Ahra | Sebelas

Ahra Side



Taehyung tengah memanjat rumah Ahra untuk meraih kotak yang disimpan si pemiliknya di atas jendela kamar.

Hoseok dan Jimin serta Ahra, hanya menatap cemas. Khawatir jika lelaki tersebut tertangkap oleh petugas keamanan yang biasa berkeliling setiap malamnya.

Namun, perhatian mereka bertiga teralihkan saat tirai yang ada di bawah mereka bergerak. Tanda bahwa dari dalam rumah yang sedaritadi mereka pantau, ada pergerakan dari pemiliknya.

Ahra tersenyum sendu saat Hanna keluar menuju halaman dengan membawa cangkir teh di tangannya. Berhubung cuaca cukup dingin, di bahunya tersampir selendang yang Ahra berikan sebagai kado ulang tahun di tahun lalu.

Bahkan Ahra ingat, selendang itu adalah pilihan sang kekasih, Jungkook.

"Bibi terlihat baik baik saja, pasti dia menyangka anaknya masih mendaki gunung bersama tetangganya ini." Bisik Hoseok.

Ahra tersenyum, bersyukur bahwa Ibunya baik baik saja walau sudah hampir satu minggu ia tinggalkan dengan alasan mendaki.

Jimin menarik pelan kepala Ahra hingga bersandar di bahunya, membuat Ahra kembali menjadikan Jimin sebagai sandarannya.

"Jaga Eomma saat aku pergi nanti," bisik Ahra kali ini. Karena jarak yang cukup dekat dengan Hanna, membuat mereka terpaksa harus berbicara dengan pelan seperti ini.

"Jangan pikirkan apapun, tanpa kau pinta pun aku akan menjaga Eommonim." Balas Jimin, yang membuat Ahra mengangguk mengerti.

Lengan kecilnya, meraih jari jari panjang milik Hoseok lalu menggenggamnya dengan kekuatan yang ia miliki. Membuat si empu menoleh.

"Tolong jaga Jimin-ie," pintanya kali ini pada Hoseok, membuat Hoseok terpekur saat mendapat permintaan seperti ini.

Ini terasa seperti permintaan terakhir Ahra.

"Jangan biarkan dia sedih terlalu lama."

Sebisa mungkin Hoseok tersenyum, sebelum akhirnya mengangguk dengan kaku. Perasaannya tiba tiba sesak, tenggorokannya terasa tercekik, padahal saat ini ia berada di ruangan terbuka.

"Oppa juga jangan sedih." Kata Ahra saat mendapati mata Hoseok yang sudah berkaca kaca.

Tertangkap basah, Hoseok pun berusaha terkekeh di tengah rasa sesaknya. "Maafkan aku."

"Aku maafkan, tapi jangan menangis lagi, ya ?" Yang di balas anggukan oleh Hoseok.

Jika lengan kanannya ia gunakan untuk menggenggam Hoseok, maka lengan kirinya ia gunakan untuk memeluk lengan Jimin.

"Bukankah malam ini indah, Chim ?" Tanya Ahra sembari memandang Hanna di bawah sana yang tengah menatap langit kesukaannya.

"Aku di kelilingi oleh orang orang yang aku sayangi," paraunya, "aku senang."

Jimin yang sedaritadi sudah menitikan air matanya, hanya bergumam asal guna membalas ucapan gadis yang tengah bersandar di bahunya.

"Ternyata Tuhan tidak sejahat itu, walaupun aku tak bisa melihat Jungkook untuk yang terakhir kalinya. Tapi Tuhan memberikan malam yang indah ini untukku."

"Ini bukan malam terakhirmu, Lee Ahra." Bisik Taehyung yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakang kursi milik Ahra dengan kotak berwarna cokelat di genggamannya.

"Kita masih bisa melewati banyak malam bersama, yang lebih indah dari ini." Tandasnya, membuat Ahra mengangguk semangat.

Lengannya yang sedaritadi menggenggam Hoseok, ia lepaskan. Begitupun pelukannya pada Jimin.

Ahra menarik Taehyung agar berpindah tempat. Mengerti dengan permintaan Ahra, Taehyung pun bergerak hingga kini ia berada di hadapan Ahra.

Duduk bersila dengan kotak di pangkuannya.

"Ayo kita buka kotaknya," ajak Ahra, yang di angguki oleh Taehyung. Tanpa mengeluarkan suara, lengannya perlahan membuka kotak yang dengan susah payah ia dapatkan.

Jimin dan Hoseok sudah memajukan sedikit tubuhnya untuk menyaksikan isi dari kotak yang berada di pangkuan Taehyung.

Tanpa permisi, air mata Jimin kembali meluncur begitu saja saat melihat apa yang ada di dalam kotak itu. Sedangkan Hoseok, secepat mungkin ia mengalihkan pandangannya. Tak ingin kembali menangis, untuk memenuhi permintaan Ahra beberapa waktu lalu.

Taehyung sendiri hanya menatap kosong kotak yang berisi puluhan foto di dalamnya dengan beberapa kertas yang terselip.

Ahra memecah keheningan diantara mereka walau dengan suara yang gemetar. "Aku menyimpan foto foto kita sejak dulu," katanya sembari meraih beberapa foto yang ada di dalam kotak.

"Ini fotoku dengan Namjoon Oppa saat dia memberikanku hadiah ulang tahun sepeda," katanya, menceritakan foto pertama yang ia lihat.

Kali ini, Jimin mengikuti Hoseok. Mengalihkan pandangannya, kemanapun, asal tidak menatap foto ataupun Ahra yang tengah menceritakan kejadian di balik foto foto tersebut.

Taehyung sendiri sudah merubah posisi duduknya, menjadikan langit sebagai arah pandangnya. Kepalanya sengaja ia sandarkan pada kaki mungil Ahra, kemudian ia membiarkan telinganya untuk mendengar suara serak Ahra yang tengah mengingat semua cerita di balik foto yang dimilikinya.

"Foto pertamaku dengan Seokjin Oppa, ini saat aku lulus sekolah. Lalu dengan tiba tiba Seokjin Oppa memberikanku bunga, aku kira dia mengajakku berkencan. Taunya dia saudara Taehyung-ie." Gerutu Ahra di akhir kalimatnya, membuat Taehyung tertawa kecil saat mengingat kejadian dimana ia menjadi saksi saat seorang Lee Ahra bersemu ketika mendapati bunga dari Seokjin.


Ahra menyadari, bahwa ketiga lelaki yang berada di sekelilingnya tak ada yang memperhatikan dirinya. Ketiganya sibuk mengalihkan pandangannya secara acak.

Karena hal tersebut, Ahra pun menyandarkan kembali kepalanya di bahu Jimin saat kantuk mulai mendera. Namun ia tetap memaksakan bercerita tentang foto yang dimilikinya.

"Ah, ini foto terbaru kita." Kata Ahra dengan semangat di tengah kantuknya, "ini foto kelulusanku dengan Jungkook kemarin. Kita berdelapan kembali berfoto setelah dua tahun lamanya, terakhir kita berfoto bersama itu saat kelulusan kau, Tae." Ucap Ahra sembari mengusap pelan rambut pirang Taehyung untuk yang kedua kalinya di malam ini.

Membuat si pemilik rambut pirang, memejamkan matanya. Membiarkan hangatnya telapak Ahra menyapa surainya.

"Mungkin kita berdelapan bisa kembali berfoto saat pernikahan Seokjin Oppa ataupun Yoongi Oppa."

"Di pernikahanku juga bisa." Balas Hoseok yang tengah menatap Hanna di bawah sana.

Ahra mengangguk setuju, "tentu saja." Jawabnya, "saat pernikahan kalian nanti, tolong buatkan standee untukku yang bagus, ya ? Awas saja jika kalian membuat standee dengan fotoku yang buruk!"

Baik Jimin, Hoseok maupun Taehyung tak ada yang menjawab. Membuat suasana kembali hening, dengan sesak yang terus menguasai diri mereka masing masing. Termasuk Ahra.


"Jimin-ie," panggil Ahra setelah beberapa waktu, yang masih di balas gumaman oleh Jimin, karena dirinya yang masih terus berusaha meredakan tangisnya.

"Sepertinya, besok aku akan pulang pada Eomma," bisiknya dengan suara yang kembali parau, "aku rindu Eomma."




2021 - 17 - 03

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top