Hope For You

"Tch! Aku? Menyukai gadis itu? Tidak akan pernah! Itu tidak akan pernah terjadi Satuzoka!" Bantah Nayuta dengan nada tinggi sambil menatap tajam lawan bicaranya itu.

"Kita lihat saja nanti Nayuta," Sahut Kenta sembari mendorong kacamata dengan dua jarinya.

-
-
-
-

Sementara di sebuah Rumah Sakit, seorang gadis berambut cream terbaring tak sadarkan diri. Seorang pria yang merupakan kakak dari gadis itu menunggui nya dengan perasaan campur aduk.

"Hah.... Aku harap kau cepat sadar.... Ruhi,"

-
-
-
-

Siang ini, seorang lelaki berambut putih dengan nekomimi tengah duduk sendirian di ruang tengah Share House. Ia terlihat gusar dan gelisah, ia memainkan ponselnya, mengetik sebuah pesan singkat yang ingin ia kirimkan kepada seseorang.

Asahi Nayuta

Kau baik-baik saja kan? Kemana saja kau? Sudah seminggu kau tidak ada kabar!

1 jam.... 2 jam.... Nayuta menunggu balasan dari orang yang ia hubungi, tetapi masih tidak ada kabar sama sekali. Hingga akhirnya ia tertidur dengan ponsel yang masih menyala. Kenta yang baru pulang berbelanja tanpa sengaja melihat ponsel Nayuta.

"Hee~ benar-benar tsundere ya kau ini," Kenta terkekeh kecil di akhir kalimatnya. Lalu ia pun pergi ke dapur untuk menyimpan belanjaan yang ia beli.

Nayuta tidur dengan rasa gelisah yang masih terus ada, ia terus bergerak tak karuan saking khawatir nya. Tetapi, walau kenyataannya ia tidak mau menerima perasaannya sendiri karena jalan hidup tsundere dan gengsi nya, namun ia tetap tidak bisa membohongi orang-orang.

-
-
-
-

Malam hari kemudian, semua anggota GYROAXIA berkumpul di meja makan untuk makan malam. Reon yang tengah memainkan ponselnya saat makan tiba-tiba tersedak, semuanya langsung mengalihkan perhatian ke arahnya.

"Tch! Kau ini kenapa Misono? Apa yang kau lihat?! Sampai tersedak begitu,"

Reon yang masih tersedak menunjukkan ponselnya ke Nayuta, lalu Nayuta mengambil ponsel itu dan membaca pesan yang tertera.

.......................................................

Tzuyuto Ruki

Reon, tolong rahasiakan ini dari Nayuta. Sebenarnya Ruhi sekarang sedang koma, sudah seminggu ini dia tidak sadarkan diri.

Misono Reon

Eh? Kenapa? Apa hubungannya? Bukankah Nayuta tidak pernah sudi kalau berurusan dengan adikmu?

Tzuyuto Ruki

Dia tidak pandai berbohong padaku, sorot mata nya sangat jujur tau, jadi tolong tutup mulut darinya oke?

Misono Reon

Baiklah, tunggu, apa penyebabnya karena Tumor nya? Atau hal lain?

Tzuyuto Ruki

Begitulah, kata Dokter, Tumor Otak yang menggerogoti Ruhi semakin ganas. Jadi, kalau Nayuta tau soal ini, aku takut itu akan mempengaruhi kondisinya. Kau kan tau sendiri kalau dia punya riwayat Asma

.......................................................

Mata Nayuta terbelalak saat membacanya, untunglah makanannya sudah habis. Jadi ia langsung meletakkan ponsel Reon di atas meja makan lalu pergi ke kamarnya. Sementara yang lain hanya mlongo melihat itu.

"Ada yang tau dia kenapa?" Tanya Reon yang bingung.

"Ah, paling dia mau ke Rumah Sakit," Sahut Kenta sambil membereskan meja makan.

Benar saja, tak lama kemudian Nayuta keluar dengan memakai jaket merah nya sambil berlari, lalu ia pun tancap gas menaiki motor menuju Rumah Sakit tempat Ruhi dirawat.

"Aku datang, cepatlah bangun, Tzuyuto Ruhi," Batin Nayuta sambil memacu motornya.

Selama perjalanan, Nayuta mengingat kembali beberapa pertengkaran dengan Ruhi sebelum mereka putus kontak selama seminggu terakhir. Ingatannya terputar kembali saat ia hampir baku hantam dengan garis itu.

Flashback On

"Kau! Kau seharusnya tidak egois! Mereka juga butuh istirahat! Setidaknya hargai kerja keras Reon,"

"Tch! Semua gitaris yang pernah bergabung dengan GYROAXIA semuanya tidur becus!"

"Kau!!!!" Ruhi meraih kerah jaket Nayuta. Ia sudah tersulut emosi saat itu, sementara si enpu nyaris menukul wajah gadis berambut cream panjang itu.

Dengan cepat, Reon dan Kwnta melerai mereka berdua. Kenta menahan Nayuta sementara Reon menahan Ruhi. Miyuki berdiri di antara mereka untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.

"Kalian, tenanglah. Jangan termakan emosi!" Kenta berusaha menahan Nayuta sekuat mungkin. Sementara Reon juga mati-matian menahan emosi. Tetapi, ia lebih mengutamakan wanita sekarang ini.

"Tch! Aku tidak akan sudi berhubungan dengan gadis pengatur sepertimu!"

"Heh! Siapa juga yang mau berurusan dengan pria kasar dan egois seperimu? Aku juga tidak akan pernah mau kau tau!"

"CUKUP! TOLONG HENTIKAN!" Teriak Miyuki yang sudah mulai jengah.

Flashback Off

-
-
-
-

Sesampainya di Rumah Sakit, Nayuta langsung berlari mengejar Ruki yang kebetulan habis membeli makanan.

"Oy Tzuyuto! Berhenti!"

Ruki yang merasa namanya dipanggil pun menghentikan langkahnya. Lalu ia menoleh ke arah suara orang yang memanggilnya.

"Apa?"

"Antarkan aku pada adikmu,"

"Eh?"

"Tch! Ayo antarkan!"

"Oke Oke, ayo,"

Ruki berjalan menuju ruangan tempat adiknya dirawat, nayuta pun mengikuti langkah pria berambut cream itu.

Sesampainya disana, manik merah nya menatap sosok yang tengah tak sadarkan diri itu, lalu ia memegang dadanya karena merasa sesak.

"Ahh.... Tzuyuto, buka matamu.... Hah.... Hah.... Kau pasti bisa melawan.... Semua cobaan ini! Kau kuat....! Hah... Hah.... Aku disini,"

Nayuta terus berjalan, semakin dekat, semakin menyiksa sesak yang ia rasakan, hingga akhirnya ia sampai di sisi Ruhi. Menggapai tangannya lalu menggenggamnya erat.

"Agh.... Kumohon buka.... Buka matamu.....,"

Ruhi membuka matanya perlahan, senyuman lemah terukir di bibirnya kalau melihat lelaki bersurai putih dengan nekomimi itu berada di sampingnya saat ini.

"Nayu-kun....,"

Merasa namanya disebut, Nayuta langsung menatap ke arah sumber suara.

"Yokatta....,"

"Gunakan inhaler mu,"

Mendengar pinta Ruhi, dengan langkah seribu Nayuta menggunakan inhaler yang ada di dalam tas pinggang nya.

"Syukurlah.... Ruhi, Nayuta." Ruki tersenyum, merasa lega melihat teman se angkatan dan adiknya tidak mengalami hal yang lebih buruk.

-
-
-
-

Keesokan harinya, Nayuta menemani Ruhi jalan-jalan di Taman belakang Rumah Sakit.

"Hee? Tumben sekali, biasanya kau tidak pernah peduli dengan orang lain dan hanya mementingkan dirimu sendiri," Cibir Ruhi yang kursi roda nya didorong oleh Nayuta.

Nayuta mengabaikan itu, ia juara malah menanyakan hal lain, tepat saat sampai di bangku Taman. Ia menghentikan langkahnya, begitu pula dorongan pada kursi roda Ruhi. Lalu ia pun duduk di bangku yang ada di hadapan Ruhi.

"Nee, apa harapanmu sekarang?"

"Eh?"

"Ayo jawab saja,"

"Hah, harapanku hanyalah.... Aku ingin kembali seperti sedia kala, aku juga ingin melihat konser mu. Tidak, maksudku konser GYROAXIA,"

Mendengar itu, Nayuta merasa sedikit bersalah---- tidak, ia merasa sangat bersalah atas sikapnya selama ini.

"Bukan hanya itu, aku juga berharap Asma bawaan mu itu segera menghilang. Walau kita sering bertengkar biasanya, tapi bukan berarti aku membenci dirimu Nayu-kun," Imbuhnya lagi, diakhiri dengan senyuman lembut dan hangat.

"Lalu apa harapanmu sekarang Nayu-kun?" Ruhi menanyakan kembali hal yang sama pada Nayuta.

Hening.....

Mereka terdiam, terlarut dalam lamunan masing-masing, hingga....

"Harapanku sekarang hanya kesembuhan mu, jika aku membiarkan diriku bersikap acuh seperti biasa, maka aku tidak akan memaafkan diriku sendiri,"

"Tapi kenapa?"

"Karena aku tidak mau kehilangan dirimu, Tzuyuto Ruhi." Nayuta merogoh saku celana nya, lalu ia mengeluarkan sebuah coklat batangan dari saku celananya. Ia memberikan coklat batangan itu kepada Ruhi.

"Eh?"

"Sebagai permintaan maaf karena sikapku selama ini, dan ucapan terimakasih karena masih tetap memperhatikan aku selama ini, bahkan kita sering bertengkar juga karena aku," Ucap Nayuta dengan pipi merah merona sambil memberikan coklat itu.

Ruhi pun ikut tersipu malu, suasana yang awalnya tegang karena sifat asli Nayuta kini berubah menjadi canggung. Mereka terdiam, sama-sama teringat kembali insiden pertengkaran itu, dan sama-sama merasa bersalah.

"Aku minta maaf,"

*bukan salahmu Nayu-kun, harusnya aku tidak mengatur mu,"

"Tak apa, berkat dirimu aku jadi mengerti rasanya diperhatikan. Jadi, kau harus semangat ya. Aku ingin kita bermain musik dan bernyanyi bersama,"

"Ahaha, yosh!"

The End

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top