Chapter 12

Hee Seung berjalan di koridor lantai 3 dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana. Namun tak lama setelah menjauh dari keramaian, langkah pemuda itu terhenti ketika bahunya bertabrakan dengan seseorang yang datang dari arah berlawanan.

Hee Seung menghentikan langkahnya, begitupun dengan Kyung Woo. Pandangan keduanya lantas saling beradu, namun tampak tak ada minat dari keduanya untuk saling bertegur sapa.

Kyung Woo memutuskan untuk mengakhiri pertemuan mereka lebih dulu. Namun tepat ketika Hee Seung memunggunginya, pemuda itu dengan cepat berubah pikiran. Kyung Woo kembali berhenti, berbalik ke arah Hee Seung.

"Murid Baru," teguran tak bersahabat itu terlontar, menjadi kali pertama bagi Kyung Woo menyapa murid baru di kelasnya itu.

Langkah Hee Seung terhenti. Pemuda itu berbalik dan menunggu seseorang yang baru saja menegurnya untuk berbicara lebih dulu. Namun setelah beberapa detik berlalu, tak ada yang bersuara. Bahkan deru napas keduanya tak bisa terdengar di ruang terbuka itu. Hingga pada akhirnya Hee Seung mengalah dan memberikan teguran lebih dulu.

"Kau tidak ingin bicara?"

"Jangan ikut campur," celetuk Kyung Woo, terdengar acuh namun penuh akan ancaman.

"Apa aku sudah mengganggumu?" balas Hee Seung dengan pembawaan yang tenang.

Kyung Woo berjalan mendekati Hee Seung sembari berucap, "benar ... sangat mengganggu."

Langkah Kyung Woo berhenti tepat dua langkah di hadapan Hee Seung. Membuat tatapan dingin keduanya mengibarkan bendera perang bahkan di saat mulut mereka  belum mendeklarasikan hal itu secara resmi.

Hee Seung menyahuti ucapan Kyung Woo, "kalau begitu, tindakan apa yang sudah aku lakukan sehingga kau merasa terganggu?"

"Semuanya."

Sudut bibir Hee Seung tersungging, menampilkan seulas senyum tipis yang bisa memudar kapan pun.

Kyung Woo kembali berucap, "berhenti mencari tahu apa yang tidak kau ketahui, berhenti bersikap seakan-akan kau adalah orang yang paling benar. Hanya duduk di kursimu dan diam ... dengan begitu kau bisa meninggalkan sekolah ini dengan tenang."

Setelah mengatakan hal itu, Kyung Woo berbalik dan hendak meninggalkan Hee Seung. Namun langkah pemuda itu kembali terhenti ketika Hee Seung bersuara.

"Kau rupanya."

Dengan gurat heran yang terlihat samar pada kening Kyung Woo, pemuda itu perlahan berbalik. Kembali berhadapan dengan Hee Seung.

"Apa yang baru saja kau katakan?"

"Kau lah orangnya ..."

Netra dingin Kyung Woo sedikit memicing, mengantisipasi apa yang ingin dikatakan oleh Hee Seung.

Sudut bibir Hee Seung tersungging, namun kali ini terlihat meremehkan. Pemuda itu kemudian berucap, "kau bukanlah seorang saksi. Kau kah itu ... orang yang membunuh Hwang Intaek?"

Rahang Kyung Woo perlahan mengeras, namun tak banyak yang bisa ditunjukkan oleh raut wajahnya selain sikap acuhnya.

Kyung Woo kemudian menyahut dengan lebih santai namun terdengar seperti tengah mencibir Hee Seung, "kau seorang penulis novel? Lanjutkan saja imajinasi liarmu itu, itu akan membawa keuntungan besar untukmu. Tapi ..."

Kyung Woo menggantung perkataannya dan berjalan mendekati Hee Seung. Tak lagi menyisakan dua langkah di antara mereka, kali ini Kyung Woo memotong jarak itu hingga wajahnya mampu sejajar dengan wajah Hee Seung.

Kyung Woo berucap tepat di samping telinga Hee Seung, "jika kau ingin mencurigai seseorang, lakukan dengan benar. Bukan hanya satu atau dua orang ... melainkan semuanya."

Kyung Woo mempertemukan pandangannya dengan Hee Seung dan kembali berucap, "semua orang yang mengatakan bahwa mereka tidak terlibat, semua orang yang bersaksi, semua orang yang mengaku sebagai keluarga. Mereka yang masih hidup ... mereka semua lah ... yang membunuh Hwang Intaek."

"Apa yang sedang kalian lakukan?"

Sebuah teguran datang menengahi pembicaraan serius keduanya. Kyung Woo dengan cepat kembali memandang Hee Seung.

"Kenapa kau tidak memulainya dari orang terdekatmu. Son Young Jae ... orang yang sudah membunuh Hwang Intaek ..."

Selesai ditulis : 09.05.2021
Dipublikasikan : 09.05.2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top