BAB 4:

Sorak-sorak ke antusiasan para supporter terdengar begitu nyaring tatkala tim basket SMA Garuda melawan SMAN 260 Jakarta, kini para pemain telah menempati Quarter ke dua yang mana terlihat SMA Garuda memiliki skor unggul yang berbeda tipis. Namun nyatanya, hal itu tidak membuat Mora tertarik memperhatikan bagaimana situasi di lapangan, gadis itu sejak tadi tengah asik menatap Lingga dengan segudang pertanyaan di benak Mora perihal mengapa hari ini anak itu tampak sama sekali tidak bersemangat.

"Guys, bentar ya gue mau ke toilet." Pamitnya pada kawan-kawan yang tengah terpaku menatap kelihaian para pemain.

"Eh iya Mor, di anterin ga?" Tanya Anchika.

"Gapapa Ka, gue berani kok." Lalu setelah mendengar jawahan Mora, Anchika mengangguk paham.

"Tiati Ra!" Ucap Tara yang mendapat acungan jempol dari Mora.

Seharusnya Mora menyelesaikan urusannya di toilet, lalu duduk kembali di tribun. Namun kini langkahnya justru mendekat ke arah dimana Lingga duduk di bagian tribun yang tidak terlalu ramai sembari menggenggam air mineral yang baru saja ia beli.

"Buat lo."

Dapat di lihat ekspresi Lingga kini pemuda itu tampak terkejut mendapati Mora berdiri di sebelahnya. Sejenak Lingga malah terdiam jatuh dalam keterkejutannya.

"Ohh... Oke makasih banyak." Ucapnya sembari menerima air pemberian Mora. Sejujurnya ia cukup bingung, bagaimana bisa Mora yang ia jelas kenal selalu jutek itu membawakan nya air minum tiba-tiba?

"Ga usah geer itu tanda terimakasih gue udah nolongin gue tadi pagi." Ucap gadis itu sembari menduduki kursi tribun di sebelah Lingga yang kosong sembari atensinya menatap lapangan basket yang entah sudah memasuki kuarter berapa.

Lingga tertawa kecil. "Iyaa ngga geer gue bro, paham Ra."

"Without no context ya Ga, lo hari ini tumben lemes banget, biasanya banyak tingkah lo. Serem sih Ga liatnya.."

"Enak kali ya Ra kalo ga ada masalah." Jawab lingga dengan nafas beratnya sembari tatapan nya yang lelah itu menatap ke lapangan tanpa arti.

"Iya enak, tapi justru itu malah bukan hidup namanya bro. Kita juga butuh yang namanya hal-hal nyebelin di hidup kita, kalo lempeng mending jadi jalan tol."

Entahlah, Lingga merasa sedikit terhibur dengan adanya Mora. "Iya kalo ga ada masalah metong itumah."

"Dah, gue balik." Ucap gadis itu lalu beranjak pergi meninggalkan Lingga dengan kesendiriannya.

Sesampainya ia, senyuman menggoda oleh kawan-kawan nya menyambutnya. "Jiakhh makin deket aja gue liat-liat bray."

"Apasih ta gue cuma ngobrol sebentar."

"Pepet terus ra" kaya Cika dengan senyuman usilnya.

"Gassin Ra, gue suprot."

"Support dong, Sel." Koreksi Tara.

Pertandingan telah usai, para supporter sudah banyak yang meninggalkan GOR dengan euphoria kemenangan yang di raih SMA Garuda kala itu. Namun yang membuat Mora heran adalah alasan apa yang membuat Lingga masih termenung di kursinya.

"Woi ayok Romlah cepetan." Hingga suara Cika yang menyadarkannya agar terus berjalan menuju pintu keluar.

"Eh iya Sorry, Ka."

Akhir-akhir ini Lingga seperti jarang menampakan batang hidungnya, bahkan dalam seminggu tercatat anak itu dua kali tidak hadir di sekolah, yang Mora ketahui Lingga sedang tidak enak badan kala itu entah hari ini Lingga sudah masuk atau belum, Mora harap Lingga selalu baik-baik saja. Ia juga terheran dengan dirinya sendiri perihal Lingga yang selalu di pikirannya, sampai pada akhirnya Mora menanyakan tentang Lingga kepada Aryo di sela-sela pagi sebelum bel berdering dengan nyaring.

"Yo temen lu kenapa dah minggu ini aneh banget sikapnya? Terus udah dua hari ga masuk."

"Masalah keluarga Ra biasa, gue juga sedih liatnya."

"Kenapa keluarganya? lu tau?"

"Setau gue dia anak broken sekarang dia lagi bingung mau ikut siapa, antara ayahnya ke belanda atau bundanya yang tetap dijakarta" ucap aryo dengan nada yang lumayan kecil sebab Lingga telah mempercayakan Aryo akan hal ini, dan Aryo yang paham akan itu.

Sebab, Lingga tidak mau semua orang tau perihal bagaimana hubungan antara ayah dan bundanya. Dulu, saat  Lingga SD ia selalu ditertawakan oleh temannya karena setiap kali pentas seni tidak ada yang berdiri dengan bangga melihatnya, bahkan ayah atau bundanya tidak datang untuk sekedar melihatnya.

Sejak ia kecil, Lingga memiliki pandangan berbeda tentang menjalin hubungan. Karena Lingga selalu melihat ayah dan bunda yang tidak lelah bertengkar dan sibuk dengan dunia mereka masing-masing.

"Dia juga suka banget nyebat Ra, kadang kasian gua kalo dia lagi stres ga tau mau pulang ke siapa, ujung ujungnya ke rokok" sambung Aryo.

"Lo tau Yo biasanya dia dimana kalo lagi stress?" tanya Mora.

"Dia kalo ngajak gue ke atap cafe Raya, Ra."

"Keep di elo ya Ra, Lingga ngga suka kalo banyak orang yang tahu. Gue percaya lo."

"Siap Yo, thanks—"

Belum sempat Mora menyelesaikan kalimatnya, dengan wajah sumringah  sahabatnya itu Tara menyambar ucapan Mora.

"MORAAA LU TAU GAKSIH GUE DAPET APA?"

"Dapet apaan takjil gratis?"tanya mora

"IHH BUKANN" ucap Tara sembari menunjukan tiket  bergambaran basket.

"Apaan tiket konser?"

"Ya menurut lo Amora Velonaa?"

"Bilang aja langsung Ta, lo dapet tiket basket."

"Eitsss ini tiket bukan sembarang tiket, ini itu tiket gratis. Tadi gue beruntung banget lewat gerbang belakang jadi dapet tiket gratis nonton kak Dinan turnamen basket mingdep wleee" ujar Tara dengan muka cengengesan nya.

"Halah, congrats ya brader."

"Congrats juga buat lo, Ra. Hehe." Jawab Mora.

"Congrats apaan bangke."

"Nih" ujar Tara menyodorkan ponselnya yang menampilkan story Instagram Tara.

"Mampus, Ra woi apuss"

Hal yang ingin membuat Mora menyumpah serapahi Tara adalah karena foto yang berada di story Instagram anak itu berisi fotonya dan Lingga yang di ambil saat pertandingan basket seminggu lalu, di foto tersebut Mora dan Lingga tengah tertawa yang membuat kesan foto itu menjadi sangat dramatis.

"Eits noo noo"

Tak lama, Lingga datang memasuki kelas pagi itu. Sontak suasana di dalam kelas ricuh menyoraki keduanya.

"CIYEEEEEEEE UHUYYYY CIYEE CIYEEE CINLOK NIH CINLOK"

"Pj bisa kali uhuyy" sahut Devan.

"Hah pj apaan gue ama lingga gada hubungan apa apa woi tolonglah" jelas Mora yang tampak kebingungan.

"Itu sgnya Tara cuma sekedar nonton basket guys tolonglah"

"Engga guys engga bohong mora mah, parah Ga, cewe lu engga ngakuin lu" kompor Tara.

Namun kini yang lingga lakukan hanyalah diam dan duduk dengan wajahnya yang super ngeselin bagi Mora, dengan senyuman smirk nya seakan mengatakan bahwa hal ini tidak masalah.

"Kalo gini ngapain gue ngasih dia air waktu ituu!!" Batin Mora.

Malam hari setelah pulang sekolah tara tiba tiba ingin mengajak mora pergi ke sebuah cafe, namun mora hanya ikut saja gak tahu cafe mana yang tara mau ajak

"Ra ayok pesen dulu"ujar tara
"Ayok, gua biasa capucino latte ajah ta"ucap mora
"Gua cari bangku dulu ya"sambung mora,meninggalkan tara yang sedang memesan pesanan mereka bedua

Saat sedang mencari bangku ia melihat seorang lingga sedang sendirian di tempat duduk atap paling pojok sudah ada 2 bungkus rokok di mejanya,dengan bergegasnya mora menghampiri cowo itu

"Woi lingga apaansih lu mau bundir lu sama rokok rokok lu itu"ucap mora dengan nada ngegasnya
".........."lingga yang kaget tiba tiba ada mora disampingnya langsung mematika rokok yang dia lagi hisap
"Mor ngapain lu kesini, banyak rokok disini kalo mau minum jangan di atap disini buat orang nyebat semua"sambung lingga sehabis mematikan satu batang rokok yang ia hisap
"Lu yang ngapain,kalo ada apa apa cerita lingga jangan nyakitin diri sendiri"ucap mora dengan wajah paniknya

Lingga pun bergegas menarik tangan mora untuk pindah dari tempat berasap ya tempat para parokok berkumpul

"Lu udah tau kan masalah gue ra?"ucap lingga tibs tiba karena aryo bilang kalo mora menanyakan soal dirinya
"Iya tau gue, tapi gue engga mau lu nyakitin diri lu"
"Gua ga punya rumah sama sekali ra, gak punya dari sd kelas 5 gue cape ra mikirin mau ke bunda atau ayah gue ra"ucap lingga
"Gue tau ini pilihan yang sulit banget ya ga, senyaman lu ga lu lebih nyaman ketika bareng siapa"jawab mora dengan nada yang lembut
"Sama lo, gue nyaman sama lo ra"
"Heyy gue serius, kedepannya lu pikirin baik baik ya ga, seterah lo ikutin kata hati lo mau ikut bunda lo atau ayah lo"
"Baik kakak"ucap lingga ke mora
"PALA LU KAKAK"ucap mora dengan nada tinggi
"Kan tuaan elu hahahah"lingga mengetahui bahwa mora lebih tua saat awal masuk mengenalkan diri mereka masing masing di depan kelas ternyata mora kelahiran 2004 sedangakn lingga 2005
"Iya dah sipaling muda"ujar mora
"Eh bentar gua cari tara dulu"namun saat ia ingin bangun lingga memegang tangannya untuk menyuruh duduk kembali

"Kenapa?"tanya mora wajah bingung
"Tara udah pulang tadi dia dadah sama gue pamitan pulang duluan"jawab lingga

Ternyata tara meninggalkan mora begitu saja karena tara melihat mora sedang mengobrol empat mata dengan lingga, tara tidak mau mengganggu apalagi jadi nyamuk hahahaha

"Brengsek sekali teman ku satu itu"ucap mora dengan senyum kesal
"Dia yang ngajak dia yang ninggalin, terus gue disuruh pulang naik apa msyaallah kalo gini"dengan ocehan mora dan wajah ngedumelnya, lingga melihat itu gemas sendri
"Sama aladin ra naik karpetnya, ya ama gue lah repot amat hidup lo deh"

Akhirnya waktu sudah malam mora dan lingga pun kembali kerumah di perjalanan lingga menanya dengan mora

"Mora lu suka sama mtk?"
"Engga gue gasuka benci ama mtk"jawab mora
"Sama dong, berati perasaan kita sama ga ya ra?"tanya nya lagi
"Kayaknya engga"jawab mora
"Sedihhh amayyy"sahut lingga
"Makasih mor udah ada di sini"ucap lingga
"Halah keserupan apa lu ga"sahut mora
 

Ntah perasaan mora disitu belum bisa dibilang suka apa engga dengan lingga karena ia pikir ia adalah orang yang emang lumayan perhatian dan mora adalah orang yang enak saat di ajak deeptalk makanya banyak orang yang nyaman dengan dia

Mora dan lingga menjalankan hari seperti biasanya, namun berbeda dengan tara dia selama ini sibuk menyiapkan semua efortnya untuk kak kinan sang ketua osis tampan sma garuda, dan beberapa hari ini juga teman mereka yang ada di kelas lain iya siapa lagi kalo bukan cika, sela dan lea meraka sering sekali ngumpul waktu bel istirahat di kelas ips 5 katanya si lea nyaman dengan kelas ips 5 katanya ac nya adem padahal kalo di rasa semua kelas sama ajah

"Di kelas ini lumayan lumayang banget ya gue perhatiin tapi cowoknya"ujar lea
"Yadongg x ips 5 nih bro"jawab tara
"Ah elu le lumayan lumayan banyak yang nembak lu, lu tolak mulu"ucap sela
"Tau lu, jahat bet lu" sahut cika

Namun disitu mora baru datang dari kantin bersama lingga, sbenarnya tidak bersama juga hanya kebetulan mereka abis beli capcin bu eeng bareng

"Uhuyy couple uhuyy"sahut ledekan devan saat lingga dan mora datang
"Lah lu udah jadian ra?"tanya cika si pling kepo
"Pala lu jadian, apaansih orang kebetulan doang itu barengan"jawab mora
"Hillih hillih hilih alasan"ujar tara meledek
"Heh kasian coi anak orang udah lu pada"ujar lea

Lingga dan mora memang sudah terbiasa dengan perjodohan yang ada di kelas mereka mereka capek menjelaskannya tidak ada yang percaya bahwa mereka hanya sebatas teman ga lebih

Sampai akhirnya hubungan tara meningkat level 99 bisa dibilang udah ada perkembangan pesat

Kak dinan akhir akhir ini sering sekali ke kelas x ips 5 menghampiri tara atau biasanya ngajak ke kantin bareng sekedar mengobrol, mora senang sekali karena perjuangan seorang sahabat sejolinya tidak sia sia

Tetapi saat tara sudah dengan crush yang sudah otw menjadi pacarnya itu, mora juga semakin dekat dengan lingga dari chatingan,main, malah mora juga pernah diajak kerumah lingga untuk bertemu bunda dan adiknya

Di waktu rumah lingga
"Assalamualaikum bunda, nih mora bun yang bunda tanyain"
"Waalaikumsalam eh mora sini masuk geulis"dengan logat khas sundanya yang lembut
"Halo tante aku mora temen lingga tan"
"Hah temen?ah massa masih temen"tanya bunda lingga
"Hehe iya tan belum ada apa apa"ujar mora
"Bisa bisa nya lingga anak geulis kaya gini belum di oficialin"ujar bunda lingga
"Hawwwoo kakak nama aku cello (nama panjang lingga)"anak kecil berkisaran usia 3 tahunan itu mengjampiri mora
"Hallo juga adik keciy nama kakak mora"jawab mora dengan wajah senangnya berkenalan dengan anak kecil mora suka sekali dengan anak kecil makanya banyak sekali anak kecil dirumahnya yang akrab dengannya

Di rumah lingga mora bermain mengobrol bercerita kepada bunda lingga dan tentu cello adik lingga, bagi mora itu pengalaman unik sekali bisa kenal sedeket itu dengan orang tua temannya, teman ya guys kan engga ada hubungan apa apa hahahahahahah

Sampai akhirnya naik kelas 11, tara dengan hubungannya dengan crushnya itu iya ka dinan berhasil sudah jadian atau bisa dibilang sudah official ahahahhaha

Sekarang tara apa apa berdua sama kak dinan pacarnya tara itu mereka pacaran lucu banget kadang study date,eating date,timezoon date, pokoknya mereka lakukan semuanya berdua bersama, pastinya seorang mora sangat iri disitu karena belum ada yang bisa di ajak double date, tapi mora senang sekali ngeliat sahabatnya happy setiap hari karena ada kak dinan yang always bikin happy

"Ra mau ikut ga lu besok sama gue sama

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top