9 Februari 2024

Buatlah cerita dengan tema, makanan/minuman favorit kalian dengan tokoh utama kebalikan dari gender kalian.

*゚+ 324 Kata *゚+

Belakangan Mela ketagihan makan seblak.

Aku tidak tahu apa enaknya kerupuk lembek dan kuah yang pedas itu, tetapi Mela tetap saja memaksaku ikut makan bersamanya seperti sekarang. Dia bahkan susah-susah menyeretku jalan kaki ke sana karena lokasinya dekat. Kubilang, "Kalo kau ngajak aku makan bakso atau nasi padang, mau sampe Mekah juga kuanter, Mel." sambil menendangi kerikil sepanjang jalan.

Kemudian dia mengelak tawaranku dengan halus, "Ayolah, sekali aja ya? Kau kudu liat warungnya, No!" Kedua tangannya mengatup di depan dada. Ekspresi wajahnya ingin sekali kumakan.

Seingatku, Mela adalah gadis yang suka gonta-ganti makanan favorit. Sekarang kenapa dia benar-benar tergila-gila dengan seblak dekat sekolah kami, sih? "Kau ... nemu apa di sana?" dugaku, dan gadis itu tersenyum kucing.

"Lihat sendiri, Lino sayangku!" Mela mengambil beberapa langkah lebih cepat dariku sambil melompat-lompat.

Kuusap rambutku kebelakang dengan satu tangan serta menghempaskan keringat di dahi. Apa aku lupa bilang kalau gadis itu magnetnya masalah? Ke manapun dia pergi, selalu saja ada masalahnya.

Begitu tiba di warung terbuka seblak prasmanan, mataku langsung disuguhi pemandangan yang sungguh di luar perkiraanku. Mela hanya nyengir sambil menungguku mendekat. Matanya melirikku dan meja prasmanan bergantian, menyiratkan sesuatu yang ambigu.

Antara, "Menunya ada di sana, loh!" dan "Kau nggak liat itu ada apaan di meja?!".

Menelan ludah saja rasanya aku mau muntah. "Haha, iya," ucapku sambil memaksa senyum.

Apa aku lupa bilang lagi kalau Mela dan aku menjalankan bisnis supranatural bersama? Kami biasa dipanggil untuk membersihkan suatu tempat atau seseorang. Dan kali ini ...

Mela sengaja menjatuhkan mangkuk seblaknya yang belum diisi apa-apa. "Yah, aduh jatuh. Maaf ya, aduh!" Gadis itu memasang wajah pura-pura panik. "Lino, ayo bantu aku membersihkan mereka?"

Di atas meja prasmanan, sekumpulan sosok berdarah-darah mencampurkan belatung dan air liur ke seluruh makanan. Di dapur, sosok berpakaian putih dengan beberapa tali sedang memegang centong kuah seblak.

Tidak ada yang bisa melihat mereka kecuali aku dan Mela. Tidak para pembeli lain. Tidak para belatung transparan itu.

[]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top