Chapter 14
Young Jae kembali memasuki bangunan sekolah. Dengan langkah yang terburu-buru, pemuda itu menaiki anak tangga yang terhubung dengan pintu atap gedung sekolah. Namun seketika keraguan tampak di wajah pemuda itu ketika ia telah berdiri di depan pintu.
Hanya tinggal satu langkah lagi dan ia bisa menemukan Hee Seung, namun perasaan Young Jae kembali menahan langkahnya. Pemuda itu terlihat resah tanpa alasan yang jelas.
Perlahan tangan kirinya terangkat menyentuh gagang pintu. Terlihat sedikit gemetar dan menunjukkan betapa besarnya keraguan yang ia miliki saat ini.
Dalam satu tarikan napas, Young Jae membuka pintu itu dan segera berjalan keluar. Menemukan langit luas yang berada di atas tempatnya berdiri. Tapi, tak ada lagi sosok Hee Seung di sana.
"Hee Seung." Young Jae memandang sekeliling. "Baek Hee Seung ... kau ada di sini? Keluarlah! Hee Seung ... Baek Hee Seung."
Ketakutan, itulah yang kini dirasakan oleh Young Jae ketika langkah kakinya terhenti di tengah atap gedung. Satu fakta yang mungkin tak banyak diketahui oleh orang. Ini adalah kali pertama bagi Young Jae pergi ke tempat itu setelah insiden bunuh diri Hwang Intaek.
Semenjak kematian Intaek, Young Jae tak lagi memiliki keberanian untuk mendekati tempat itu. Namun hari ini dia kembali ke tempat itu hanya untuk menemui murid baru bernama Baek Hee Seung.
Tatapan gemetar Young Jae pada akhirnya mengarah pada satu tempat yang sebelumnya ditinggalkan oleh Hee Seung, sebuah sudut yang juga pernah ditinggalkan oleh Intaek sebelum ini.
"Kenapa kau mempermainkan aku? Jika kau ada di sini cepat tunjukkan dirimu, Baek Hee Seung!"
Young Jae marah tanpa sebab. Namun entah datang dari mana pikiran itu, dia tiba-tiba berpikir bahwa Hee Seung telah jatuh dari atap gedung.
Dengan langkah yang terlihat sedikit gemetar, Young Jae berjalan mundur. Namun sangat disayangkan karena setiap langkah yang ia ambil, bayangan Intaek yang berdiri di tepi gedung justru semakin terlihat jelas olehnya.
"Tidak, kau sudah tidak ada ... itu bukan dirimu," gumam pemuda itu.
Hal paling menyakitkan itu kembali menyiksa batin Young Jae. Hwang Intaek, menoleh ke arahnya. Seulas senyum terlukis di wajah pemuda itu.
"Aku yang salah," ucapan putus asa itu keluar dari mulut Young Jae sebelum pergerakannya terhenti ketika ia merasa bahwa punggungnya telah menabrak sesuatu.
Seketika bayangan Hwang Intaek tak lagi dilihat oleh Young Jae. Dan pendengaran Young Jae yang sempat tak mampu menangkap suara di sekitarnya lantas kembali.
"Dalam hal apa?" Suara familiar itu, Young Jae mengenalnya dengan sangat baik.
Young Jae berbalik dan mundur satu langkah ketika mendapati bahwa yang baru saja bersentuhan dengan punggungnya adalah Hee Seung.
"Kesalahan apa yang sudah kau perbuat, Son Young Jae?" Terdengar begitu dingin tanpa perasaan.
"Aku bersalah," gumam Young Jae. Namun seketika tubuhnya limbung. Jatuh ke lantai dan tak sadarkan diri.
Namun meski melihat pemuda itu tak sadarkan diri, Hee Seung tak bereaksi sama sekali. Hanya memandang pemuda itu tanpa menunjukkan perasaan apapun.
Mungkinkah dia berpikir bahwa Son Young Jae benar-benar telah membunuh Hwang Intaek?
Angin berhembus cukup kencang, mengusik batin Hee Seung. Satu pertanyaan lantas kembali tercipta.
Kenapa? Sebuah tanda tanya yang akan terus menjadi misteri ketika kebohongan dan kejujuran tak lagi memiliki jalan yang berbeda. Keduanya menjadi serupa, menjadi tipu daya bagi mereka yang bertahan dengan jiwa yang terluka.
Selesai ditulis : 27 Juni 2021
Dipublikasikan : 27 Juni 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top