2. Hadiah Ulang Tahun Bellatrix

[ catatan: cerita ini berada di alternative universe. DVD dunia yang sudah diperbaiki sehingga tak ada virus mematikan ]

Ketika notifikasi pengingat H-5 ulang tahun Bellatrix, kau tahu siapa yang pertama kali muncul di otakku?

Mario-maksudku, Mirio.

Dan Sadewa Adiwijaya.

[][][]

[ 2 ]

[ Lucky: aku selalu tau hadiah apa yang ia inginkan di hari ulang tahunnya. ]

Kalau kamu tahu Sadewa Adiwijaya ... wAIT KAMU MASIH DI SINI? 😳🥺💓💖 ILY

[][][]

Jam istirahatpun dia tetap menggambar ya? Memangnya nggak lapar, po?

Setelah duduk di sampingnya, aku menyodorkan potongan roti sobek cokelat, "mau?"

Dari balik kacamata, Sadewa melirik sebentar, kemudian mengangguk dan meletakkan pensil. "Boleh," tanggapnya sembari mengambil roti. "Makasih."

Pandangan mataku tertuju pada gambar ulang meme wanita menunjuk kucing di buku sketsa Sadewa. Aku masih ingat betul awal bertemu dengan dia-Sadewa tidak memperbolehkan seorangpun melihat karyanya. Sekarang dia oke-oke saja.

"Sadde, bisa menggambar buatku?"

Sadewa terdiam, batal menyuap roti ke mulut. Ia menghela napas panjang, kelihatan tidak rela. "Maaf ..." Ragu, "tapi kau harus bayar. Menggambar itu nggak gampang. Aku juga latihan terus, selain itu-"

"Tenang aja. Aku bayar, kok. Memang dari awal aku mau beli."

Memuat ...

* GASPS DRAMATICALLY *

"SERIUS? K-kamubeneranmaubayarini? Kupikirkamukayakorang-orangapatis,yangkurangmengapresiasiseni,seenaknyamintadigambargratistis-"

Sadewa memang agak pemalu. Walaupun begitu, dia punya bakat terpendam: rap freestyle. Keren banget, to? Syarat dan ketentuan berlaku tentunya. Semangat harus mencapai level tertentu.

"Jadi ... berapa harganya? Buat 2 lukisan?"

"Oh, iya! Aku belum nentuin harganya."

Ambil duit. "Segini cukup ga, e?"

Mata cokelat tua Sadewa seketika melebar. Benar-benar melebar.

Dan berbinar-binar seperti laser.

[][][]

"Sadde?"

"Hm?" Sadewa membalas tanpa mengalihkan pandangan pada sketsa yang sekarang sedang ia kerjakan

"Kira-kira Trixie suka hadiahku ga, e?" Buru-buru aku menambahkan, "Bukannya menyinggung, gambarmu itu keren banget. Maksudku, mungkin aja dia pingin yang lain ... Kalau kamu punya pacar, kamu bakal hadiahi apa, e?"

Sadewa bergumam panjang sebelum menjawab, "gimana ya? Aku nggak mau punya pacar atau di hubungan romantis gitu sih. Selain itu aku juga hampir ga pernah tertarik sama orang lain. Jadi ... mungkin aku bukan orang tepat untuk ditanyai hal itu."

Oh? Ace? Atau aro? Mungkin masih mencari tahu.

"Oh ya, aku pernah baca, orang bakal lebih senang kalau dikasih hadiah buatan sendiri," timpal lelaki berkacamata itu.

Aku tertawa renyah, hampir tersedak roti sobek. "Yang tanganku hasilkan itu cuma masalah, Sad."

"Dan foto-foto keren," tukasnya, "kamu pernah menang kejuaraan fotografi, kan?"

Aku mengerutkan dahi, bingung. Kalau aku kasih dia foto ... foto apa? Masa fotoku sendiri? Kasihan matanya. Pandanganku beralih ke langit berawan, menembus jendela. Mungkin foto langit? Atau bintang-

Panjang umur. Ada bintang melewati kelas. Namanya Bellatrix (aku nggak bohong, Bellatrix itu memang nama bintang). Dia tak sendiri, dia bersama teman (aku lupa namanya) yang menjerumuskan Trixie ke dalam dunia pecinta anime.

Bintang terang itu melambai padaku. Ah sial, senyuman mematikan itu. Jangan salting, Adyasta. Kubalas lambaian dan senyumnya.

Dan dia lalu.

Untung saja kelas sepi-kebanyakan makan di kantin-juga nggak banyak yang tahu hubungan kami. Apalagi kata mereka, aku dan Trixie itu pacar rasa teman. Bagus, deh. Kalau semua tahu kami berpacaran, bisa-bisa kelas jadi giduh. Aku juga nggak mau jadi sorotan sosial.

"Kenapa nggak tanya langsung ke Kak Bella?" Pertanyaan Sadewa membuyarkan lamunanku. Sepertinya dia nggak sadar orang yang dia sebut barusan lewat.

"Moh. Nggak asik kalau dia tahu aku bakal ngasih hadiah. Aku nggak pintar bertanya juga."

"Kak Bella itu wibu, kan?"

"Mungkin? Dia nggak tersobsesi banget."

"Aku denger wibu itu suka dakimakura," ada ragu di kata-katanya. Mungkin karena efek sinar matahari atau gerah, pipinya jadi agak merah. "T-tapi bukan berarti aku suka atau punya. Toh itu mahal banget."

Dakimakura? Mendaki bersama kura-kura?

Olahraga yang menarik.

Aku belum pernah mendengar dakimakura, tapi aku tahu artinya, harhar.

Hmmm ... aku jenius~

Lol no.

[][][]

Satu hal yang bikin aku iri dengan Trixie: tanggal ulang tahunnya. Dua Februari.

02/02/2020

Tahun-tahun lalu saja angkanya sudah cantik. Apalagi tahun ini. Nggak cuma cantik, tapi juga tanggal palindrom. Itu lho, tanggal yang angkanya sama dibaca depan atau belakang.

Bayangkan punya tanggal ulang tahun seistimewa itu ...

Notifikasi memenggal kata-kataku. Lebih tepatnya notifikasi khusus.

3 pesan belum terbaca dari Trixie 🌠

Trixie 🌠

Gimana Bahasa Inggrisnya? 👀
Bisa?

Bisa, kok.

Trixie 🌠
Sip 👀👌✨
Mau lihat bintang-bintang di balkonmu, boleh?

Bintang di langit-langitmu kurang, po? 😂

Trixie 🌠
Beda tahuu
Oke aku otw rumahmu 👀👌✨
Jan lupa bikin es jeruk wkwkw

Trix :)
Yo takbuatin

Trixie 🌠

Adhy the best 👀👌✨ wkwkwk

[][][]

Malam ini langitnya indah. Tidak berawan, bintang-bintang terlihat jelas. Anginnya semilir. Oke, aku mengaku payah dalam merangkai kata-kata puitis.

"Udah lama ya nggak stargazing bareng begini." Trixie duduk di sampingku.

"Kamu sibuk, sih. Ikut event ini-itu." Aku menyeruput es jeruk.

[][]

"Jadi kamu kira Mirio itu Mario? Kok bisa? Ahahahaha-"

Aku menggaruk tengkuk kikuk. Malu banget, e. "Lha aku cuma tahunya Mario game. Masih mending, daripada Mario Teguh. Bayangin aja, orang beneran punya latar belakang kayak Mirio."

"Wkwkwkwk-wah." Tawa Trixie terpotong suara pesawat. Reflek tangannya menunjuk sumber suara. Mata birunya bersinar lebih terang daripada bintang asli. "Bintang jatuh! Cepat berharap!"

"Trixie, itu-"

"Aku tahu." Meski begitu, Trixie tetap memejamkan mata. Konsentrasi berharap dalam batin.

Dari dulu dia mengklaim petikan lagu Airplanes "Can we pretend that airplanes in the night sky are like shootin' stars? I could really use a wish right now, wish right now, wish right now" menjadi salah satu hobi. Aneh, tapi aku suka.

"Kamu berharap apa?" buat ulang tahunmu?

Buku baru? Koleksi baju baru? Libur yang lebih panjang? Mendaki bersama kura-kura?

"Aku berharap kita bisa lebih sering bareng, kayak dulu-dulu." Kepala Trixie jatuh ke pundakku.

... kE PUNDAKKU?!

Aku berdehem dibuat-buat. Jangan salting, Adhyasta. "Kalau ... buat hadiah ulang tahunmu?"

"Wah, kamu ingat? Padahal aku udah siap mental kalau ga ada yang ingat." Lagi-lagi Trixie tertawa.

Jangankan ulang tahunmu, tanggal peristiwa-peristiwa di buku sejarah aja aku ingat. Memoriku bagus, tahu.

"Apa ya? Ya cuma itu tadi sih. Fanart Mirio boleh juga hahaha."

Oh ya. Apa aku kasih sekarang saja, po? Mumpung bertemu juga.

"Sek."

"Oke."

Tak lama kemudian aku kembali dengan dua lukisan di tangan. Bellatrix yang minum es jeruk terlihat penasaran dengan apa yang kupegang.

"Buat kamu. Met ultah, Trix-aku tahu masih besok tapi terima aja."

Mulut Trixie terbuka. Dahinya jatuh mendadak.

"KAMU DAPET DARIMANAAA? KAMU KAN CUMA BISA FOTO-FOTOOO?!" seru Trixe sambil mengguncangkan badanku. Baru saja aku akan menghentikannya-tapi nggak jadi ketika guncangan itu digantikan oleh dekapan.

"Ingat Sadewa? Aku beli dari dia."

Senyum Trixie melebar, dari ujung telinga kiri sampai ujung telinga kanan. "Kamu yang terbaik."

"Bukan aku, tapi kamu," sangkalku secepatnya. Telunjukku menyentuh anting kiri. "Anting-anting ini hadiah darimu, ingat? Waktu itu aku pingin banget, tapi ragu."

"Aku ingat." Trixie melonggarkan pelukan. "Kamu itu bikin aku gemes. Inginku hiihhhh." Dengan raut wajah gemas (atau kesal) dia pura-pura meremas sesuatu.

Tawa renyah mengudara. "Oh ya. Masih ada satu lagi, e."

"Hah? Apa lagi?"

Aku tersenyum miring. "Nanti kukirim."

[][][]

Adhyastaa 👼 mengirim 1 video.

Video itu tak berlangsung lama. Hanya 3 menit. Tiap menit diisi dengan kompilasi video dan foto mereka, diiringi dengan lagu Fly Me to The Moon. Plus, chibi Mirio di akhir video dengan tulisan ILY.

Sejak saat itu, Bellatrix menontonnya tiap pagi dan malam dengan senyum terulas lebar.

[ BONUS ]

[ Dakimakura ≠ mendaki bersama kura-kura ]

Beruntung kita punya internet. Jadi aku bisa cari olahraga yang disebut Sadewa: dakimakura alias mendaki bersama kura-kura. Bisa saja buat referensi selama liburan-

... k-kok hasil pencariannya gini?

[ Hadiah dari Sadewa - dibaca setelah stargazing ]

Sadde ≠ sad
Hadiah buat kamu
Kalau ga suka, hapus aja

Adyasta
SADDE
INI
TERLALU
GANTENG *delete*
BAGUS

Sadde ≠ sad
AD-
KAMU BERLEBIHAN
ITU BUKAN APA-APA
Aku cuma nemu fotomu,
Terus mikir kalo jadiin referensi lumayan, buat latihan

Adyasta
Sad
Kamu dapet darimana fotoku? :)

Sadde ≠ sad
Kamu ga tahu?
Kak Bella yang snapgram fotonya

Adhyasta


[ Isi otak Adyasta setelah stargazing, hampir jam 12, berusaha tidur ]

Katanya wibu itu bau bawang.
Shrek juga bau bawang.

Mungkinkah Shrek itu wibu? Atau mungkin wibu itu Shrek?

t e o r i      k o n s p i r a s i

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top