part 2

Kita tidak pernah tau kapan cinta akan tumbuh di hati, kita tidak pernah tau dengan siapa kita berjodoh. Hanya Tuhan yang tau akan takdir kita, akan jodoh kita, akan kehidupan kita. Rencana Tuhan tak ada yang tau tapi yang pasti apa pun rencana-Nya itu lah yang terbaik untuk kita.

😊😊

So eun menatap lelaki di seberangnya dengan kesal sudah dua hari ini ia mencoba mencari perhatiannya tapi bukannya semakin dekat mereka terlihat seperti rival.

"So Eun apa kau yakin bisa menaklukkan si nerd Kim Bum? Ini sudah dua hari sejak kau mendekatinya. Dia sama sekali tidak tertarik dengan mu." Suzy melihat mimik wajah So Eun yang semakin murung.

"Aku tidak akan menyerah, kita lihat saja nanti,"  tekad So Eun menatap pria itu dari kejauhan. Kim bum masih tetap sama seperti saat mereka bertemu. Penampilan yang cupu dan yang pasti tidak ada teman yang  mau bergaul dengannya.

Siapa yang ingin bergaul denganny jika penampilan dan status sosialnya yang tidak selevel dengan mereka. Yang mereka ketahui jika Kim Bum adalah seorang siswa teladan, dan mereka menduga jika pria itu bisa diterima karena kepintarannya saja.

Ini sekolah elit yang didominasi oleh anak pengusha, sedangkan Kim Bum? Tidak ada yang tau jati dirinya. Jangankan bertanya hanya sekedar berpapasan saja mereka enggan.
Mereka hanya menganggap Kim Bum sebuah pajangan yang telah usang, dan harus disingkirkan.

Dan reaksi Kim Bum biasa saja. Tidak masalah baginya jika tak seorang pun mau berteman dengannya. Inilah yang ia inginkan selama ini, ketenangan tanpa harus pusing berlari kesana kemari hanya untuk menghindar dari kejaran para fansnya.

Tidak. Kejadian di Jepang tidak harus terulang kembali, 'kan? Ia sudah merubah penampilannya  menjadi si nerd buruk rupa, tapi yang menjadi masalah mengapa seorang Kim So Eun yang cantik terus mengejar dan mengganggunya setiap saat. Apa wanita itu gila atau aneh?

Entahlah Kim Bum enggan memikirkannya itu hanya  membuat kepalanya tambah pusing. Jujur kim bum risih saat So Eun mendekatinya, gadis itu akan bersikap manja dan centil saat berhadapan dengan  Kim Bum.

'Wanita aneh' pikir Kim Bum saat So Eun duduk di depannya dengan senyum mengerikan. Jika orang lain melihatnya mungkin akan langsung terpesona dengan senyum manisnya, dan itu tidak berlaku untuk Kim Bum.

Ia berusaha mengacuhkan setiap kata yang diucapkan So Eun ia berpura-pura fokus pada buku bacaannya.

"Wanita ini benar-benar cerewet," batin kim bum.

"Kau mengacuhkan aku lagi? Hey apa kau tuli? Apa buku itu terlalu cantik untuk diabaikan sebentar?"

So eun tidak tinggal diam saat Kim Bum mengindahkannya. Merebut buku yang dibaca kim bum mungkin bisa mengalihkan perhatian pria itu.

Benar saja, wajah kesal Kim Bum terlihat begitu lucu dengan bibir dimonyongkan saat buku yang ia baca berpindah tangan.

"Apa menariknya buku ini?" tanya So Eun sambil meneliti buku tebal itu.

"Setidaknya buku itu tidak menyebalkan dan secerewet dirimu," ketus Kim Bum.

Lidah itu berkata terlalu tajam untuk So Eun, tapi gadis itu menyukainya. Ini akan semakin menarik.
Membuat pria nerd ini kesal adalah hobi so eun, rasanya kurang lengkap tanpa wajah cemberut Kim Bum di harinya. Kim Bum merebut kembali bukunya saat So Eun lengah.

"Aishh, dasar kau pria aneh!" kesal So Eun saat buku ditangannya direbut.

"Dan kau wanita gila!"

"Kau pria menyebalkan!"

"Kau wanita sialan."

"Pria sombong!"

"Wanita cerewet."

"Pria jelek."

"Wanita centil!"

"Pri ...."

"Yakk apa yang kau lakukan pria cupu? Menjauhlah dari So Eun-ku." Ki Bum yang sedari tadi menyaksikan pertengkaran So Eun dan Kim Bum merasa gerah. Bukan hanya dia yang menyaksikannya tapi semua siswa- siswi di kantin melihat pertengkaran kedua makhluk berbeda jenis itu.

Kim Bum dan So Eun menatap Ki Bum tajam, tanpa mereka berdua sadari jarak wajah mereka hanya tinggal beberapa senti saja. So eun mengalihkan pandangannya dari Ki Bum, tanpa sengaja pandangannya terfokus pada wajah tegas Kim Bum.

'Deg.'

Jantungnya berdetak kencang, apa ini hanya perasaan atau halusinasinya saja? Bagaimana bisa Kim Bum yang cupu dengan kacamata besarnya terlihat begitu tampan.

Rahangnya yang kokoh dan tegas hidungnya yang mancung, matanya yang begitu tajam dan bibir tipis yang menggoda. 'Bagaimana rasanya jika bibir itu menyentuh pipi?' So Eun menggelengkan kepalanya, menepis pikiran konyol yang muncul.

Entah apa yang membuat Kim Bum terlihat tampan dan memesona dengan penampilannya seperti itu. Mana mungkin seorang nerd seperti Kim Bum yang menyebalkan dan kutu buku terlihat seperti seorang pangeran tampan. Ini mustahil So Eun sudah benar-benar gila.

Merasa diperhatikan Kim Bum mengalihkan pandangan dari Ki Bum, menatap So Eun. Ternyata wanita ini bukan hanya sifatnya saja yang aneh tapi tingkah lakunya juga aneh.

"Yak apa kau tak mendengar perkataanku? Berani sekali kau mengabaikanku cupu!"

"Urus saja masalah kalian berdua aku tidak ikut campur," ujar Kim Bum cuek.

Kim Bum beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan kantin begitu saja. So Eun berusaha mengejarnya tapi Ki Bum mencegatnya.

"So Eun, kau tak perlu mengejarnya biarkan dia pergi. Kita makan saja bagaimana?" So eun melepaskan  tangan Ki Bum pelan.

"Maaf Oppa aku harus menemui kutu buku itu, ada yang ingin aku bicarakan padanya. Bye!"

So eun segera berlari meninggalkan pria tampan itu, dia bahkan tidak peduli pada  Ki Bum yang terus memanggilnya.

###$%

Hari yang tenang mungkin akan sangat langka Kim Bum dapatkan, mengingat sang putri pengganggu terus mengekori dirinya kemana pun ia pergi.

Langkahnya begitu lebar dan cepat berharap kaki kecil dan pendek itu susah mengimbanginya, tapi gerakan kaki mungil itu begitu lincah dan gesit membuat Kim Bum harus berlari menghindar.

So Eun berdecih saat Kim Bum menghindar lagi darinya. Saat istirahat tadi mungkin kim bum masih bisa lolos,  tapi tidak dengan sekarang. So Eun mengejar Kim Bum dengan lincah kemana pun pria itu pergi. Suzy dan Ara hanya menggeleng melihat tingkah kekanak-kanakan sahabatnya itu.

"Ara~si bagaimana menurutmu mereka berdua?"

"So Eun mulai gila, dan Kim Bum ... entahlah aku belum begitu mengenalnya."

"Bukan itu maksudku, bukankah mereka sangat cocok, ya meski pun penampilan Kim Bum yang, hhmm ... jelek, kuno, dan ketinggalan zaman tapi aku rasa ia pria yang baik," kata Suzy.

"Maksudmu kau ingin mendekatkan So Eun dengan Kim Bum? Yakk!  Suzy kau yang benar saja, So Eun itu cantik dan kau sandingkan dengan nerd seperti kim bum? Sepertinya kau juga sudah tidak waras," kesal Ara.

"Feeling-ku tidak pernah meleset sedikit pun. Mereka seperti beauty and the beast."

"Kau terlalu mengkhayal."

"Kita lihat saja nanti," ucap Suzy optimis.

###

So eun memijat kakinya pelan, berlari  dari sekolah sampai di halte bus membuat kakinya pegal.

"Ini!" So Eun melirik botol air mineral yang Kim Bum berikan, tanpa banyak bicara So Eun segera meneguk air itu hingga separuh kosong.

"Lega sekali rasanya." So Eun mengusap bibirnya pelan, tanpa ia sadari sejak tadi Kim Bum menatapnya intens.

"Kenapa melihatku seperti itu?"

"Jangan mengganggku lagi.  Aku tidak menyukaimu!" tegas Kim Bum.
So Eun yang mendengar hanya bisa tersenyum acuh.

"Kau pikir aku menyukaimu? Aku sudah memiliki kekasih yang sangat tampan."

"Baguslah. Jadi untuk apa kau mengejarku tadi?"

Ingin rasanya So Eun memukul kepala bodoh Kim Bum. Apa pria ini lupa bahwa mereka diberikan tugas untuk mencari materi lomba.

"Jika tidak ada kepentingan untuk apa aku mengejarmu? Aku rasa kau tidak akan melupakan tugas kita?"

Kim Bum menghela nafas panjang, hanya karena hal ini mereka harus berlari berkilo-kilo meter jauhnya.

"Kenapa kau tidak mengatakannya sedari tadi?"

"Kau menyalahkan aku? Siapa yang terus berlari, aku selalu memanggilmu tapi kau tidak mau mendengarkan!"

"Baiklah, biar aku saja yang membuatnya."

"Kau pikir aku sebodoh itu tidak bisa mengerjakannya?"

"Kalau begitu kau saja yang mengerjakannya!"

"Yakkk ini tugas kelompok bukan individu, jadi harus kerjakan bersama."

"Aku sibuk!" ketus Kim Bum.

"Aku tidak mau tau alasnmu!" So Eun merogoh tasnya, gadis itu menuliskan sesuatu kemudian memberikannya pada Kim Bum.

"Ini alamat rumahku, jadi datanglah jam 6, jika kau terlambat aku tidak akan menanggung resikonya!" ancam So Eun.

"Aku tidak akan datang!"

"Terserah, tapi aku tidak mau tau jam 6 kau sudah ada di rumahku."

"Dasar pemaksa."

"Biarin weekk." So Eun berjalan meninggalkan Kim Bum sendiri di halte.

"Tunggu!" Kim Bum menarik lengan So Eun cukup kuat membuat gadis itu membentur dada bidangnya.

'Wanginya sangat menenangkan, dadanya begitu bidang dan kokoh kenapa rasanya begitu nyaman? Tunggu apa yang baru saja aku pikirkan? Kim So Eun sadarlah!' So Eun segera sadar dari pikirannya dwngan segera ia melepaskan diri dari Kim Bum. Terlihat dari wajah mereka semburat merah tipis menjalari pipi masing-masing.

Ini pertama kalinya mereka melakukan skinship dan rasanya sangat aneh, membuat jantung mereka bekerja ekstra dari biasanya. Sulit untuk bernafas seperti ada sesuatu yang mengganjalnya dan itu sangatlah tidak nyaman.

"Eehhmm ... aku hanya ingin bilang akan datang jam 5. Itu saja!" kim bum pergi meninggalkan So Eun yang masih diam mematung.

###

Sejak pulang sekolah So Eun hanya menghabiskan waktunya di kamar, entah apa yang sedang ia pikirkan senyum tak pernah pudar dari bibirnya. Iya hanya berguling ria di atas ranjang dan sesekali tertawa sendiri.

4:40 pm

Kim bum memarkirkan sepadanya di depan rumah mewah So Eun. Melangkahkan kaki panjangnya dengan lebar dan cepat. Suara pintu terbuka membuat perhatian Kim Bum teralihkan.

"Anda tuan Kim Bum?" tanya seorang wanita parah baya.

Merasa aneh ada yang mengenalnya karena ini pertama kali Kim Bum datang bertamu. Pria itu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Wanita itu memperhatikan Kim Bum dari atas sampai bawah, yang membuat dirinya tidak nyaman. Apa ada yang salah dengan penampilannya? Dia memakai celana jeans dengan kemeja biru, tapi kenapa pelayan itu melihatnya seperti orang aneh?

"Ikutlah dengan saya ... Nona So Eun sudah menunggu Anda."

Tanpa banyak bicara Kim Bum mengikuti pelayan itu ke sebuah ruangan.

Ruangan yang cantik, banyak buku yang berjejer di rak dinding. Di tengah ruangan terdapat meja bundar yang cukup besar serta kursi di masing-masing sisi. Kim bum melihat ruangan itu dengan takjub, meski simpel tapi mampu membuat kim bum nyaman. 'Benar-benar dekorasi wanita.' Warna pink dan biru muda menghiasi setiap sudut ruangan, mulai dari lampu, lemari hingga dinding.

"Saya akan panggilkan Nona So Eun sebentar. Tuan bisa menunggu di sofa itu."

Kim bum melirik sofa pink yang berada di sebelah kiri letaknya dekat jendela. Ia duduk di sofa itu dengan nyaman.  Mungkin jika malam hari akan sangat menyenangkan berada di ruang ini untuk bersantai menikmati gelapnya malam bertabur bintang.

"Ehhemm." Suara cempreng yang Kim Bum benci tiba-tiba merusak  suasana nyamannya. Baru saja Kim Bum ingin bersantai tapi wanita itu mengusiknya.

"Aku harap kau tidak terpesona dengan kamarku!" ejek So Eun saat melihat Kim Bum memperhatikan kamarnya.

'Apa? Kamar?'

Kim Bum berusaha menormalkan ekspresinya. Mana mungkin ruangan ini kamar So Eun, tidak ada ranjang untuk tidur dan tidak ada meja rias atapupun almari. Biasanya kamar wanita ada meja rias, itu yang Kim Bum tau.

"Sudahlah aku tidak perduli dengan ruangan ini. Aku ingin menyelesaikan tugas secepat mungkin, aku harap kau bisa bekerja sama!"

"Tentu aku juga sama."

~~25 menit kemudian~~

So Eun mencuri pandang ke arah Kim Bum, mungkin setelah ini So Eun akan ke rumah sakit memeriksakan jantungnya yang berdetak kencang. Ia tidak sedang maraton saat ini tapi detak jantungnya dua kali lipat lebih kencang dari biasanya.

"Kau baik-baik saja?" Kim Bum melihat wajah So Eun yang memerah.

"O... oh iya aku baik-baik saja. Apa kau sudah selesai?"

"Tinggal di edit saja."

"Baiklah lanjutkan!"

Tidak ada yang berbicara, ruangan itu sangat sunyi, So Eun tidak suka dengan keheningan berusaha untuk mencari topik pembicaraan.

"Jadi kau pindahan dari Jepang?"

"Untuk apa kau bertanya?"

"Apa aku tidak boleh tau?Apa susahnya bilang iya," cibir So Eun.

"Bisakah kau diam? Aku tidak bisa konsentrasi."

So eun menekuk wajahnya kesal ternyata Kim Bum memang lelaki batu,kaku dan dingi., bahkan lelaki es seperti Lee Minho masih bisa So Eun atasi.

Kim Bum merenggangkan ototnya yang pegal. Terlalu lama dudud di depan laptop membuat badannya remuk. Tugasnya telah selesai jadi sekarang ia akan bebas dari gadis cerewet di depannya. Senyum menawannya seketika memudar saat melihat So Eun terlelap dengan nafas teratur. Sejak kapan gadis ini tidur? Apa bisa gadis ini tidak merepotkannya sekali saja?

"Aku harap tidak ada lagi  stock wanita seperti dia di dunia ini!" gumamnya.

Kim bum beranjak dari duduknya, dibereskannya semua alat tulis serta buku yang berserakan. Maksud hati ingin meninggalkan So Eun di ruang itu tapi perasaannya tidak tega melihat posisi tidur gadis itu yang kurang nyaman. Direngkuhnya tubuh mungil So Eun dalam dekapannya, Kim Bum menggendong gadis itu ke sofa. Ini lebih baik dari pada tidur dengan posisi duduk.
So Eun menggeliat dalam tidurnya dengan perlahan Kim Bum meletakkan kepala So Eun di bantal sofa dengan lembut.

Kim Bum berusaha mencari sesuatu untuk menyelimuti So Eun, tapi nihil tak sehelai kain pun ia dapat untuk menyelimuti gadis itu. Ini yang ia sebut kamar? Tidak ada ranjang, lemari pakaian bahkan selimut pun tidak ada di sekitarnya.

Kim Bum melirik jam tangan yang melingkar di tangannya, hampir jam 10 malam dan dia masih di ruangan yang sama seperti 5 jam yang lalu. So Eun mendekap tubuhnya mencoba menghalau dingin hawa musim salju. Meski berada di dalam ruangan tetap saja masih terasa dingin.

Tanpa pikir panjang Kim Bum mengambil jaketnya untuk menutupi tubuh So Eun agar lebih hangat.

Dilihatnya wajah polos gadis yang terlelap di hadapannya, tanpa disadari fokus Kim Bum tertuju pada bibir pink So Eun.

'Bibir itu sangat cerewet, setiap kata-kata yang keluar begitu tajam,' batinnya.

Tanpa kim bum sadari ia mendekati wajah ke So Eun, wajah cantik polos tanpa make up membuat Kim Bum lupa bagaimana sifat menyebalkannya.

5 cm ....

4cm ....

3cm ....

Ceklek ....

"Siapa kau?"

TBC..

Direvisi tanggal 4 Juni 2019
Selamat membaca,,😄😃😙😙

madiani_shawol

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top