6.
***
Happy Reading:)
[REVISI]
Sekarang Viona dan Alana sedang berada di koridor menuju pakiran.
"Vi lo ada-ada aja, mana ada dia seperti itu," ujar alana yang menahan tawannya kerena lelucon Viona.
"Lo kan ngga percaya amat, tanya aja sama dia pasti ngaku kok." Suruh Viona yang tak mau ngalah.
"Mana mau dia ngaku ogeb." Seketika tawa alana pecah padahal nggak ada yang lucu dari percakapan mereka.
"Oh ya Al tumben lo ngga berurusan sama BK lagi?" tanya Alana. Memang Viona membolehkan memanggil Alle ketika mereka bedua doang.
Viona menghala napas kesal. "Rasaya serba salah deh gue jadinya. Masuk BK salah, nggak masuk BK juga salah. Memang serba salah hidup gue," ujar Viona dramatis.
Alana seketika menahan tawanya akibat perkataan Viona bisa dibilang lebay bin lebay.
Viona memutar bola mata malas. "Ketawa ketawa aja ngga usah tahan!" ketusnya.
Alana terkekeh. "Ye lo moden on lagi, gue senang lo kembali jadi Alle yang dulu banyak ngomong ya walau sama gue sih, hangat, jangan ambil Alle lagi ya Vi," ucap Alana menatap sepupunya dengan senyum tulus kerinduan.
Segitu berarti nya Alle bagi kalian, batinnya.
"Bacot," ucap Viona malah meninggalkan Alana yang masih berdiri dibelakangnya.
"Malah ditinggalin!" teriak Alana mengejar Viona yang sudah menjauh.
Gue akan usahain tapi nggak sekarang, batinnya. Viona tersenyum tipis sangat tipis.
***
Mereka sekarang sudah berada pakiran sekolah."Vi mana sih bang Calvin lumutan gue nungguin abang lo!" ujar Alana melihat seluruh area pakiran yang sudah sepi.
"Abang lo juga ogeb!" sanggah Viona menoyor kepala Alana.
Alana memegang kepala yang ditoyor Viona." Sakit ogeb! Ya gue ta ...." ucapan Alana terhenti karna dia melihat Andra yang ingin menghampiri mereka
"All!" lirih Alana memegang lengan Viona. "Aiss apaan sih lo pegang segalak!" tukas Viona melirik Alana yang menatap ke arah pakiran mobil.
Viona lantas mengikuti arah pandang alana yang tengah menatap Andra.
"Lan!" tegur Viona kepada Alana yang masih memegang lengannya.
"Gue ngga bisa All," ucap Alana lirih menahan air matanya agar tidak jatuh.
Andra semakin dekat lalu langsung meraih tangan Alana. "Lan gue mau minta maaf, gue nggak seperti apa yang kamu lihat, semua itu jebakan! Gue dijebek sama seseorang," jelas Andra tapi tangannya langsung ditepis kasar oleh Alana.
"Gue sama dia ngga ada hubungan apa apa yang lo lihat itu semuanya sala ...."
"Salah paham lu bilang! Dengan lo pacaran dengan Lexi dibelakang gue lo sebut salah paham!" bentak Alana terbawa emosi mengeluarkan unek-unek yang selama ini yang dia pendam.
"Lan gue ngga ada hubungan sama Lexi! Semua itu hanya setingan Lexi agar hubungan kita hancur," jelasnya.
"Setingan?" tanya Viona. Viona tersenyum tipis, dia ingat betul siapa yang salah dan siapa yang jadi korban disini, bukannya Viona mau memihak tapi dia membela yang serahusnya untuk dibela.
Viona turun dari atas motor yang ntah motor siapa yang berada disamping Alana berdiri.
"Perlu gue tunjukin buktinya? Setingan atau tidak?" tanya Viona kepada Andra yang berdiri di hadapan Alana.
"Lo ngga usah ikut campur!" bentak andra mencengkram lengan viona keras.
"Gue ngga bodoh! lo kira gue akan membiarkan orang yang gue sayang lo sakiti seenak jidat lo!" bentak Viona. Tampa memperdulikan lengannya sakit.
Plak...
Satu tamparan yang cukup keras mendarat dipipi mulus Viona.
"Lo jadi orang nggak udah ikut campur urusan gue!! Kalau lo bukan cewek udah gue habisin lo dari tadi!" bentak Andra didepan wajah Viona.
"Banci!" sengit Viona.
Alana yang melihat Andra niat ingin melayangkan tamparannya lagi. "Ndra stop gue mohon jangan sakiti Viona, gue mohon," ucap Alana momohon.
Tapi ucapan Alana tidak didengarkan Andra. Dia malah melayangakan tamparannya lagi ke Viona. Tapi...
Bugh...
Satu bogeman mentah mendarat di rahan Andra.
"Sith."
"Gue nggak ada urusan sama lo bangsat!" bentak Andar tak terima dipukul tiba-tiba. Yang membogem Andra adalah Samuel.
"Banci!" ucap Samuel menepis pukulan dari Andra.
"Lo!"
"Ndar plis udah ndra," mohon Alana menangis memohon ke Andra supaya tidak memukul Samuel lagi.
"Urusan gue sama kalian belum selesai!" peringatannya sebelum meninggalkan mereka.
***
"Duduk!" sekarang Viona berada di apartemen laki-laki yang menyuruhnya duduk.
Selepas kejadian di pakiran sekolah tadi, Samuel langsung membawa Viona ke apartemennya, sedangkan Alana dibawa pergi oleh Candra entah kemana.
Viona menunggu Samuel di ruang tamu ntah apa yang dilakukan laki-laki itu di dapur hingga membuatnya bosan.
Samuel membawa mangkuk berisi air panas serta handuk kecil dari arah dapur.
Pandangan Viona tak lepas dari apa yang dilakukan Samuel. "Maaf." sebelum Samuel mengompres memar disudut bibir Viona.
Siempunya diam sekali-kali meringis karna memarnya ditekan Samuel.
Setelah Samuel mengompres memar di wajah Viona. Sekarang mereka sama-sama diam tenggelam dengan pikiran masing-masing.
Viona melirik sekilas kearah Samuel. "Thanks." satu kata keluar dari mulut Viona membuat Samuel mengalihkan pandangan kearah Viona yang menatap lurus kedepan.
Samuel menjawab dengan dehaman setelah itu suasana kemabali canggung. "Gue pengen lo jadi Samuel yang gue kenal dulu, bukan yang sekarang dingin."
"Oh ya makasi lo mau nolongin gue tadi dan maaf karena gue lo kena pukul juga" ucap Viona menyandarkan kepalanya kebahu Samuel.
"Gue ngantuk."
Samuel tersenyum tipis dengan perkataan yang telontar Viona dan dia segera membawa Viona ke kamarnya membiarkan Viona istirahat.
"Gue akan usahin dan sama-sama," guman Samuel memindahkan Viona ke kamarnya biar bisa tidur lebih nyaman.
Samuel yang berada di ruang tengah sedang memainkan handphone nya. Dia mengalihkan pandangan kerah handphone Viona yang berbunyi menandai ada notifikasi masuk di handphone nya. Samuel yang penasaran mengambil handphone yang terletak dimeja lalu membuka handphone tersebut, untungnya tidak diberi pin oleh Viona dia langsung membuka membuka room chat nya.
ID; Crystata'V
"Tata. Ngapain?" guman Samuel langsung membaca pesan tersebut.
Samuel terkejut, berarti selama ini Viona terus mencari Lexi. "Sampai kapan lo mau cari dia?" guman Samuel frustasi sekarang pikiran sedang bekecamuk.
Samuel ingat betul karena Lexi pergi masalah banyak tibul menghampiri Viona, apa lagi sekarang dia konflik dengan mamanya karena anak satunya pergi tampa pamit.
Samuel segera mengirim email kepada seseorang agar bisa membantu Viona, hanya ini lah cara yang bisa dia bantu walau tampa sepengetahuan Viona sendiri.
"Semoga bisa membantu," guman Samuel menyandarkan badannya kesofa
***
Sedangkan dilain tempat Calvin sedang khawatir jam segini Viona juga belum pulang dan nomor handphone nya juga nggak aktif.
Calvin ingat waktu pulang Viona bilang pulangnya bareng Alana, Calvin segera menelfon Alana semoga saja Viona sekarang ada di rumahnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top