Part 26

Happy reading
Maaf typo

*
*
*
Hening. Tidak ada yang berbicara, So Eun sesekali melirik pria muda yang berada di depannya. Gadis itu mulai berpikir bagaimana caranya untuk memulai percakapan. Taemin terlihat cuek, bahkan pria itu tidak mengangkat kepalanya sedikitpun untuk menatap So Eun.

So Eun menyapu pandangannya karena bosan dengan keheningan di meja makan. Semakin malam pengunjung restaurant yang datang semakin padat. Tidak heran jika tempat makan ini sangat ramai, mengingat makanan yang disajikan adalah makanan khas Indonesia dan Korea. Indonesian Fusion Food.

So Eun memerhatikan setiap dekorasi klasik khas Indonesia pada setiap sudut restaurant. Pandangannya terkunci pada  televisi berukuran 42 inch yang menggantung di dinding yang membuatnya tertarik, bukan karena harga maupun design tv yang mewah tapi sebuah berita yang sedang ditayangkan.

Terlihat sosok pria bertopi hitam yang bungkam ketika diwawancari oleh reporter, tidak ada senyum di wajahnya dan pria itu terlihat risih di depan kamera. So Eun terdiam melihat Kim Bum terseret kasus bunuh diri. Seorang wanita berusia 25 tahun mati bunuh diri di sebuah apartemen. Itulah yang So Eun dengar dari laporan reporter.

Jadi dia sudah kembali? batin So Eun melihat pria yang dirindunya selama bertahun-tahun muncul di tv. Rasa senang dan kecewa bercampur menjadi satu. So Eun tidak tahu bagaimana cara menyikapi situasi ini. Apakah ia harus bahagia karena Kim Bum kembali? Atau ia harus kecewa dengan pemberitaan di media.

Taemin menyelesaikan makan malamnya dengan cepat. Pria berambut seperti mangkok itu menatap So Eun yang terlihat syok. Alisnya mengernyit, Taemin pun mengikuti arah pandang wanita itu. Mata sipit Taemin melebar sempurna ketika membaca judul berita yang tayang di  tv. Kasus bunuh diri sudah biasa ia dengar, tingkat depresi di Korea terus meningkat, jadi tidak heran jika banyak orang yang tidak kuat dengam tekanan sosial memutuskan untuk bunuh diri. Namun kasus ini berbeda, kakak sepupunya terseret dalam kasus ini.

"Kim Bum hyung," gumam Taemin membuat So Eun langsung menatapnya.

"Kau kenal dengan pria itu?" tanya So Eun menatap Taemin penuh tanya.

"Nde. Itu Kim Bum hyung, sepupuku," sahut Taemin. "Ah, kenapa malang sekali nasibnya. Dia baru saja menikah dan memiliki anak. Apa jangan-jangan itu adalah istrinya?" ucap Taemin membuat Kim So Eun seperti tersambar petir. Wajah manis itu seketika kaku, pikirannya kosong, matanya tak bisa berkedip. Sesak di dadanya sungguh membuat So Eun tidak bisa berkata-kata.

Suaranya tercekat, hatinya diremas ribuan tangan tak kasat mata. So Eun ingin berteriak tapi wanita itu tidak sanggup. Perasaannya hancur. So Eun berjalan terseok-seok, kakinya seolah tak bertulang. Sesekali ia menabrak benda yang berada di sekitarnya. Kondisi So Eun lebih buruk dari seorang pemabuk.

Tubuh mungil itu terduduk di sebuah halte bus. Air matanya berlinang jatuh mengaliri pipi mulusnya. Bahu rapuh itu bergetar menahan isak tangis yang mulai keluar. Gadis itu tidak peduli jika saat ini ia menjadi bahan tontonan calon penumpang bus. Bus biru berhenti di depannya. Para penumpang di dalamnya keluar dengan tertib. Seorang pria berjaket coklat, berkacamata hitam dengan topi hitam di kepalanya turun dari bus. Wajahnya tertutupi masker hitam membuat siapa pun tak bisa mengenali dirinya.

Kim Bum mematung melihat So Eun menangis tersedu. Pria itu mendekat, berdiri di hadapan So Eun. Tangannya terulur memberikan sebuah sapu tangan. So Eun menerima kain putih lembut itu tanpa menoleh. Ia tidak peduli dengan hal selain perasaannya.  Rasa sakit dan rindu menguasai hati dan pikiran gadis itu. Meski ia merasa tersakiti oleh pemberitaan di media, tidak bisa dibohongi jika ia masih ingin melihat Kim Bum secara langsung. Pria yang dicintainya meski sudah dimiliki oleh wanita lain.

"Gomawo," ujar So Eun menghapus air matanya dengan saputangan milik Kim Bum.

Kim Bum ingin mengulurkan tangannya, membawa So Eun ke dalam dekapa pria itu. Namun, semua hanya sebuah keinginan yang tidak bisa pria itu lakukan. Kim Bum harus menahan keinginannya untuk bicara dengan So Eun. Pria itu menggenggam erat kedua tangannya, menahan setiap emosi yang berkecambuk. Kim Bum memutuskan pergi meninggalkan So Eun yang masih setia ditemani air mata. Kaki panjang itu melangkah pelan, menjauh dari pujaan hatinya.

***

So Eun menekan bel rumah bercat coklat itu berkali-kali. Wajahnya memerah, matanya sembab dan basah. Gadis itu belum berhenti menitikan air mata. Pintu terbuka, seorang pria tampan berdiri di depan So Eun dengan wajah kaget, tidak menyangka akan kedatangan gadis itu.

"Di mana eomma?" tanya So Eun pada Minho.

"Eomma ada di belakang bersama aboji," ujar Minho tenang.

So Eun segera masuk ke dalam rumah, berjalan menuju halaman belakang tanpa banyak bicara. Gadis itu seolah sudah terbiasa berada di rumah itu. So Eun berlari kecil ke arah seorang wanita yang duduk  di sebuah kursi panjang dengan seorang pria di sisinya. So Eun memeluk wanita cantik yang mirip dengan bibi Zea yang tidak lain adalah eomma-nya. Shin Ae.

Minho menghampiri ayahnya dan memberika kode agar ayahnya meninggalkan kedua wanita itu. Lee Jin Young beranjak pergi meninggalkan Shin Ae san So Eun.

So Eun tidak henti menangis dalam pelukan sang eomma. Gadis itu bahkan tidak menyadari jika pundak ibunya sudah basah oleh air mata. Shin Ae mengusap punggung So Eun pelan, ia tahu masalah anak muda tidak bisa jauh dari percintaan.

"Kenapa menangis?" tanya Shin Ae, mengusap air mata So Eun setelah pelukan mereka terlepas.

"Eomma, Kim Bum sudah kembali, tapi ... tapi, dia sudah menikah," ucap So Eun terbata. Shin Ae memejamkan matanya, kejadian ini hampir mirip dengan kasusunya dulu.

"So Eun, eomma tahu apa yang kamu rasakan. Tenangkan pikiranmu, jangan membuat keputusan disaat hati dan pikranmu kacau. Jangan seperti eomma dulu," nasihat Shin Ae yang membuat So Eun lebih tenang.

"Apa Eomma masih mencintai appa?" tanya So Eun membuat Shin Ae memalingkan wajahnya.

"Appa mu tidak pernah mencintai eomma," ucap Shin Ae singkat.

So Eun menggenggam kedua tangan eomma-nya. Memeluk tubuh wanita cantik itu. "Appa sangat mencintai eomma. Setiap malam dia selalu memikirkan eomma."

Shin Ae menatap So Eun, mencari kebenaran dalam yang mirip dengannya. So Eun tersenyum melihat reaksi emmanya. Gadis itu sempat berpikir jika ibunya akan marah atau membenci appa-nya tapi, pikiran itu sirna ketik melihat wajah ibunya yang terlihat kaget.

"Eomma, percayalah appa sangat mencintaimu hanya saja pria itu payah karena tidak bisa mengungkapkannya. Appa sangat kaku," ucap So Eun sesekali mengusap matanya yang basah.

"Ani, appa-mu tidak pernah mencintai eomma. Dia tidak pernah mencari eomma sampai bertahun-tahun," ucap Shin Ae sedih.

"Appa bukan tidak mencari eomma. Appa hanya tidak sempat. Waktu kecil aku sering sakit itu sebabnya appa tidak punya waktu mencari eomma," jelas So Eun. "Aku tidak pernah meminta sesuatu dari eomma, untuk kali ini aku minta eomma tinggal bersama kami. Aku mohon." So Eun menangkup kedua tangannya di depan dada, berharap Shin Ae menerima permintaannya.

"Eomma akan pikirkan," sahut Shin Ae.

"Appa sangat mencintai eomma," kata So Eun seraya memeluk wanita dewasa itu.

Sejak dua tahun yang lalu hubungan So Eun dan Shin Ae semakin akrab. Berawal dari Minho yang mempertemukan keduanya di sebuah acara makan malam. Minho sudah menyadari sejak awal jika So Eun adalah anak Shin Ae. Wajah mereka yang mirip membuat Minho mencari tahu lebih dalam lagi masa lalu Shin Ae, yang akhirnya membuat pria itu tahu jika So Eun adalah anak semata wayang wanita itu.

So Eun tersenyum lebar menatap wajah eomma-nya. Bercerita dengan Shin Ae lebih menyenangkan dari pada dengan Tae So.

"Aku pulang dulu. Eomma istirahatlah, gomawo untuk hari ini," ujar So Eun melambaikan tangannya sebelum pergi.

***

Kim Bum menuangkan teh hijau ke dalam cangkir. Aroma wangi melati menguar memenuhi penciuman. Dengan santainya Kim Bum meneguk cairan hangat itu. Ketenangan itu tidak berlangsung lama ketika Taemin  membuka pintu apartemennya dengan kasar. Bodohnya Kim Bum tidak mengunci pintu.

"Jangan buat ulah lagi, Taemin!" perintah Kim Bum yang tidak digubris sedikitpun oleh pria berbadan kurus itu.

"Hyung, apa istrimu bunuh diri? Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa kau terseret kasus bunuh diri? Apa yang kau lakukan di rumah duka?" tanya Taemin membabi buta.

"Bisakah kau tidak berisik? Jika baby itu bangun bagaimana? Sangat sulit menenangkannya," ujar Kim Bum membuat Taemin cemberut.

"Aku ingin melihat keponakanku," sahut Taemin pelan.

Kim Bum berjalan ke sebuah kamar, diikuti oleh Taemin. Seorang bayi perempuan sedang tertidur lelap di atas ranjang bayi. Wajahnya terlihat sembab dan berair, mungkin ia merasakan jika ibunya telah pergi.

"Jangan mendekatinya. Dia baru saja tidur usai menangis," kata Kim Bum membuat Taemin mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam kamar. Kim Bum kembali menutup pintu kamar itu, mereka duduk di ruang tamu dalam diam.

Taemin mengambil sebuah foto di atas meja yang tergeletak begitu saja. Pria itu pikir benda itu adalah foto keluarga kecil Kim Bum tapi, ia salah. Bukan foto Kim Bum yang memakai tuxedo berdampingan dengan sang istri tergambar di sana. Melainkan foto Kim Bum dengan perempuan yang beberapa saat lalu bersamanya di restaurant. Taemin semakin bingung apa hubungan Kim Bum dan wanita yang ada di foto tersebut.

Jiwa reporter Taemin kembali muncul, pria cerewet itu menatap Kim Bum untuk meminta penjelasan.

"Hyung ... apa maksud dari foto ini? Siapa gadis ini?" tanya Taemin memerlihatkan foto yang ia pegang. Kim Bum ingin merebutnya tapi dengan cepat Taemin menyembunyikan foto itu di balik punggungnya.

"Jelaskan semuanya biar aku mengerti," ucap Taemin.

"Kau ini merepotkan saja," ujar Kim Bum menatap jengkel pada Taemin. "Gadis itu Kim So Eun, dia kekasihku. Aku belum menikah, dan bayi itu bukan anakku," jelas Kim Bum membuat Taemin menganga.

"MWO? Ja... jadi wanita yang bunuh diri itu bukan istrimu?" tanya Taemin syok.

"Ada apa denganmu? Kenapa kau terlihat kaget? Wanita itu adalah temanku tapi, dia dicampakan oleh pacarnya ketika hamil. Aku hanya membantunya agar bisa bertahan. Tapi aku gagal, ia bunuh diri," ujar Kim Bum menyenderkan tubuhnya pada kursi.

"Aish, gawat hyung," ujar Taemin panik.

"Wae?" Kim Bum kembali menegakkan tubuhnya.

"Tadi aku bertemu dengan Kim So Eun Noona, aku bilang jika kau sudah menikah dan memiliki anak. Jangan pukul aku dulu," ucap Taemin ketika Kim Bum ingin menjitak kepalanya.

"Kau tidak pernah menjelaskan padaku dengan jelas," lanjut Taemin.

"Bagaimana reaksinya?"

"Dia langsung pergi," jawab Taemin.

Kim Bum meremas rambutnya kuat-kuat. Semua rencananya berantakan, ia yakin So Eun saat ini akan membencinya. Rasa takut mulai menyelimuti perasaan Kim Bum.

Jadi So Eun tahu jika aku sudah kembali? batin Kim Bum.

"Hyung ...."

"Kau melakukan kesalahan  yang fatal Taemin. Sebagai hukumannya kau harus menjaga baby sampai aku bisa mendekati Kim So Eun. Kau mengerti?"

Kim Bum beranjak dari duduknya dan melesat keluar dari apartemennya meninggalkan Taemin yang kebingungan.

"Yak! KIM BUM HYUNG!" teriaknya ketika melihat Kim Bum pergi.
Taemin mengejarnya namun suara tangisan bayi membuat ia mengurungkan niatnya.

"Eotteoke?, apa yang harus aku lakukan?" ujarnya frustasi.

***

Kim Bum menutup kasar pintu mobilnya. Pria itu berlari kecil menemui seseorang di sebuah cafe.

"Kau harus membantuku," ujarnya ketika berada di depan seorang perempuan.

"Mwo? Kau ini kenapa tiba-tiba ingin bertemu?"

"Kim So Eun sudah tahu jika akau telah kembali. Ada sedikit kesalah pahaman terjadi antara kami. Aku butuh bantuanmu kali ini Suzy," mohon Kim Bum.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi anatar kalian. Apa kau menyakiti temanku lagi?" tebak Suzy dengan tatapan tak bersahabat.

"Aku ...."

"Kim Sang Bum!"

Kata-kata Kim Bum terputus ketika seseorang menyebut namanya. Kim Bum dan Suzy menoleh melihat seorang wanita berdiri tidak jauh dari tempat mereka.

"Kau sudah kembali?" tanya Ara menatap tak percaya pria di depannya.

"Ara, Suzy, aku butuh bantuan kalian," pinta Kim Bum seraya mencangkupkan kedua tangannya.

"Katakan dulu padaku apa yang terjadi?"desak Ara minta penjelasan.

Kim Bum menjelaskan semua hal yang terjadi, mulai dari alasan ia tidak memberitahu So Eun akan kedatangannya hingga kesalahpahaman yang terjadi karena ulah Taemin.

"Ini bahaya, kita harus segera bertindak," ucap Ara.

"Bagaimana caranya? Apa kalian punya ide?" tanya Kim Bum berharap kedua wanita di depannya mempunyai sebuah rencana.

"Aku punya ide," ucap Suzy antusias.

"Apa?" ujar Kim Bum dan Ara bersamaan.

Suzy tersenyum misterius membuat dua orang di depannya penasaran.

TBC

Semoga kalian suka dengan part ini

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top