9.
***
Happy Reading♡
Biasakan jadi pembaca yang bijak:)
[Revisi]
"Ka ... kak Cristan?"
Crystan menoleh ke belakang, senyum terbit di bibirnya nemperlihatkan lesung pipi kirinya.
Alana yang tidak tahu malu langsung duduk di sebalah Crystan langsung memeluknya erat dari sambing.
"Gue kangen kak," ujarnya. Viona yang melihat adegan didepannya menggeleng kecil untuk Tata belun pulang sekarang kalau tidak mereka akan bikin rusuh didalam kedei ini.
"Lan lepas gih mau kakak mati disini," ujar Crystan menahan sesak karena Alana memeluknya sangat erat.
Alana langsung melepaskannya dengan menyeringai memperlihatkan gigi putihnya.
"Maaf, aku kan cuman kangen," kekehnya lalu memakan ice crem yang ada didepanya.
Alana baru sadar lalu menatap Viona tajam. "Lo kemana saja? Udah Berjam-jam gue cari lo!" selidik Alana menatap Viona intensif.
Viona memutar bola mata malas. Bodo Lan mau gue ke mana kek serah gue dong. "Di sini," jawab Viona memainkan rubik di tangannya.
Alana mengangguk kecil lalu mengambil handphon dari dalam tasnya kemudia menatap Crystan. "Kak Tata nggak ikut?" tanya Alana mengaduk ngaduk ice crem dihadapannya.
"Nggak," jawab Crystan melainkan Viona. "Gue bukan nanya lo bangke!" cetus Alana.
"Trusss?" ujar Viona tersenyum menyebalkan menatap Alana yang tengah menatapnya juga dengan sengit.
"Lama-lama lo seperti Ravin yak, pengen gue buang kerawa-rawa kalau gini sekalian."
Sedangkan Viona hanya terlihat acuh asik mengotak atik rubiknya. Crystan tersenyum kecil nggak ada yang berubah mereka berdua yang satu cueknya kebangetan dan yang satunya lagi tukang rusuh.
"Kak, Tata benaran nggak pulang?" tanya Alana sekali lagi karena belum puas jawabanya dari Viona.
Crystan menggeleng kacil. "Dia akan nyusul kok sama Le ...."
"Stop jangan pernah sebut nama itu di depan Alana!" bantah Alana tiba-tiba membuat Viona dan Crystan menatapnya bingung.
Viona menatap Alana lekat. "Maksudnya?" tanya Viona melainkan Crystan.
"Kak Crystan banya ketinggalan info ya. Atau jangan-jangan nggak ada yang beri tahu kakak yang sebenarnya sebab dia kabur dari sini," ujar Alana melirik Viona yang tengah menatapnya.
"Gini ya kak, Le ... eh maksudnya dia sebenarnya bukan pindah sekolah keluar tapi kabur dari kesalahannya yang dia perbuat sendiri."
"Gue nggak habis pikir setelah lari dari malasah eh malah meninggalkan masalah. Dasar pengecut emang," ujar Alana menarawang. Sedangkan Crystan cuman menyimak apa yang dikatakan Alana walau dia sudah mengatahui semuanya.
"Lan!" tegur Viona supaya tidak kelepasan.
"Apa? Gue masih kesal sama lo!" cetus Alana. "Gini ya Allevi lo diberi guna-guna apa sih sama dia sampai-sampai lo masih belaiin dia terus dan juga kenapa lo suruh dia untuk pulang lagi. Gue tanya sama lo andai dia pulang apa akan baik-baik saja antara lo dengan mak lampir itu?" jelas Alana supaya Viona sadar.
"Mak lapir?"
Alana terkekeh mendengan kata mak lampir keluar dari bibir Crystan. "Gue pengen jelasin sih kak tapi takut diamuk macam," ujar Alana menatap Viona dengan senyum licik.
Viona menghela napas kemudian bangkit dari tempat duduknya. "Gue duluan," ujarnya lalu melangkah keluar kedai tersebut dengan keadaan hati yang nggak karuan.
Alana yang melihat Viona yang sudah menjauh tersenyum puas. "Moga tu anak sadar," guman Alana.
Sedangkan Crytan yang berada disamping Alana mentap kepergian Viona bingung. "Jangan sering paksa dia untuk melakukan yang tidak dia bisa," ujar Crystan menatap Alana lekat.
"Hah? Maksudnya."
"Jangan keliatan bodoh Lan. Kakak tau maksud kamu tadi sengaja mancing-mancing Alle kan?" tanya Crytan membuat Alana membulatkan matanya. Berarti selama ini Crystan udah tau dong.
"Da ... dari mana kakak tau semuanya?" tanya Alana yang nggak percaya.
"Kamu lupa ada Ravin dan Samuel yang selalu berhubungan nggak pernah kehilangan kontak sampai sekarang. Hanya mereka yang selalu terhubung. Kamu nggak lupa Samuel selalu ada disini untuk jagain Alle," jelas Crystan membuat Alana terkejut.
"Berarti Ravin udah tau duluan dong," ujar Alana menebak bagaimana reaksi Ravin ketika mengetahui kekasihnya sedang bejuang memperbaiki keadaan yang tidak dia perbuat.
Crystan mengangguk kecil. "Dan satu fakta kebenaran yang belum kalian ketahuin bahwa mak lampir yang kamu bilang bukan lah mama kandung Calvin dan Alle," ujar Crystan membuat Alana ternganga.
"Kak Crystan nggak bohong kan?" tanya Alana yang masih belum percaya dengan fakta yang terkuat barusan.
Crystan tersenyum kecil. "Coba tanya mama kamu siapa Dea juan Velencia," ujar Crystan. "Dan jangan pernah sebut hal ini dihadapan Calvin dan Alle sebelum waktunya, sebab om Bagas lagi ngerencanain sesuatu untuk mak lampir yang kamu bilang."
Lagi-lagi Alana terkejut bukan main berarti om Bagas juga mengetahui semuanya. Alana dapat menangkap kenapa keluarga pihak keluarga ibu mereka selalu tidak menyukai tante Sarah karena dia cuman ibu tiri dari Viona dan bukan keluarga besar mereka juga.
"Terus mama kandung Alle sekarang masih hidup?" tanya Alana menatap Crystan.
"Masih, tapi kalau kalian nanya kekeluarga besar kamu pasti dijawab sudah tidak ada karena mereka mau menyembunyikan tante Dea sementara waktu hingga semua sudah kembali normal," jelas Crystan.
Alana menganguk kecil paham maksud dari penjelasn Crystan barusan. Gue janji Al gue akan selalu bantu lo biar lu kembali berkumpul dengan keluarga lo yang sebenarnya, batin Alana.
"Trus sekarang tante Dea ada dimana?" tanya Alana setidaknya dia mengetahuinya.
Crystan tersenyum manis melaikan tersenyum mistirius. "Ada deh anak kecil nggak boleh tau," ujar Crystan mengacak-acak rambut Alana sampai berantakan.
Alana menepis tangan Crystan. "Ih jangan diberantakin, Alana nggak kecil lagi ya udah remaja," sanggah Alana menjulurkan lidahnya mengejek Crystan.
Jangan lupa Vote, Comen, dan Shere ya
Sampai ketemu lagi
See u💖
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top