48 // Berhenti

Menyakitkan.

Itulah yang di rasakan Sofia. Ia semakin merasa sesak membuatnya kesulitan untuk bernapas.

Hah.

Dengan pelan Sofia berusaha menarik napasnya. Tidak dihiraukannya rasa sakit di bahunya akibat cengkraman Adrian.

Adrian masuk ke dalam kamarnya. Tidak lama dia keluar membawa sebuah amplop coklat. "Ini," katanya menyerahkan amplop coklat itu pada Sofia.

"Apa ini?" tanya Sofia dengan suara serak karena menangis. Adrian duduk di sofa sambil memejamkan matanya. Napasnya terlihat turun naik karena amarahnya.

Sofia meletakkan dokumen milik Yasa di meja. Ia duduk di depan Adrian. Amplop itu belum dibuka. Sofia memperhatikan Adrian yang sedang memejamkan mata.

Sofia merindukannya yang hangat bukan seperti ini. "Buka amplopnya," katanya dingin tanpa membuka mata.

Dengan perasaan campur aduk Sofia membuka amplop coklat di tangannya.

"Hah."

Sofia menatap tidak percaya pada isi amplop ini. Lembar perlembarnya membuatnya menutup mulutnya dengan tangan.

"Apa kamu bisa menjelaskannya?" Adrian sudah tidak memejamkan matanya. Pandangan tajamnya kali ini benar-benar mengintimidasi Sofia.

"Dari mana kamu mendapatkan foto-foto ini?" tanya Sofia.

"Tidak perlu kamu tahu. Kamu hanya perlu menjelaskan kebenarannya,"

"A-apa yang ingin kamu ketahui A. Ini.tidak seperti yang ada di foto. Kamu salah paham," jelas Sofia.

"Salah paham? Kalau begitu jelaskan apa yang kalian lakukan dan bicarakan?"

Sofia terkesiap kaget dengan permintaan Adrian.

"Kamu makan bersama dan dipeluk oleh mantan kekasihmu. Ah, aku ingat ini beberapa saat sebelum kamu ke kantorku," katanya sambil menunjukkan sebuah foto di mana Yasa sedang memeluk Sofia.

Sofia ingat, ini foto saat Yasa menceritakan tentang ibunya di sebuah cafe.

"Ada hubungan apa kamu dengan laki-laki ini?" tanyanya menunjukkan sebuah foto yang memperlihatkan Restu yang memegang tangan Sofia.

"Kamu memata-mataiku?" tanya Sofia dengan rasa marah yang tiba-tiba menyergap hatinya.

"Jadi, kamu tidak menyangkalnya? Hah, ayolah Sofia Aruna paling tidak berpura-puralah menyangkalnya," kata-kata Adrian sungguh sangat menyakiti hati Sofia.

"Kamu tidak percaya padaku?" tanya Sofia dengan suara bergetar.

"Ada hubungan apa kamu dengan Restu Swardiansa dan Hardiyasa Putranto Kusuma ? Dua pengusaha muda di bidang property yang sangat maju hampir di seluruh Indonesia? Kamu dikelilingi laki-laki kaya dan tampan. Apakah itu sebuah kesenangan untukmu?" ucap Adrian.

Deg deg deg.

Dada Sofia semakin berdetak kencang. "Apa maksudmu?"

Adrian menyeringai dan menatap remeh pada Sofia membuat hati Sofia kembali serasa diremas-remas.

"Jelaskan padaku," geramnya marah. Sofia menggelengkan kepalanya pelan "Ma-af. a-aku tidak bisa," jawab Sofia lirih.

"Lihat aku." Adrian sudah berada di samping Sofia, suara beratnya membuat Sofia merinding seketika.

"Aku tanya sekali lagi. Bisakah kamu menjelaskan semua ini padaku? Bisa kamu jelaskan siapa kamu sebenarnya?" tatapan dan suara Adrian membuat hati Sofia terasa di tusuk sembilu.

Adrian bahkan memanggilnya dengan sebutan kamu.

"Apa karena semua ini kamu kembali padanya?"air mata Sofia kembali mengalir.

"Jangan mengalihkan pertanyaanku," suara beratnya kembali terdengar.

"Apa kamu kembali padanya?" desak Sofia lagi. Dia harus tahu.

"Mungkin,"jawab Adrian dingin.

"Kecuali kamu menjelaskan apa yang ingin kudengar," ucap Adrian.

Begitu ingin tahukah dia tentang semua hal itu. Semua hal tentang masa lalunya.

"Apa yang bisa kujelaskan padamu. Aku sendiri tidak tahu," ucap Sofia lirih di antara isakan tangisnya.

"Apakah begitu beratnya kamu menjelaskannya hah." Adrian berteriak di depan wajah Sofia, bahkan matanya refleks memejam membuat isakannya semakin keras.

"Aku lelah Sofia. Aku lelah berusaha untuk mengerti tentangmu," kata Adrian putus asa. Wajah tampannya terlihat sangat menyedihkan.

"Kalau kamu lelah berhentilah A. Berhenti mencintaiku. Berhenti peduli apapun itu tentangku. Jangan kamu habiskan waktumu bersamaku," ucap Sofia dengan suara tercekat.

Untuk terakhir kalinya ia memandang wajah Adrian. Wajah laki-laki yang sangat ia cintai. Adrian terdiam mendengar ucapan Sofia padanya.

Sofia meraih dokumennya kemudian berlalu dari hadapan Adrian. Dengan cepat ia keluar dari apartemen itu.

Aaaarrrrgggghhhhh.

Praaaaanggggg.

Terdengar teriakan frustasi Adrian dan suara kaca pecah dari dalam. Tangis Sofia pun makin pecah. Wajahnya menempel di balik pintu.

"Selamat tinggal Adrian. Maafkan aku. Aku mencintaimu. Sangat," lirih Sofia disela tangisannya.


***

Versi revisi sebenarnya udah ada tapi di save aja di work, kapan-kapan ganti pake yang lebih rapi

Tengkiyu buat kalian yang udah voment yah luv you so much  😚

Follow IG Sofia ya Dewie_Sofia 😉

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top