Story 5: Hujan dan Halte
Hujan turun deras sore ini, mengurungku di halte seorang diri. Kurekatkan headset ke lubang telinga, lalu kusandarkan tubuhku ke tiang halte yang besar. Rasa lelah dengan sempurna menyelimuti, baik tubuh maupun hati.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Aku memejamkan mata, membiarkan harmoni antara melodi yang mengalun dari headset dan suara jatuhnya hujan mengalir ke seluruh tubuhku. Meresap ke dalam sesak yang muncul dari jiwa yang menganga. Percuma, semua gagal meredam ribuan tanya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Tubuhku sedikit kebasahan oleh tetesan hujan yang terbawa angin kencang, angin yang sekaligus membekukan mataku yang tengah menerawang. Dadaku merasa tidak nyaman, entah karena kedinginan atau sedang menuntut ketenangan.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Waktu seperti berhenti saat aku duduk sendiri. Lagu demi lagu terdengar lalu. Menemani pikiran yang tercecer mengingatmu. Seolah mengkaji satu demi satu, kesalahan apa yang membuat kita kini hanya sebuah kisah terdahulu?
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Hujan, lagu sedih, tiang halte untuk bersandar dan undangan pernikahanmu di dalam tasku. Begitu klise. Kuharap ini hanyalah sebuah fase.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top