Bab 1. Terbongkarnya Perselingkuhan


"Zain! What the fuck are you doing?" 

Teriakan Kayla membuat Zain spontan menjauh dari wanita cantik yang baru saja ia cium. Kayla mengepalkan tangan dengan wajah yang memerah, amarahnya sudah sampai ubun-ubun. Ia tak percaya apa yang dikatakan Dewi benar. 

Zain berselingkuh. Calon suaminya mengkhianati dirinya. 

"Kayla, kamu di sini … ngapain?" 

Dengan tubuh bagian atasnya yang terbuka, Zain berjalan menghampiri Kayla yang masih berdiri di depan pintu apartemennya. Ini pertama kali ia melihat tatapan tajam Kayla. "Ka-kamu salah paham. Aku, ini tadi…." 

"Shut your mouth, brengsek!" Kayla mendesis kesal. "Nggak usah ngomong apapun. Aku sudah lihat sendiri kamu ngapain aja." 

Kayla melempar paper bag berisi makanan yang ia bawa ke arah Zain. Penyesalan seketika langsung memenuhi dada Kayla. Bagaimana bisa selama ini dia jatuh cinta dengan pria bajingan seperti Zain? Bahkan sampai akan menikah. 

Kayla menghela napas, mencoba mengatur emosi yang menuntut untuk diledakkan. Ia tidak mau tenaganya habis hanya untuk tukang selingkuh seperti Zain. 

"Untung aku taunya sekarang kalau kamu selingkuh. Jadi, nggak nyesel-nyesel amat." Kayla melepas cincin pertunangannya, lalu menaruh di telapak tangan Zain. "Nih, kamu kasih aja ke jalang yang hampir naked itu." 

Wanita yang sejak tadi diam saja menundukkan kepala langsung mengancingkan kembali kemejanya yang kusut. Kayla berdecih. Padahal dilihat dari mana pun dirinya masih jauh lebih cantik dan menarik. Jadi, apa alasan Zain berselingkuh darinya?

Kayla berbalik, ingin langsung pergi tapi Zain mencekal lengannya. "Lepas!" 

"Kayla dengerin aku dulu, jangan pergi gitu aja," pinta Zain dengan wajah memelas. "Pernikahan kita satu minggu lagi, lho. Masa dibatalin gitu aja." 

Dahi Kayla mengerut, bibir cantiknya terbuka tak percaya. "Kamu tahu pasti kalau kita akan menikah tapi kamu masih bisa selingkuh sama perempuan lain. Wow, Zain. You're absolutely crazy!" 

Kayla menyentak tangannya. "Nggak usah muncul lagi di depan aku. Nanti biar aku yang bilang ke orang tua kita kalau kamu selingkuh." 

"La, ini bukan selingkuh," bela Zain dengan wajah putus asa. "Kamu salah paham." 

"Terus yang bener gimana, Zain? Hah? Tell me, yang bener gimana? Ini namanya apa kalau bukan perselingkuhan?" 

Kayla juga tidak ingin mempercayai penglihatannya beberapa saat yang lalu. Ia berharap ini hanya lah mimpi buruk. Tidak pernah ia bayangkan sebelumnya kalau pernikahan yang diimpikannya hancur karena Zain selingkuh. 

"Please, percaya sama aku, La." Zain menggenggam kedua tangan Kayla. Matanya menatap penuh permohonan. "I love you." 

"Bullshit! Kalian hampir naked gitu masih bisa bilang cinta aku."  

Kayla segera meninggalkan apartemen Zain sebelum ia semakin murka dengan semua omong kosong calon suaminya. Salah. Sekarang sudah menjadi mantannya. 

Ketukan high heels hitam yang dipakai Kayla sangat tegas dan menggema di lorong apartemen. Seakan menunjukkan kemarahan si pemakainya. Kayla menyugar rambut panjangnya ke belakang. Seharusnya ia percaya pada Dewi yang bilang kalau Zain selingkuh sejak satu bulan yang lalu. 

Sebelum masuk ke dalam mobil, Kayla mengirim pesan terlebih dahulu pada Dewi. Meminta temannya itu untuk mengirim kembali bukti perselingkuhan Zain. Ia mengabaikan ejekan Dewi tentang dirinya yang beberapa minggu lalu mengabaikan. Menganggap kalau Dewi salah lihat dan pria di foto hanya lah orang lain yang mirip. 

Lagi-lagi Kayla merutuki kebodohannya. 

*** 

Sebelum pulang ke rumah, Kayla terlebih dulu menyendiri di butiknya. Menghabiskan waktu sendirian untuk menangis dan mencoba mencari letak kesalahannya. Teman-temannya pernah bilang, kalau pria selingkuh itu artinya ada yang salah dengan si wanita. Namun, Kayla sama sekali tidak tahu di bagian mana dirinya yang salah. Sebisa mungkin selama ini Kayla berusaha untuk tidak merepotkan Zain. 

Kayla melakukan apapun sendirian. Ia belanja apapun yang ia mau dengan uang sendiri. Kayla juga selalu memberikan perhatian dan berusaha menjadi pendengar yang setia untuk Zain. 

Jadi, di mana letak kesalahannya sehingga Zain lebih memilih selingkuh darinya?

Pukul sembilan malam, Kayla baru keluar dari butiknya dan menuju ke rumah setelah mendapat pesan dari Mamanya. Ia menyetir dengan perlahan sehingga membutuhkan waktu yang  lebih lama dari biasanya untuk sampai ke rumah. Kayla menatap datar saat melihat mobil orang tua Zain ada di halaman rumahnya.

“Assalamu’alaikum.” 

“Waalaikumsalam,” jawab semua orang serentak.

Kayla memberikan senyum manis seperti biasa, lalu menyalami orang-orang dewasa itu satu per satu. Kayla mengecualikan Zain yang sudah mengulurkan tangannya.

“Kayla, duduk dulu sini, Sayang.” Soraya menepuk sofa di sebelahnya. Sebagai seorang Ibu, dia bisa tahu kalau Kayla sedang tidak baik-baik saja. Sepertinya pertengkaran antara anak dan calon menantunya lebih besar dari  yang ia bayangkan. “Zain bilang kalian bertengkar dan kamu minta untuk batalin pernikahan.” 

Kayla menatap Zain datar. Sudah pasti Zain akan menyembunyikan fakta perselingkuhannya. 

“Iya. Penyebab pertengkaran kami sudah tidak bisa di toleransi soalnya,” balas Kayla tenang. 

“Tidak bisa ditoleransi bagaimana? Kalian itu sudah mau menikah minggu depan, lho. Undangan sudah di sebar, semuanya sudah disiapkan. Bahkan orang tua Zain sudah sampai ke sini, mereka jauh-jauh dari Surakarta untuk pernikahan kalian,” ucap Soraya lembut. Mencoba merubah pikiran putrinya yang memang keras kepala. 

“Bener, La. Sebaiknya kalian berbaikan saja, ya. Pernikahan tidak bisa dibuat main-main, Nak.” 

Kayla menatap wajah Mama Zain yang kalem. Ada sedikit rasa bersalah yang muncul ketika melihat wajah teduh calon mertuanya menjadi bersedih. Namun, perselingkuhan tidak bisa ditoleransi bagi Kayla. 

“Maaf, Om, Tante. Kayla tidak bisa meneruskan pernikahan ini. Kayla bisa memaafkan apapun kecuali perselingkuhan.” 

“Per-perselingkuhan kamu bilang?” ulang Hadi. “Maksudnya Zain selingkuh?” 

Kayla menatap Papanya dan mengangguk. “Iya, Pa.” 

Zain menggelengkan kepala ketika semua mata tertuju padanya. “Itu salah paham. Saya tidak selingkuh, Kayla salah paham,” ujar Zain membela diri.

“Yakin kamu? Saya juga nggak setuju pernikahan ini dilanjutkan kalau kamu beneran selingkuhin anak saya,” kata Hadi tegas. “Belum nikah saja sudah berani mendua apalagi kalau sudah menikah. Saya nggak mau kalau Kayla dapat laki-laki nggak benar kayak kamu.” 

Zain membenarkan posisi duduknya. Ia menatap orang tuanya sekilas yang diam saja seperti menunggu penjelasan darinya. Zain yakin dia akan habis kalau sampai dia terbukti selingkuh. 

“Saya beneran nggak selingkun, Om, Tante, Ma, Pa.” Zain mengusap bibirnya gugup. “Kayla cuma salah paham. Tadi salah satu rekan saya datang ke apartemen, terus Kayla dateng. Kayla langsung mengira kami selingkuh padahal nggak.”

“Oh, jadi kamu sudah biasa saja ya ciuman sama rekan kerja kamu?” potong Kayla yang sudah kelewat kesal. Ia mengeluarkan ponsel dari dalam tas, lalu menunjukkan foto Zain yang terlihat mesra dengan wanita lain. “Ini buktinya kalau kamu sudah selingkuh. Awalnya aku nggak percaya kalau itu kamu tapi hari ini aku lihat langsung dengan mata aku sendiri. So, you know, lah. Aku lagi nggak salah paham sekarang.”

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top