Chapter 13

Young Jae mencari-cari keberadaan Hee Seung yang tiba-tiba menghilang dari pandangannya. Hingga pada akhirnya langkah itu terhenti setelah pandangannya menemukan orang yang ia cari. Namun rahang Young Jae sempat mengeras saat ia tahu dengan siapa Hee Seung berbicara saat ini.

Merasa curiga terhadap Kyung Woo, Young Jae lantas bergegas menghampiri keduanya.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" tegur Young Jae yang tentunya sempat menarik perhatian keduanya.

Netra Young Jae memicing ketika melihat Kyung Woo kembali berbicara dengan Hee Seung. Namun sebelum ia bisa mendengar apa yang dibicarakan oleh kedua orang itu, Kyung Woo telah mengakhiri pembicaraan keduanya.

Kyung Woo berbalik dan berjalan berlawanan arah dengan Young Jae. Dan ketika keduanya hampir berpapasan, saat itu netra Young Jae sempat menajam seakan tengah memberikan peringatan terhadap Kyung Woo yang hanya pergi dengan acuh. Namun tatapan tajam milik Young Jae kembali melembut ketika ia bertemu pandang dengan Hee Seung. Begitupun dengan seulas senyum seperti biasa.

"Dia berbicara denganmu?" tegur Young Jae begitu sampai di hadapan Hee Seung.

"Apakah itu sesuatu yang aneh?"

"Tentu saja. Jangankan dengan orang asing, dengan orang-orang yang sudah dia temui selama bertahun-tahun pun dia tidak mau berbicara."

Hee Seung melihatnya, garis senyum yang terlihat canggung di wajah Young Jae yang sempat terlihat dalam beberapa detik.

"Aku rasa bukan hal yang buruk berbicara dengannya."

Hee Seung tampak acuh dan meninggalkan Young Jae. Sementara Young Jae sempat memperhatikan Hee Seung dengan tatapan yang sulit untuk dijelaskan sebelum menyusul si murid baru.

"Kau ingin ke mana? Mari pergi bersama."


HOME SWEET HOME

Hari itu berjalan seperti biasa, Hee Seung tak merasa kesulitan untuk berdaptasi dengan lingkungan barunya. Meski sejauh ini ia hanya berteman dengan Young Jae. Namun sayangnya ucapan Kyung Woo pagi tadi membuat Hee Seung harus mempertimbangkan kembali, bisakah pemuda itu dianggap sebagai teman.

Saat jam istirahat, keduanya berjalan beriringan di teras sekolah. Dan keberadaan keduanya berhasil menarik perhatian Kim Seon Woo yang saat itu tengah berada di dalam mobil.

"Son Young Jae," gumam Seon Woo.

Sekertaris Kim yang duduk di bangku kemudi lantas mengikuti arah pandang Seon Woo setelah mendengar ucapan pemuda itu.

Pria itu kemudian berucap, "dia kembali seperti dulu lebih cepat dari dugaan."

"Bukan dia," celetuk Seon Woo.

Sekertaris Kim memandang Seon Woo dengan tatapan bertanya.

Seon Woo kembali berucap, "orang yang bersama anak itu. Aku sudah dua kali melihat orang itu sebelumnya."

Sekertaris Kim kembali memperhatikan kedua pemuda yang tengah berbincang di halaman tersebut, dan pria itu menfokuskan pandangannya pada Hee Seung.

"Di mana Tuan Muda pernah melihat pemuda itu?"

"Di pemakaman dan juga ... di restoran waktu itu. Aku ingin tahu latar belakang keluarganya, bisakah Kakak melakukannya untukku?"

"Baik, Tuan Muda. Haruskah kita pergi sekarang?"

Seon Woo hanya bergumam sebagai persetujuan. Sekertaris Kim lantas mengemudikan mobilnya meninggalkan area sekolah meski Seon Woo hari itu telah kembali memakai seragam sekolahnya. Tampaknya pemuda itu membutuhkan lebih banyak waktu lagi untuk bisa kembali ke lingkungan yang sempat ia tinggalkan. Karena meski namanya telah dibersihkan secara hukum, namun di mata publik, di lingkungan sekolah. Kim Seon Woo tetaplah seorang pembunuh yang membunuh teman sekelasnya sendiri hanya karena rasa dengki. Bagi Seon Woo, kembali ke sekolah itu sama saja dengan menghampiri kematian.

HOME SWEET HOME


Jam pulang sekolah tiba, satu persatu para pelajar meninggalkan sekolah. Namun beberapa murid tetap tinggal untuk mengikuti pelajaran tambahan.

Hee Seung menjadi salah satu orang yang tetap tinggal di sekolah. Bukan untuk mengikuti kelas tambahan, melainkan hanya ingin mengulur waktu. Sampai di atap gedung, Hee Seung menginjakkan kakinya di tepi atap gedung. Dan dari tempatnya saat ini berdiri, Hee Seung bisa melihat beberapa murid yang meninggalkan sekolah, salah satunya adalah Young Jae.

Sebelumnya Young Jae mengajak Hee Seung untuk pergi bersama, namun Hee Seung tak tertarik dengan ajakan Young Jae.

Hee Seung melihat Young Jae berhenti di tengah halaman dan tampak berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon. Dan setelah itu perhatian Hee Seung teralihkan oleh getar ponsel di dalam sakunya.

Hee Seung mengambil ponselnya, dan pandangannya kembali tertuju pada Young Jae setelah ia menemukan nama Young Jae tertulis pada layar ponsel miliknya.

Sejenak mempertimbangkan, apakah dia harus menerima panggilan itu atau justru mengabaikannya. Hingga pada akhirnya Hee Seung lebih memilih mengabaikan panggilan dari Young Jae.

Menurunkan ponselnya, pandangan Hee Seung kembali terjatuh pada sosok Young Jae.

'Son Young Jae yang membunuh Hwang Intaek ...'

'Mereka yang mendapatkan nilai terbaik akan bernasib sama seperti Hwang Intaek ...'

'Hanya ini yang dia tinggalkan untukku ...'

Sekelebat bayangan dari apa yang pernah ia dengar dari tiga orang yang berbeda kembali mengusik batin Hee Seung. Namun alih-alih mencurigai Young Jae, kecurigaan Hee Seung justru mengarah pada Kyung Woo. Seperti ucapan Young Jae bahwa Kyung Woo selalu mengubah kesaksian, Hee Seung menyaksikan langsung bagaimana Kyung Woo mengubah kesaksian terkait kematian Hwang Intaek. Namun hal itu juga tak bisa menjamin bahwa kesaksian pertama pemuda itu adalah fakta yang sesungguhnya.

Dahi Hee Seung mengernyit ketika melihat Young Jae berbalik dengan pandangan yang mengarah padanya. Keduanya berdiam diri meski telah menyadari keberadaan satu sama lain. Hingga ponsel di tangan Hee Seung kembali bergetar, menampilkan panggilan dari orang yang sama seperti sebelumnya. Namun kali ini Hee Seung tampak tak berniat untuk sekedar memandang layar ponselnya.

Dan getar ponsel Hee Seung berhenti bersamaan dengan Young Jae yang meninggalkan halaman dengan langkah yang cukup terburu-buru.

Selesai ditulis : 23 Mei 2021
Dipublikasikan : 25 Mei 2021    

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top