7.

Happy Reading:)

[REVISI]   

Dua orang remaja perempuan sedang menikmati pemandangan yang ada dihadapan mereka, kendaraan yang berlalu lalang tidak membuat gadis yang memakai baju putih merasa bosan.

"Ta.  Apa Indonesia serame ini juga ya?" tanya Gadis yang memakai baju putih kepada gadis yang duduk di depannya yang bernama Crystal.

Crystal mendengus kesal lantaran sudah 2 jam dia menemani gadis yang duduk di depannya tampa ngapa-ngapain cuman ditemani susu coklat hangat yang telah dingin dan melihat kendaraan yang berlalu lalang di luar sana.

"Lex, apa bedanya Indonesia dengan Jerman sama-sama negara besar," ujar Crystal dengan nada jengah. .

Sedangkan siempu yang diketahui bernama Lexi cuma menganggukan kepalanya tanda mengerti.

Mereka terdiam cukup lama dengan pikiran masing-masing. Crystal yang sibuk memikirkan perkataan Crystan kemarin malam.

"Ta abang mau ke Indonesia," ujar Crystan tiba-tiba.

'Huk, huk'

"Makan jangan cepat-cepat," ucap Crystan menyodorkan segelas air keadiknya.

Crystal menatap abangnya dengan tatapan bertanya. "Ngapain?" tanya Crystal memicingkan matanya menatap Crystan.

Crystan nampak menghela napas dan menceritakan semuanya kepada Crystal masalah yang dihadapi Viona.

"Tata nggak nyangka bang, malah makin brabe urusannya," ujar Crystal bagaimana persaan Viona sekarang juga. Crystal hanya sedikit mengetahui mengapa Lexi kabur dari Indonesia karena masalah cinta segitiga dengan sepupunya sendiri dan Andra hanya itu yang di ketahui, tapi dari penjelaskan Crystan barusan membuatnya kerkejut bukan main berarti selama ini Viona dituduh tidak-tidak oleh mamanya sendiri.

"Maka dari itu abang mau bantuin Alle," ujar Crystan. "Tata juga bang," ujar Crystal cepat.

"Ravin udah tau?" tanya Crystal setidaknya kekasih yang tak dianggap Viona itu juga tau.

"Dia udah tau duluan dari Samuel dan dia juga yang bilang ke abang, Ravin minta bantuin kita sebab dia nggak bisa pulang sekarang," ujar Crystan.

"Kenapa?"

"Abang juga nggak tau alasannya tapi dia bersesi keras supaya kita mau membantu Alle," ujar Crystan.

"Dan jangan bilang apa-apa sama Lexi apa yang terjadi sebenarnya sama Alle," lanjut Crystan.

Crystal mengangguk kecil. "Terus abang kapan berangkatnya?" tanya Crystal menatap Crystan lekat.

"Nanti malam."

"What?"

"Nggak usah teriak-teriak," ujar Crystan dongkol dengan suara cempreng Crystal mengalahkan suara toa mesjid.

"Yaudah sana-sana peking, lebih cepat lebih baik," usir Crystal.

"Untung adek," guman Crystan beranjak dari tempat duduknya.

"Tata masih dengar ya bang!" teriak  Crystal.

Lexi yang memerhatikan Crystal melamun mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah Crystal.

"Hello!" ujar Lexi masih mengibas-ngibaskan tangannya.

Crystal yang tersentak dari lamunannya langsung menapis tangan Lexi dengan kasar.

"Apa?" tanya Crystal menatap Lexi memagang tangannya.

"Njir. Sakit tau," ujar menatap Crystal sinis.

"Salah sendiri nggak sopan!" sanggah Crystal memutar bola mata malas.

Mereka kembali diam Lexi yang sibuk dengan tangannya yang sakit karena ditepis kasar Crysatal dan Crystal yang asik melihat kendaraan yang berlalu lalang diluar sana.

"Ta, gue kangen deh sama papa, mama, bang Calvin, kak Alle, dan Alana," ucap Lexi dengan pikaran menerawang.

"Kangen? Ya pulang temuin mereka!!" ujar Crystal sambil mengaduk-ngatuk coklat yang tak lagi panas.

"Gue juga pengen pulang, tapi gue takut kak Alle marah, gue pergi aja gitu tampa pamit ke dia dan gue juga masih nggak enak ketemu Alana, lo tau sendiri kan masalah gue apa," ucap Lexi.

"Ya gue tau masalah lo, kan itu udah berlalu kita semua dijebak sama si Andra lupain aja, menurut gue sih Lex baiknya lo temuin mereka supaya masalah ngga semakin runyem," saran Crystal sambil memandang pemandangan diluar cafe'. "Dan supaya mama lu nggak nyalahin Alle lagi karna kepergian lu," sambunya dalam hati

"Oh ... ya kak Crystan mana tumben ngga ikut?" tanya Lexi kepada Crystal biasanya sikembar ini selalu lengket kemana-mana.

Crytal mendengus kesal lantaran gimana coba Crystan dipanggil kakak sedangkan dia cuma panggil nama apa bedanya Crystan sama  Crystal anak beda lima menit doang, apalagi Crystal  lebih tua-an dari Lexi.

"Lagi ngumpul sama teman-temannya," jawan Crystal menerawang sebab Crysan lagi pergi ke Indonesia menemui Viona.

Sedangkan siempunya cuma mangguk- angguk kecil sambil menatap keluar jendela dengan pemandangan kendaraan dan pejalan kaki yang berlalu lalang.

Lexi maupun Crystal tampa niat untuk membuka percakapan kembali hingga hanya larut dengan pemikiran masing-masing.

"Lex lo nggak merasa bersalah gitu," ujar Crysal sengaja memancing-mancing Lexi.

"Bersalah? Maksudnya?" tanya nya menatap Crystal bingung.

"Nggak ada sih."

"Nggak jelas lo," ujar Lexi kesal.

"Gini ya Lex, ini perumpamaan minsalnya lo kan kabur dari rumah."

"Gue nggak kabur cuman nenangin diri," sanggah Lexi.

Crysal memutar bola mata malas sama aja kali Lexi. "Ck. Jangan potong dulu pembicaraan gue, inggat ini cuman perumpamaan."

"Iye, iye lanjutin."

"Kan lo kabur dari rumah tampa pemit sedikit pun ke Mama atau yang lain, sebelum lo kabur lo sama Alle bukan? Dan lo nggak mikir apa semuanya akan baik-baik saja antara Mama dan Alle gue takutnya ada selisih paham gitu."

Lexi mencerna setiap kata yang diucapakan Crystal ada benarnya juga sih tapi nggak mungkin. "Mana mungkin emang ini dunia Wattpad apa, kita hidup di dunia real Ta mana ada yang kasus seperti itu," ujar Lexi.

"Kan cuman perumpamaan tadi Lexi lo bego atau apa sih."

"Menerut lo ada nggak kasus seperti itu di dunia ini?" tanya Crystal menaik turunkan alisnya.

"Bisa iya bisa tidak, tapi gue yakin Mama nggak setega itu mengingat mama sayang bangat sama kak Alle," ujar Lexi tampa sadar.

Sedangkan Crystal bersorak didalam hatinya. Kepancing juga kan, batinya.

Lexi yang memerhatin Crystal yang tersenyum-senyum sendiri merasa aneh. "Ta lo nggak lagi nyembunyiin sesuatu sama gue kan?!" tanya Lexi menatap Crystal curiga.

Crystal tersenyum manis sangat manis mengalahkan manisnya gula, ya elah lebay. "Nggak ada, lo mah prasangka nggak ada baik-baiknya sama gue," keluh Crystal.

Lexi cuman mengaguk kecil lalu menatap kembalibkendaraan diluar sana. "Gue duluan jangan lupa banyarin," ujar Crystal sebelum bangkit dari tempat duduknya.

"Tumben, kemana?"

"Mau ketemu calon pacar," ujar Crysatal berjalan meninggalkan Lexi.

Lexi cuman tersenyum kecil melihat punggung Crystal yang sudah menjauh, pasti maksud calon pacar yang dikatakan Crystal pasti Ravin, kekasih yang tak dianggap Viona, kakaknya.

Lexi masih mengingat saat Ravin mengklain Viona sebagai kekasihnya dan dapat penolakan menata-mentah dari Viona. Membuatnya tersenyum simpul padahalah mereka saling mencintai tapi ego nya setinggi langit.



















                   

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top