Bab 14. Bukti

"Mau ngomong apa?" Kayla menyilangkan kedua tangan di depan dada. Menatap Raka yang menyorot wajahnya dengan hangat tapi memiliki kesan menggoda yang kentara.

Kayla berdecih. Raka memang menyebalkan tapi kali ini pria itu menolongnya dari situasi yang tidak menyenangkan. Kalau saja tadi tidak ada Raka, mungkin sekarang dia sudah ribut di acara pernikahan Flora.

Raka melepas jas keluaran Yves Saint Laurent yang melekat sempurna di tubuhnya yang berotot. Lantas menyampirkannya di tubuh Kayla yang kecil. "Kita di rooftop hotel sekarang. Kamu akan kedinginan kalau cuma pakek gaun tipis kayak begitu."

Kayla berdecak. Padahal Raka sendiri juga bisa kedinginan kalau hanya memakai kemeja, tapi pria itu tanpa ragu melepas jas nya.

"Apa aku penting buat kamu?" Kayla menatap lurus mata cokelat hangat Raka. "Kenapa kamu baik ke aku?"

"Kan aku sudah bilang kalau aku suka kamu. Masa belum jelas?" Raka melangkah mendekat, menghapus jarak di antara mereka. Kepalanya menunduk, sejajar dengan wajah Kayla yang memerah. Entah sedang malu atau merasa kedinginan.

Apapun alasannya, wajah kecil itu tetap cantik di mata Raka.

"Kamu mau pembuktian yang bagaimana lagi, Kayla?"

Tanpa sadar Kayla meremat tangannya kuat. Ia meneguk ludah, bahkan hanya dengan sinar rembulan saja wajah Raka sudah sangat tampan.

"Lakukan apapun yang kamu bisa, Raka. Coba saja kalau kamu memang percaya diri," kata Kayla pelan, nyaris berbisik. Terdengar merdu dan menantang di telinga Raka.

"Jangan menarik ucapanmu, Kayla Akbar."

Kayla melangkah mundur, memutar tubuh untuk melangkahkan kaki menuju kursi panjang. Ia duduk di atasnya dan membiarkan Raka mengambil tempat di sebelahnya.

"Aku hampir menikah beberapa minggu lalu, tapi gagal karena pria berengsek itu selingkuh." Kayla menoleh, melihat sisi samping wajah Raka yang tampan. "Itu yang coba mereka tanyakan di bawah tadi."

"Hm." Raka menangangguk mengerti. "Katakan semua yang kamu inginkan. Aku akan mendengarkan tanpa berkomentar."

"Kenapa?"

"Kamu cuma mau di dengarkan saja, i think," balas Raka santai. "Aku punya mulut yang berat jadi tidak akan keluar satu kata pun soal cerita kamu dari mulutku."

Kayla tertawa tanpa sadar. Raka yang mendengarnya otomatis menoleh, terpaku dengan wajah Kayla yang memikat. Dia dalam masalah besar sekarang. Bahkan suara tawa Kayla saja begitu mampu membuat dirinya terhipnotis.

"Sialan! Kenapa kamu sangat cantik?"

"Kalau memuji ya jangan pakek kata mengumpat juga dong, Mas Raka."

Raka menjilat bibir bawahnya. "Boleh aku cium kamu sekarang?"

Kayla mendelik. "Tidak boleh. Dasar mesum! Kita bahkan baru kenal."

"Tapi kan kita sudah making love sebelumnya. Kalau ciuman saja tidak apa-apa kan harusnya?" goda Raka. "Iya, 'kan, Kayla Akbar?"

Raka tersenyum lebar melihat wajah Kayla memerah. Pertemuan dengan wanita ini memang selalu menyenangkan hatinya. Raka belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top