Bab 19 - Nonton

Hubungan keduanya semakin membaik sekarang, setelah Deon memutuskan untuk menjauhi rasa cemburu yang terus menghantui. Memang benar ada baiknya dia tidak merasa seperti itu karena sebelum bersamanya, Asya sudah memiliki banyak teman pria dan perempuan itu malah memilih Deon sebagai pasangan.

Walau secara diam-diam. Namun, keduanya merasa bahagia dengan hubungan mereka. Perasaan Deon juga semakin membesar karena Asya adalah perempuan yang sangat berbeda.

Asya selalu paham bagaimana perasaan Deon dan dia juga tau bagaimana cara bertindak. Asya juga memiliki pikiran yang dewasa dan hal itu membuat hubungan keduanya bisa lebih baik.

Ego menjadi salah satu penyebab hancurnya suatu hubungan. Namun, semua bisa mereka atasi bersama.

Kini keduanya berada di kantin, walau berjauhan. Namun, mereka bisa saling menatap satu sama lain dan juga mengirimkan pesan.

Senyuman tidak pernah luntur dari keduanya dan lagi-lagi hal itu mengganggu Rexa yang kini tengah makan di samping Deon.

Hubungan Rexa dan Deon semakin membaik ketika Rexa memutuskan untuk meminta maaf pada teman sebangkunya itu. Walau hanya bercanda. Namun, Saat itu perasaan Deon sedang buruk sehingga membuat keduanya bertengkar hebat.

Rexa mengikuti arah pandangan Deon dengan saksama. Dia cukup bingung pada siapa teman sebangkunya itu menatap bahkan alisnya bertaut penuh penasaran.

"Lo liat apaan sih?" tanya Rexa sembari celingak-celinguk.

Deon yang mendengar pertanyaan temannya tersebut langsung memutar bola matanya dengan malas. Dia kemudian kembali menyantap mie yang sudah mengembang di hadapannya. Sebenarnya dia tidak lapar. Namun, pacarnya tengah memperhatikan setiap gerak gerik yang dia lakukan sehingga mau tak mau dia melakukan apa yang perempuan itu katakan.

Rexa yang tidak mendapatkan jawaban kemudian menatap ke arah Deon, "Lo kok nggak jawab pertanyaan gue?" tanya Rexa dengan wajah melas.

"Kepo banget sih lo," jawab Deon singkat yang langsung membuat Rexa cemberut.

Pria itu menidurkan kepalanya di atas meja kantin dan menoleh ke arah Deon yang tengah makan. "Eon, gue boleh ke rumah lo nggak?" tanya Rexa dengan pelan.

"Nggak, nggak boleh."

Rexa kembali menegakkan duduknya dan menguncang tubuh Deon dengan pelan. "Kenapa nggak boleh, gue kan mau main game."

Tanpa menjawab, Deon langsung melayangkan pukulan ke kepala teman sebangkunya tersebut. Tentu Rexa meringis kesakitan karena yang mendarat di kepalanya bukan tangan, melainkan ponsel Deon.

"Aw, sakit njir."

Deon kemudian bangun dari duduknya dan meninggalkan Rexa yang kini memanggil-manggil namanya karena sudah ditinggal oleh teman sebangkunya tersebut. Deon memutuskan untuk kembali ke kelas karena sebentar lagi jam istirahat selesai.

Pulang sekolah nanti Deon memiliki janji dengan Asya sehingga tidak mungkin Rexa ke rumah pria itu. Dia juga takut hubungannya dengan Asya akan terbongkar, apalagi Rexa memiliki mulut yang tidak bisa dikunci dan dia juga tidak bisa menutupi sebuah rahasia.

***

Sepulang sekolah, Deon diantar oleh sopirnya ke kos milik Asya. Mereka berencana pergi menggunakan motor Asya, sebenarnya mereka hanya ingin nonton bioskop dan mungkin makan bersama.

Sesampai di depan pintu kos Asya, Deon mengambil kunci kamar tersebut yang berada di dalam dompetnya. Deon emang mendapat kunci cadangan kos pacarnya tersebut karena selama ini dia sering datang ke kamar itu sehingga akan lebih mudah jika Deon memiliki kunci sendiri.

Tadi, sebelum pulang Deon melihat Asya tengah menyapu di kelas. Mungkin hari ini adalah jadwal piketnya dan mungkin nanti dia akan terlambat pulang. Lagipula, mereka berencana pergi pukul empat dan sekarang masih pukul dua.

Setelah masuk, Deon langsung melempar tasnya ke atas kasur dan mulai membersihkan kamar Asya. Pacarnya itu tidak pernah berubah, kamarnya selalu berantakan dan Deon yang selalu membersihkannya.

Mulai dari menyapu, mencuci piring hingga memasukkan semua baju kotor ke dalam mesin cuci pun Deon lakukan dan setelah semuanya selesai, pria itu memutuskan untuk mandi sembari menunggu Asya pulang.

Deon memang menyimpan beberapa pakaiannya di kamar kos Asya agar jika dia kabur lagi, dia tidak perlu pusing dengan pakaian.

Cukup lama Deon mandi dan setelah pria itu selesai, dia mendapati Asya sudah datang.

Wajah pacarnya itu terlihat lesu dan membuat Deon bertanya-tanya. "Kenapa?" tanya Deon pelan.

Pria itu sudah mengganti pakaiannya di dalam kamar mandi hanya saja rambutnya masih sedikit basah.

Asya tidak menjawab dan malah melempar tubuhnya ke atas kasur. Deon lagi-lagi bingung dan memutuskan untuk duduk di samping pacarnya tersebut.

"Jadi nonton nggak?" tanya Deon sembari melirik jam dinding di kamar pacarnya tersebut.

Waktu sudah menunjukkan jam setengah empat dan seharusnya setengah jam lagi mereka akan pergi.

Asya tiba-tiba bangun dari tidurnya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Tidak butuh waktu lama Asya keluar dari sana.

Alis Deon bertaut bingung karena tingkah pacarnya. "Lo kenapa sih?" tanya Deon lagi.

Seperti biasanya, Deon tidak akan menyerah untuk bertanya pada Asya karena dia tidak bisa membaca pikiran pacarnya itu. Jika Asya tidak menjawab, Deon tentu tidak tau apa-apa.

"Gue kesel," ucap Asya singkat sembari mengerucutkan bibirnya. Perempuan itu kini berdiri di hadapan Deon yang masih duduk di atas kasur.

"Kesel kenapa?"

"Ituloh, temen sekelas gue yang piket bareng gue masa cuman buang sampah doang. Gue yang capek, sapu sana sini," jelas Asya dengan wajah kesal.

Deon menghela nafasnya karena mendengar jawaban dari Asya. Pria itu kira ada hal besar yang terjadi, tapi ternyata hanya masalah piket kelas.

Deon berdiri dari duduknya dan merangkul tubuh Asya yang sudah berbalut sweater putih. "Ya udah, biarin aja. Mending kita pergi, udah mau jam empat nih."

Asya mengangguk pelan dan mengikuti arah jalan Deon. Sesampai di parkiran kos, Deon langsung menaiki motor pacarnya tersebut dan Asya naik di belakang sembari melingkarkan tangannya di perut Deon.

Pria itu tertawa kecil dan mulai menjalankan motor pacarnya itu dengan pelan karena takut terjadi hal buruk nantinya.

Sekitar 10 menit berlalu, keduanya akhirnya sampai sebuah mal yang cukup terkenal. Sebenarnya mereka belum tau mau nonton apa dan memilih untuk melihat beberapa film yang tengah tayang hari ini.

Saat masuk, keduanya berpegangan tangan sembari memperhatikan beberapa toko yang terlihat ramai. Tapi, mereka tidak tertarik dan langsung ke lantai paling atas mal tersebut.

Setelah masuk, keduanya melihat beberapa poster film yang tengah tayang dan ada sebuah film yang menarik bagi mereka.

Deon langsung mengantri untuk membeli tiket dan Asya memilih untuk pergi membeli brondong jagung juga minuman soda.

Saat tengah antri membeli tiket, tiba-tiba saja Deon mendapatkan tepukan ringan di bahunya. Tanpa ragu, pria itu menoleh ke belakang dan dia tentu tidak bisa menutupi keterkejutannya karena melihat Rexa berdiri di belakangnya.

Dengan polosnya Rexa melambaikan tangannya pada Deon yang tengah mematung bingung.

***

Yeay, part 19.

Masih ada beberapa part lagi.

Ditunggu yaa.

Semoga suka.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top