Kalian atau Aku?

I....itu.....itukan.....Jesya

Dan oh dia bersama REFAN??

Apa mataku tidak salah lihat? Refan bersama Jesya? Bagaimana bisa? Apa Jesya mengira itu Refon? Atau ia memang mengenal Refan?

Dan dari tadi aku melihat Refon hanya terdiam. Tapi dia jelas-jelas terluka. Mata itu, mata kesakitan dan penuh kesedihan itu kembali. Padahal aku kira setelah aku dekat dengannya maka Refon sudah melupakan kesedihannya tentang perempuan itu. Haha sepertinya aku yang berkhayal karena mana mungkin ia lupa akan rasa sakit itu. Jikalau ia lupa pastilah kini Refon akan kembali seperti dulu. Refon yang hangat. Refon yang ramah. Refon yang selalu tersenyum sangat manis. Dan aku sangat-sangat merindukan Refon seperti itu.

Dia kembali. Perempuan itu. Perempuan yang berhasil menakhlukan hati dingin Refon kembali.

Lalu apa posisiku masih aman didekatmu Refon? Apakah aku masih dapat melihatmu untuk diriku saja? Apa masih bisa aku mengajakmu seperti saat ini? Karena nyatanya masih ada rasa cinta yang besar untuknya bukan?

Tapi aku? Aku ini apa bagimu?

Aku yakin bahwa aku pun tak pernah berarti apa-apa bagimu.

Aku ingat saat pertama kali dia datang di hidupmu.

****
Saat itu kita duduk dibangku kelas XII. Jesya -gadis itu- pindah ke sekolah kita. Ia cantik, manis, dan jangan lupakan tentang keramahannya pada semua orang . Tak ayal dalam sekejap ia menjadi primadona di sekolah kita. Semua laki-laki pasti tak ada yang dapat berpaling darinya, tapi itu tak berlaku bagimu.

Kamu masih Refon cowok dingin yang digilai banyak cewek di sekolah. Kamu yang datar dan cuek.

Lalu aku mendengar bahwa Jesya duduk sebangku denganmu, Jesya selalu berusaha mengajakmu berbicara tapi kamu mengacuhkannya.

Jesya, dia mendekatimu dengan caranya, dia mencoba menjadi temanmu dengan keramahannya, dan pantang putus asa agar kamu mau sedikit berbicara padanya.

Dan akhirnya kamu luluh. Aku melihatnya. Aku jelas-jelas melihat saat kamu memandangnya. Kamu terlihat lebih baik, lebih terbuka, lebih sering tersenyum. Aku menyukainya, aku sangat menyukainya. Aku bahkan tidak bersedih karena bagiku yang terpenting kebahagiaanmu, maka aku akan baik-baik saja.

Aku bersyukur Jesya dapat membuatmu bangkit dari semua rasa sakit dan harapan yang telah hilang darimu. Harapan barumu, Jesya. Dia mengembalikan senyuman seorang Refondra Dion.

****

Sejak saat itu aku tak lagi mengikutimu. Tak lagi melakukan hal-hal bodoh hanya untuk menghiburmu agar kamu tidak lagi terpuruk.

Ya aku tak melakukannya. Karena kini aku tahu, kamu menemukan harapanmu lagi. Jadi hiduplah bahagia.

****

Saat aku sedang berjalan untuk pulang ke rumah, tak disangka aku bertemu kalian. Kamu nampak sangat bahagia. Kamu bisa tertawa lepas kembali seakan kamu tidak mempunyai sedikitpun beban dalam hidupmu.

Padahal hal yang kalian lakukan hanya berjalan beriringan dan mengobrol kecil entah apa itu. Jesya tampak bersemangat menceritakan sesuatu dan kamu memperhatikannya dan sesekali tertawa.

Dan aku lagi-lagi menjadi stalkermu, entah kenapa padahal aku sudah lama tak melakukannya. Aku hanya ingin terus melihat wajah bahagia itu. Melihat bagaimana kebahagiaanmu lebih lama lagi.

Tapi tiba-tiba ada sebuah motor yang melaju kencang kearah kalian dan dengan sigap kamu memeluknya erat.

DEG

DEG

DEG

Aku kenapa? Kenapa saat melihatmu memeluk Jesya jantungku berdebar kencang? Apa aku sakit jantung? Tapi kenapa bisa?

Setelah mengalihkan pandanganku ke arah lain dan jantungku berdetak normal. Aku kembali melihat kearahmu dan bersyukur kalian baik-baik saja.

****

Aku tidak tahu mengapa saat ini kantin begitu ramai. Aku tahu ini saat istirahat tapi hei bahkan biasanya kantin tak seramai ini. Karena kantin disekolah ini tidak hanya satu tapi tiga. Dan saat aku semakin mendekat aku mendengar orang-orang berbicara sambil terus mengerubuni suatu objek.

"beneran kalo disini?" ucap cewek berambut pendek pada temannya

"iya, liat tuh disana udah rame banget kan" ucap temannya sambil menunjuk kantin yang memang ramai.

"wah aku gak nyangka kalo dia bakal ngelakuin kaya ginian, ternyata dia bisa romantis juga ya" ucap cewek berambut pendek itu

"aku sih gak kaget dan aku dukung kok kalo kak Refon sama kak Jesya" timpal temannya yang berambut sebahu.

Apa? Refon sama Jesya? Mereka ngapain? Atau jangan-jangan.......

TERIMA

TERIMA

TERIMA

Teriakan-teriakan itu masuk ke gendang telingaku dan aku melihat kamu tengah berdiri di tengah kantin sambil memegangi dua buah balon. Balon putih di tangan kiri dan balon berbentuk hati berwarna merah pada tangan kanan.

Dan dengan tangan yang bergetar Jesya memilih balon berbentuk hati. Lalu aku melihatmu memamerkan senyum indahmu padanya. Tapi mengapa aku tiba-tiba menangis? Oh mungkin aku bahagia, ya ini tangis bahagia karena melihatmu bahagia.

****

Setelah hari itu aku tak tahu apa yang salah padaku. Bukankah seharusnya aku senang? Karena selama ini yang aku inginkan adalah kebahagianmu.

Tapi sekarang setelah kamu bahagia, kenapa aku merasa ada sesuatu yang terjadi padaku? Tapi apa?

Aku masih dapat tertawa, masih dapat melakukan apapun yang biasa kulakukan. Tapi mengapa aku merasa asing? Aku merasa diriku tak lengkap. Apa ini?

Perasaan apa ini?

Apa arti dirimu bagi hidupku?

Mengapa sekarang semuanya terasa hampa? Kosong?

Aku rindu saat aku dengan bersemangat mengikutimu. Aku rindu saat aku menulis surat-surat penyemangat untukmu. Bahkan aku juga rindu ekspresimu saat membaca suratku walau akhirnya hanya berakhir di tempat sampah.

Tapi aku tidak bisa melakukan semua itu kini. Karena dari awal semua kegilaanku hanya bertujuan agar kamu tahu, masih banyak harapan yang dapat kamu raih. Agar kamu tahu bahwa ada orang yang ingin kamu kembali melebarkan senyummu. Ada orang yang akan selalu ada disisimu dan dapat kau jadikan sandaran. Walaupun sampai akhir kamu tidak akan pernah tahu bahwa itu aku.















Moga chapter ini memuaskan. Maaf klo ada typo. Jangan lupa vomentnya ya. Voment kalian sangat berarti buat aku.

Clevi

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top