-tapi kamu? Kamu ngapain di sana, woey?"
"Cuma liburan. Sepupuku ngajak ke Tokyo buat bantu foto-foto."
Oh, seandainya gadis biracial itu tahu apa (atau siapa) yang akan dipotret Adhyasta.
[][][]
[ 4 ]
[ Lucky : kami memiliki keinginan yang sama. Pergi ke Jepang. Walau berbeda maksudnya. ]
[][][]
"Waah ..."
Bellatrix dibuat menganga hanya dengan melihat gedung event Run Festa dari luar. Kalau tak berpegangan dengan Asa dan Marina, bisa-bisa gadis berambut biru mencolok itu tenggelam di lautan manusia.
"Apa lagi yang kau tunggu? Ayo!" Marina menyeret Bellatrix dam Asa. Gadis semampai itu tak kalah girang.
Semua ini berawal ketika Bellatrix dan Asa bertemu di internet, lebih tepatnya forum fans BNHA. Pelan-pelan tapi pasti, mereka mulai bertukar kontak dan cerita di luar fandom-untung saja Bellatrix belajar bahasa Jepang. Sampai bulan ini, keluarga si gadis berkacamata menyambut Bellatrix sebagai tamu dan menginap selama sepekan. Selain itu, Bellatrix juga bertemu Marina, teman dekat Asa.
Kalau diingat-ingat lagi, akar kejadian ini karena aku mengomentari postingan teori Asa, Bellatrix bermonolog dalam hati sambil membuntuti kedua teman seperfandom, jadi itu yang disebut butterfly effect, ya?
"Aoi, jangan melamun dong!" ucap Marina setengah berseru. Iya, Aoi itu nama baru Bellatrix ... sebab dia serba biru: rambut, mata, mayoritas pakaian. Belum sempat Bellatrix menjawab, Asa menyela dengan pekikan girang sembari menunjuk.
"Oh, itu Sugar Boo! Aku mau fotbar!"
Dan ketiganya melesat ke arah telunjuk Asa. Memang benar, Sugar Boo datang dengan cosplay crossdress yang keren. Kali ini gadis itu berdandan seperti Aizawa Shouta. Dia memang populer, tapi masih tergolong underrated. Mungkin karena itu Sugar Boo belum membuka booth sendiri, pikir Bellatrix.
Berfoto dengan Sugar Boo? Hoho, tidak semudah itu, Ferguso. Fangirls lain juga mengerubungi, menunggu giliran untuk berfoto bersama.
"Sepertinya bakal lama, nih," komentar Bellatrix setelah sekilas melihat Sugar Boo.
Kelap-kelip di balik kacamata Asa memudar. "Mungkin Aoi benar ..." Kemudian ia memasang senyum lebar dan berjalan cepat ke dalam gedung. "Kalau menunggu kelamaan di luar, kita bakal kehabisan waktu buat berburu di dalam!"
"Padahal tidak setiap hari kita bertemu Sugar Boo," Marina sedikit menunduk, menyesuaikan tinggi dengan Bellatrix, berbisik, "dengan cosplay husbu Asa pula."
Yang dibisiki menghela napas panjang. Gadis Indonesia-Cekoslowakia itu merasa bersalah jadinya. "Yah ... Mau bagaimana lagi, Marina?"
Mungkin salah lihat atau overdosis kangen, sekilas Bellatrix melihat pacarnya menyandar di gedung. Penglihatan itu segera ditepis dengan asumsi, "ah, mana mungkin Adhy ke Run Festa atau event anime apapun."
Saatnya berburu!
[][][]
"Wah, puas banget! Aku dapat merchandise banyaaak!" kata (baca: seru) Marina girang. Senyum tak lepas dari wajah gadis dengan rambut cepol satu sejak masuk gedung sampai keluar lagi.
"Yeay~!" Asa membalas, sambil meninju udara di atas. Gadis berambut sebahu itu duduk di samping Marina. "Omong-omong, Aoi mana?"
"Ke kamar mandi katanya. Oh ya, mau jus?"
Sementara itu, Bellatrix Baru saja keluar dari kamar mandi beberapa langkah dengan lega ketika melihat fenomena dunia: Adhyasta berada di event anime, membawa tas tentang penuh dengan merchandise. Cepat-cepat Bellatrix berlari ke arahnya, menepuk pundak lelaki itu.
"ADHY?!" pekiknya, nyaris tak percaya dengan penglihatan sendiri.
Lelaki itu menoleh. Wajahnya berbeda dengan Adyasta yang dia kenal: kantong mata tebal, tanpa freckles, hidung lebih kecil, dan bibir lebih tipis. "S-saya bukan Adi," ucapnya takut-takut. Pandangannya jatuh pada tangan Bellatrix. "Tolong, tangan Anda-saya mau pergi."
"O-oh. Maaf atas ketidaksopanan saya." Malu-malu, Bellatrix segera menarik tangannya. Ia menunduk saking malunya, menjauh seolah seolah tak terjadi apapun.
Rasanya ingin ...
... sembunyi.
"Kasihaan. Kangen banget sama aku, to? Ahahaha-Trixie, Trixie ..."
Suara itu ... Masa Adhyasta-?
Bellatrix menengadahkan kepala. Senyumnya melebar saat mendapati siapa yang berada di depannya. Secepat kilat ia mendekap lelaki itu. Adhyasta yang asli. Kali ini ia punya bukti valid: penampilan 100/100, anting hadiah Bellatrix, berbicara dengan bahasa Indonesia medok, dan yang paling penting, memanggilnya Trixie.
Sayang sekali lovey-dovey itu tak berlangsung lama, sebab Bellatrix punya pertanyaan di otak. "Kamu ngapain di sini, Ad?"
"Sebelum liburan aku udah bilang, to?" Adhyasta tersenyum tipis. "Aku mau bantu sepupuku foto-foto. Dia itu cosplayer. Nama penanya Sugar ... apa ya?"
Mata Bellatrix terbelalak. "Sugar Boo?"
Adhyasta menjentikkan jari. "Nah, iya! Sugar Boo!"
Kebetulan macam apa ini?! Kebetulan yang tidak boleh disia-siakan!
"Tentang Sugar Boo ... aku mau minta tolong, Ad."
[][][]
Melihat Sugar Boo saja, Asa bahagia. Melihat Sugar Boo cosplay Aizawa secara langsung, Asa sangat gembira. Apalagi kalau-
"Kitty Cat ...?"
-secara tatap muka Sugar Boo yang cosplay Aizawa memanggilnya begitu dengan suara berat. Ini belum termasuk foto bersama.
Rasanya ingin pingsan.
"Ehm, Asa? Kitty Cat? Kamu tidak apa-apa? Rohmu seperti mau melayang."
Sementara itu, Marina dan Adhyasta iseng-iseng merekam interaksi Asa dan idolanya sambil menahan tawa.
[ BONUS ]
"Rika?"
"Sudah kubilang, aku Sugar Boo saat cosplay, Adhyasta."
"Oke, Sugar Boo. Gimana caranya jadi ganteng?"
"... Hah?"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top