3.


Happy Reading:)

[REVISI]

Viona mengendap-ngendap masuk ke dalam rumah agar keluarganya tidak mengatahui, eh ralat bukan keluarga cuman Calvin dong keluarganya sekarang.

Viona menghela napas setidaknya malam ini dia aman. "Baru pulang?" tanya Calvin yang berdiri diambang pintu dapur. Viona langsung membalikkan badan karena terkejut.

Viona meringis melihat tatapan tajam dari abangnya itu. "Kemana aja? Kenapa baru pulang jam segini?" tanya Calvin dengan suara dingin sambil melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

"Eh. Tadi Vio ... mau nginap tempat Alana, tapi ngga jadi," alibi Viona keglagapan seperti pencuri yang sudah tertangkap basah.

Viona meringis lantaran Calvin menatapnya tajam. "Abang kenapa belum tidur?" tanya Viona menatap Calvin ragu. Calvin menjawab cuma dehaman sambil meminum minuman yang dia pegang dari tadi.

Viona lagi-lagi meringis takut Calvin marah. "Yaudah Vio mau kekamar dulu ya," ujar Viona menghindar dari amukan Calvin.

Calvin melihat kelakuan Viona tersenyum miring setidaknya dia masih menganggapnya abang walau tidak sedekat dulu yang selalu berduaan kemana-mana.

***

Sekarang menunjukkan pukul dua pagi. Viona merasa haus lalu pergi ke dapur mengambil air.

Saat melewati kamar Calvin ada rasa penasaran di lubuk hatinya melihat pintu kamar yang tidak tertutup rapat.

Viona penasaran di mana abangnya itu, lalu dia masuk ke dalam kamar Calavin dan benar tidak ada orang di dalam kamar tersebut, tapi dia melihat pintu balkon terbuka mungkin saja Calvin berada di san, pikirnya.

Viona mendekati abangnya yang berdiri di samping pagar sambil menatap bintang-bintang di langit.

"Gue kangen suasana rumah yang dulu," guman Calvin terus menatap ke arah langit malam.

Kata-kata itu kata yang pernah terucap oleh bibir Viona. Gue kangen suasana rumah yang dulu. Viona menatap punggung abangnya yang bergetar, apa Calvin menangis?

"Alle abang kangen," ucapnya lirih. Tapi masih terdengar oleh Viona.

Viona memejamkan matanya menahan perih di hatinya seperti ada yang menghantam dadanya.

Maafin Alle bang, batinya. Viona bergegas meninggalkan tempat itu agar Calvin tidak mengetahui keberadaannya.

***

Hari ini jelas banget perubahan Viona dari jarang ngomong dan tidak membuat masalah lagi.

"Vio lo kenapa sih?" tanya Alana kesal dari tadi dia mengajak bicara Viona tapi tidak di responya.

Viona tidak menghiraukan Alana. "Vio lo dengar gue nggak sih dari tadi! Gue panggil lo, tapi lo cuman diam. Di luar ada bang Calvin nungguin lo dari tadi!" bentak Alana karena tidak tahan dengan sikap Viona.

Mereka menjadi pusat perhatian di dalam kelas, karena bentakan Alana kepada Viona. Nggak biasanya Alana ngembentak Viona, pikir mereka.

Viona beranjak dari kursinya tampa menghiaraukan tatapan-tatapan anak kelas kepada dirinya dan Alana. Viona keluar tampa menoleh ke arah Alana, masa bodoh sekarang, pikirnya.

Alana menatap Viona yang sudah hilang di balik pintu, dia menghela napas pasti Viona marah kepadanya karena tidak sengaja membentak apa lagi di depan umum seperti ini.

***

"Bang," panggil Viona.

Calvin sengaja mengajak Viona ke taman belakang, entah karena apa Viona cuman mengikutunya.

Viona menatap ke depan dengan tatapan kosong. Calvin menghela nafas melihat sikap Viona.

"Vio abang tau kamu mendengarkan perkataan abang kemarin malam," ucap Calvin menatap Viona yang tak dapat di artikan.

Viona mendongakkan kepalanya menatap manik mata Calvin.

"Maafin Vio, Vio udah rebut Alle dari Abang," ujar Viona tampa memandang Calvin dan memilih menunduk.

Calvin menatap adiknya menunduk lalu memegang kedua bahu Viona. "Kamu nggak ngerebut Alle dari Abang, kamu tetap jadi Alle adik kesayangan Abang," ucap Calvin menyeka bulir air mata dipipi Viona yang jatuh.

"Maafin Vio, maaf udah ngambil Alle nya Abang," ucap Viona memeluk Calvin.

"Tetap jadi Alle nya abang," ucap Calvin memeluk Viona erat.

***

"Vio lo kemana aja? Kenapa sampai jam terakhir lo ngga masuk? Dan soal tadi gue minta maaf karna bentak lo," ujar Alana merasa bersalah karna membentak Viona.

Sedangkan Viona cuma diam, lalu mengambil tasnya dan keluar kelas tampa memperdulikan Alana dan teman-temannya.

"Kenapa sih dia"? tanya Glady bingung melihat ke pergian Viona tampa memperhiraukan mereka yang nyata ada di depan dia.

"Apa dia marah sama gue?" guman Alana.

Sania yang berada di sebelah Alana mendengar samar-samar perkataan Alana.

"Lo ngomong apa?" tanya Sania menatap Alana bingung.

"Eh. Ng ... ngak ada," ucap Alana meninggalkan Glady dan Sania tampa pamit sedikit pun.

***

Kini Viona sedang berada di cafe dekat sekolahnya. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini hampir jam 7 malam dia juga belum pulang ke rumah.

Viona menghela napas melirik jam tangannya yang sudah menunjukan jam 19.03 entah sudah berapa jam dia duduk di sana di temani satu gelas susu coklat panas yang sudah dingin.

Viona menatap keluar melihat kendaraan yang berlalu lalang tapa disadari ia melihat seseorang yang sangat dia kenali masuk kedalam cafe.

"Samuel," guman Viona memerhatikan Sam menuju kearah mejanya.

Samuel melirik jam dipergelangan tangan menunjukkan jam 07.19 lalu melirik Viona.

"Belum pulang jam segini?" tanya Samuel melirik Viona.

Viona cuma diam sambil melihat keluar jendela kendaraan berlalu lalang dengan tatapan kosong.

Samuel menghela nafas melihat viona notabe adik sahabatnya yang entah apa yang di pikirinnya saat ini.

"Sebaiknya lo pulang sekarang abang lo udah nyariin!!" ucap Samuel.

"Sedangkan Viona melirik tangan telapak tangan Samuel yang diperban.

"Urusan sama lo?" tanya Viona tenang.

"Al gue paham posisi lo saat ini, setidaknya jangan buat abang lo khawatir," ujarnya menatap Viona lekat.

Viona tertawa hambar. "Semuanya udah berubah Sam. Mereka benci gue nggak ada yang perlu dikawatirin lagi," ucap Viona.

Samuel cuman menatap Viona dengan keadaan diam. "Oh ya maaf soal kemarin udah buat tangan lo luka," ujar Viona. Lalu meninggalkan Samuel sendirian.

Sam melihat Viona mulai menjauh menghela napas. "Gue kangen lo yang dulu Al," gumannya.

***

Viona sekarang berada dalam kamarnya jam sudah menunjukkan 01.15 malam tapi dia belum juga tidur masih bergelut dengan pikirannya.

"Gue capek seperti ini terus," guman Viona beranjak menuju kemeja belajarnya yang berada didekat jendela kamar.

Dia hanya mencoret-coret kertas yang berserakan di atas mejanya tampa disadari dia sudah terlalap dimeja belajar.

Sekarang sudah menunjukan pukul 09.15 seorang gadis masih terlelap diatas iron badnya. Viona terbangun karena bunyi notifikasi handphoe nya, dia segera mengecek handphone nya yang tertera angka 09.16

"Ck."

Viona kesal bukan main udah terlambat juga tidak ada yang membangunkannya. Viona memutuskan tidak sekolah hari ini toh percuma juga dia sekolah sudah terlambat 3 jam pula.

Viona melihat note di atas meja makan lalu dia mengambil dan membacanya.

Alle jangan lupa makan sarapan, hari ini nggak usah sekolah dulu istirahat saja di ruamah jangan kemana-mana.

Abang menyayangimu♡

from; Calvin

Sedangkan viona tersenyum membaca note dari abangnya. "Vio lebih menyayangi abang," gumannya.

Jangan lupa vote, comen dan shere.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top