Prolog

Junali adalah seorang pemuda yang tersesat dihutan akibat terpisah dari teman-temannya saat berpetualang menjelajahi kawasan hutan terlarang.

Dalam pencariannya menuju jalan keluar, ia kelaparan dan menemukan sebuah toples kaca yang dipikirnya berisi semacam gulali karna berwarna merah muda seperti bantalan awan setelah ia bersihkan menggunakan telapak tangannya. Anehnya tutup toples itu tak bisa dibuka meski ia sudah sekuat tenaga berjuang untuk membukanya.

Dari doa minta pertolongan kepada Tuhan sampai caci maki keluar dari bibirnya saat mencoba membuka tutup toples itu.

''Apa sih ini toples, bandel amat seperti lagi buka resliting cewek yang nolak diajak bercinta saja!!"

Ia hampir melempar toples itu saat sudah putus asa karna tak berhasil membukanya.

"Ya Tuhan, kenapa toplesnya malah nempel begini!!"

Junali menggoyang tangannya berulang-ulang karna justru sekarang, antara telapak tangannya dan toples itu melekat kuat bagai dilem saja.

Beberapa saat ia hanya memandangi toples itu lalu ia melihat kapas berwarna pink didalamnya seakan bergerak membentuk sesosok mahluk. Mahluk apakah? Kecil? Didalam toples? Peri? Ah, Junali merasa dirinya sedang berhalusinasi. Baru  8 jam tersesat dihutan, tak keluyuran, nongki ditengah malam, memandang lalu lalang wanita malam yang berdandan seksi dan berseliweran didepan matanya, ia sudah berhalusinasi melihat seorang gadis setengah terbuka. Lebih gilanya lagi didalam toples

"SHIRTLESS!!"

Buzzzz!!!
Isi toples itu bagai meledak dan melemparkan tutupnya saat mengeluarkan asap.
Junali memandang telapak tangan lalu menyentuh bibirnya yang baru saja mengeluarkan ucapan, apa tadi? Shirtless? Gara-gara ia melihat bayangan dalam toples yang tadinya seperti gumpalan awan berwarna pink yang ia pikir gulali menjadi seperti sesosok perempuan yang menggunakan pakaian dengan bahu terbuka. Pikirannya langsung melayang pada gadis-gadis yang sengaja shirtless didepannya untuk menarik perhatian. Itulah sebabnya ia berseru "shirtless".

"Huaaaaa, akhirnya ada juga yang menemukan 'Hot Mantra' si tua jelek yang mengutukku dengan tidak berprikeputrian!!"

Junali melebarkan mata saat mendengar teriakan dari siluet seseorang dibalik gumpalan asap yang mulai memudar.

"Siapa kau? Apakah kau jin seperti didalam lampu wasiat yang melegenda itu??" Junali berseru dengan nada yang sangat terkejut. Jantungnya serasa lepas dari tempatnya melihat kejadian aneh tersebut. Ada toples mengeluarkan asap dan berisi seorang gadis.

'Ya Tuhannn, aku butuh makanan bukan perempuannnnnn!' Jeritnya dalam hati.

"Aku.... namaku ILY!" Gadis itu menjawab tanya Junali sambil menatapnya penuh terima kasih.

"JIN ILY?" Junali masih saja seperti mimpi melihat ada gadis keluar dari dalam toples. Seperti jin didalam lampu wasiat saja.

"Aku bukan Jin, aku puteri!" Bantah gadis itu.

"Putri apa didalam toples??" Setengah sakartis Junali bertanya. Kalau gadis itu mengaku putri, artinya dia manusia, kenapa bisa masuk kedalam toples?

Lalu dari bibir gadis itu bergulirlah sebuah cerita aneh menurut Junali.........

*****

"Ja... jadi ibu bersekutu dengan Jin?"

Putri Ilytha tergagap dimalam itu saat menemukan sebuah ruangan didalam castilnya, ibunya dan seseorang dengan wajah menakutkan sepertinya sedang melakukan ritual.

"ILY!!! Lancang sekali masuk kemari!!" Ibunya berteriak dengan gema yang bersahutan diruangan itu.

Putri Ilytha bergirik. Ia mencium bau amis yang menusuk dan hampir saja ia muntah.

"Aku... aku... aku, tidak tahu bu, ma... maafkan aku!!" Putri Ilytha membalik badan ingin segera meninggalkan ruangan itu karna perutnya sudah seperti diaduk-aduk dengan bau tak sedap.

Ia juga merasa sangat terkejut dan tak menyangka kalau selama ini, ibunya yang ia kagumi kecantikan dan kemolekannya karna nampak masih awet muda diusianya yang ke 50tahun,  ternyata adalah pemuja jin.

"HAII TUNGGU! Kau mau kemana???"

"TUNGKARA, kenapa berteriak padanya?"

"Dia adalah ancaman, Madam Djelita!!"

"Tapi dia anakku!!"

"Tapi kau sudah memuja raja dari segala raja jin melalui aku, kau berjanji akan menuruti apa saja agar kecantikan dan cintamu  kekal abadi bersama raja Fedrik, kalau sampai ada yang tahu kau melakukan ritual menyiksa dan menggunakan darah gadis-gadis muda sebagai masker kecantikanmu, maka kau akan celaka!!" Teriak wanita tua yang disebut Tungkara itu.

"AAAAAA!!! TIDAKKKK!" Putri Ilytha berteriak sambil menutup kepala dengan kedua tangannya saat melihat penyihir itu meloloskan api dari telapak tangannya kearahnya. Teriakan menyayat hati terdengar dari putri yang tak sengaja mengetahui ritual ibunya itu.

"TUNGKARA!!!" Madam Djelita berteriak bak protes melihat ulah penyihir tua itu meskipun merasa tak berdaya.

"Kurang ajar!!" Tungkara memaki karna ia gagal membakar Putri Ilytha.

Putri Ilytha melihat api tak bisa menyentuh tubuhnya meski Tungkara berulang-ulang kali ingin membakarnya dan menjadikannya sesembahan.

"Haii JIN dan semua pengikut-pengikutnyaa, datanglah dan bawalah gadis ini sebagai sesembahan kami!!!"

"AAAAAAAAA!!!"

Lagi-lagi teriakan menyayat hati terdengar, meski lagi-lagi api itu tak bisa menyentuh tubuh Ily.
Ditengah rasa takut, pikiran beranjak dari tempat itu membuat Ily bersiap kembali menjauhi tempat itu.

"KAU TAKKAN BISA LOLOS!!"

Buzzzzz!!
Tangan situkang sihir menghembuskan angin yang serasa menyedot tubuh mungil Ily.

'Oh Tuhannn!'

Ily merasa tak bisa bergerak melawan sedotan angin tersebut. Tubuhnya makin tertarik dan terasa menyusut dan terhempas kedalam ruang kecil dibarengi dengan kabut yang menjadi seperti bantalan kapas didalamnya.

BRUKKK!
Ia tersungkur disana dan terdengar tawa menggelegar memekak gendang telinganya. Seakan ia mendengar suara raksasa yang berteriak ditengah hutan belantara.

"Ya Tuhan, kenapa tua peot itu jadi seperti raksasa???"

Ily terkejut bukan main. Ia tak menyadari, tubuhnyalah yang menyusut dan hingga lolos kedalam toples yang saat ini ditempatinya.

"TUNGKARA, apa yang kau lakukan?"

"Sudah sepantasnya madam, karna tak bisa dimusnahkan dengan api maka aku kutuk dia berada didalam toples selamanya!"

"Ta... tapi, apa yang akan aku katakan kepada ayahnya, jika dia tiba-tiba menghilang?"

"Kau ingin ditinggal ayahnya atau kau mencoba melupakannya? Biarkan dia didalam toples demi keselamatanmu, madam!!"

"Tapiii......"

"Dia akan tetap hidup didalam sana, dan kau aman!"

"Aku atau kau yang aman?"

"Diam kau!! 1000 gadis, apa kau ingin salah satunya dia???"

Ily mengkeret didalam toples mendengarnya. 1000? Banyak sekali? Ily bergidik. Dan ia tak bisa membayangkan jika darahnya menetes seperti gadis yang ia lihat tergantung dan darahnya ditampung didalam sebuah cawan.

Junali bergidik, cerita gadis yang mengaku seorang putri itu terdengar menyeramkan. Dimana ia sebenarnya? Kenapa pula toples berisi perempuan yang dikutuk bisa nyasar ketempat dimana ia berada? Apakah itu sebabnya hutan yang ia dan teman-temannya jelajahi itu disebut hutan terlarang?

"Dia akan bebas, jika ada seseorang yang berhasil menemukan 'Hot Mantra', jika sampai ditemukan, kau yang celaka Madam!"

#####
Banjarmasin, 6 Agustus 2020

Haiii, selamat tanggal 6 untuk APL.
Halu didalam cerita tentunya bukan bermaksud tidak sadar diri ya kalau saat ini Ali Prilly berkarya sendiri-sendiri. Ceritakan hanya khayalan dan imajinasi dari penulis, tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Dan menulis fanfiction Aliando Prilly yang menjadi pilihan saya dari 2015 sampai saat ini,  merupakan wujud cinta kepada Ali Prilly, yaitu mengabadikan nama mereka sebagai pasangan dalam sebuah cerita fiksi, juga tanda penghargaan saya kepada penggemar mereka yang selalu membersamai sampai saat ini.
Selamat berimaginasi membaca tulisan saya yang seadanya ini!

Dari Banjarmasin,
💙
Puspa Mekar

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top