3: Suara sang Pianis

(Y/n) terdiam. Ia kini tak mengerti mengapa ia berada di sana. Berada di antara kerumunan orang yang tengah asik berbincang bincang. Dan parahnya, hanya sedikit orang dari kelas musik di sini. Termasuk dirinya.

"Hei semua!"

Semuanya menolehkan kepala ke asal suara. Di sana, sosok laki laki bersurai pink dengan penampilan manis tengah berdiri di atas panggung aula. Seketika teriakan histeris dari kaum wanita terdengar. Membuat nyaris beberapa orang menutup telinga, termasuk (Y/n).

"Kya! Ramuda-kun!"

"Kau tampan sekali!"

"Aku mencintaimu!"

Teriakan itu bahkan lebih parah saat di kelasnya. (Y/n) langsung menjauh beberapa langkah. Agar tak tenggelam dalam lautan wanita yang kini tengah berkumpul di depan sana. Sedangkan Ramuda kini sudah tersenyum sanbil menyapa mereka satu persatu.

"Nee, Onee-san! Hari ini kalian tau kenapa kalian di kumpulkan di sini bukan?"

Basa basi itu membuat (Y/n) menghela nafas sambil memutar bola matanya. Tentu saja semuanya sudah tau. Kalau tidak, tidak akan ada yang mau kemari. Mereka semua pasti akan kembali belajar karena tak mau di marahi orang tua atau pun guru.

"Karena kami tak menduga bahwa pengguna hypnosis mic sebanyak ini. Maka kami akan menyeleksi kalian."

Alis mereka bertaut. Seketika aula itu sunyi. Mereka semua saling tatap satu sama lain. Meminta maksud yang jelas. Sedangkan Ramuda sudah tersenyum, atau ... menyeringai?

"Kalian akan di seleksi. Karena kalian terlalu banyak. Jadi, yang kalah tak akan ikut. Dan yang menang yang ikut. Kami membutuhkan sekiranya 9 org. Dan kalian ini 30 orang..."

(Y/n) berharap dia tak akan masuk dalam 9 orang itu. Bisa berbahaya jika ayahnya tau. Bahkan ia kini berharap agar bisa cepat pulang dan kembali berlatih piano.

"Nah! Inilah urutan yang akan memamerkan suaranya!"

Sebuah layar kini turun dari atas. Menampilkan nama nama para murid yang terdaftar. (Y/n) menatap namanya dengan pandangan nanar. Mengapa ... mengapa dia harus--

"Peserta pertama! (Full name)!"

Seketika (Y/n) membatu. Namanya ada di puncak paling atas. Tak sanggup mengatakan apa apa lagi.

Ichiro terbelalak kaget, menatap nama yang sangat dia kenal kini tampil di atas layar. Dia tak menyangka, bahwa (Y/n) bisa meiliki hypnosis mic. Bukannya ayahnya--

"15 menit lagi pertandingan akan di mulai! Semoga beruntung!"

Ramuda dan yang lainnya kini menuruni tangga. Membiarkan riuh di antara penonton semakin keras.

***

"Lagu apa yang akan ku nyanyikan?"

(Y/n) menghela nafas. Lima menit lagi, seleksi itu akan di mulai. Dan dia butuh waktu yang lebih untuk menentukan lagu apa yang ingin dia nyanyikan.

"Ah, bagaimana kalau lagu itu saja!"

(Y/n) berdiri, seulas senyum menghiasi wajahnya. Hingga dia tak menyadari sosok berambut hitam dengan mata hetero tengah menatapnya dari belakang.

"Jadi, kau juga memiliki Hypnosis mic?"

(Y/n) tersentak. Ia menolehkan kepalanya, dan mendapati Ichiro tengah menyandarkan tubuhnya di tiang. (Y/n) menelan salivanya kasar.

"I - Ichiro-kun!?"

Ichiro kini sudah duduk di sebelah (Y/n). Dia tak menatap gadis bersurai (H/c) itu. Yang dia tatap adalah taman yang ada di depannya. Hening melanda keduanya. Tak ada yang berani mengatakan apa pun. Keduanya merasa canggung.

"Kau harus berhati hati (Y/n)."

(Y/n) terdiam. Alisnya terangkat sebelah. Matanya kini menatap Ichiro dengan tatapan yang penuh dengan tanda tanya.

"Hanya itu. Aku tak bisa mengatakan lebih..."

Ichiro langsung beranjak berdiri. Meninggalkan (Y/n) duduk sendirian. Terdiam mematung, mencoba mencerna apa yang di katakan oleh Ichiro.

***

"Nee nee! Bukannya acara ini menarik perhatian?"

Ramuda kini tengah duduk di bangkunya. Menatap ketiga orang di depannya itu sambil tersenyum riang. Sedangkan ketiganya hanya menghela nafas.

"Ya, semoga saja kita mendapat orang yang berpotensi."

Hingga akhirnya sosok gadis bersurai (H/C) kini sudah berdiri di atas panggung dengan gugup. Menatap setiap orang yang kini ikut menatapnya.

'A-apa yang harusku lakukan!?'

"Nee, nee kami menunggu! (Y/n)-chan."

Ucao Ramuda dengan senyum lebar. (Y/n) hanya menganggukkan kepalanya. Lalu menghela nafas.

"Kau, pasti bisa..."

Hingga alunan musik mulai terdengar.

[Silahkan dengarkan lagu yang ada di atas:)]

"♪Thought I found a way
Thought I found a way out (Found)
But you never go away (Never go away)
So I guess I gotta stay now.♪"

Seketika aula yang ricuh, kini terdiam. Semuanya terfokus pada suara sang gadis piano yang kini tengah bernyanyi. Tak ada yang menduga suaranya. Semuanya hanya hanyut dalam kagum.

"Suaranya--"

"♪Oh, I hope some day I'll make it out of here
Even if it takes all night or a hundred years
Need a place to hide, but I can't find one near
Wanna feel alive, outside I can't fight my fear♪"

Ichiropun ikut terdiam mendengarnya. Lalu seulas senyum tipis menghiasi wajahnya, tersenyum mendengar (Y/n) bernyanyi.

"Dari dulu, memang itulah kesukaannya..."

Gumam Ichiro pelan. Sedangkan Jakurai hanya terdiam. Mendengar suaranya, membuatnya ingat akan seseorang ... Samatoki? Dia yang awalnya tak peduli kini mendengarkan, sedikit terkejut akan suaranya. Dan Ramuda, sudah menatap (Y/n) dengan pandangan berbinar.

"♪Isn't it lovely, all alone
Heart made of glass, my mind of stone
Tear me to pieces, skin to bone
Hello, welcome home♪"

(Y/n) bernyanyi dengan sepenuh hati. Dia tak bisa memungkiri jika menyanyi adalah kesukaannya. Bukan, bukan hanya sekedar suka melainkan sangat mencintainya. Karena bernyanyi adalah satu satunya yang dapat mengingatkannya pada ibunya...

"♪Walking out of time
Looking for a better place (Looking for a better place)
Something's on my mind
Always in my head space♪"

Semuanya ikut hanyut dalam lagu tersebut. Walaupun begitu suara berbisik masih bisa terdengar. Entah memuji atau menghina. Walaupun begitu, sesosok laki laki di antara mereka terdiam sambil mendengarkannya dengan pandangan yang tak dapat di baca.

'Dari dulu, suaramu begitu sendu dan menyedihkan (Y/n)...'

(Y/n) merasa dirinya kembali ke masa lalu, merasakan kembali sentuhan ibunya dan suara merdunya. Mengingat kembali pelukan hangatnya dan juga--

Cintanya...

"♪But I know--"

Bruk!

Suara pintu aula yang di buka paksa terdengar. Membuat (Y/n) berhenti mengeluarkan suaranya dan berakhir dengan wajah pucat pasi. Mata (E/C)nya menatap sosok laki laki paruh baya yang menatapnya marah.

Ayahnya kini menatapnya dengan penuh rasa benci.

Seketika (Y/n) langsung memundurkan kakinya. Merasakan semua tubuhnya bergetar hebat.

Teman temannya yang lain hanya terkekeh pelan, ditemani dengan senyuman sinis. Sedangkan para Rapper? Mereka hanya menatapnya bingung, kecuali Ichiro yang hanya bisa menatap (Y/n) prihatin.

"(Y/n), aku ingin kau turun dan pulang. SEKARANG!"

Tbc.

Note:

MAAF ATAS KETERLAMBATANNYA!
Aku sedang tak punya ide untuk series ini:')

Yang aku bisa hanya ngebucin ehe/di buang.

Ok, maaf pendek, aku sudah tak punya ide lagi

Billie eilisih ft Khalid
Lovely

Kalau mau tau lagu apaan:v

Good bye~
©Katarina_294

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top