43 // Diawasi
Alohaaaaaaa
Maaf...harusnya tadi malam aku up tapi apa daya mata ini sangatlah mengantuk, hepi riding ajah ya yang kangen bang adrian yang manianya semanis kurma 😍
Jangan lupa tinggalkan voment yach😉😚
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Apa sekarang aku bukan milikmu?" ucap Adrian.
"Kamu tahu apa maksudku," ucap Sofia sambil menggerakkan pinggulnya membuat Adrian mengerang nikmat.
"You dont know what you've done Sofia Aruna," ucap Adrian dengan suara serak.
"Tell me then," bisik Sofia ditelinga Adrian
Adrian kembali mencium Sofia lembut kemudian melepaskan ciumannya dengan cepat, membuat Sofia mengerang protes sedangkan Adrian terkekeh pelan melihat wajah protes Sofia.
"I will. But not now honey," ucap Adrian lembut.
"When?" ucap Sofia setengah merajuk.
Pletak
"Awww, Kenapa menyentil keningku?" ucap Sofia.
"Sejak kapan kamu jadi mesum begini heh?" ucap Adrian.
"Sejak kenal sama kamu," jawab Sofia polos.
Adrian kembali terkekeh pelan mendengar jawaban Sofia.
Adrian jadi berpikir, Sofia yang dia kenal dulu tidak seperti sekarang. Dulu dia gadis yang terkesan sombong dan membatasi dirinya, tapi sekarang Sofia terlihat lebih ceria dan cerewet ah satu lagi mesum.
Apa benar-benar karenaku pikir Adrian sambil tersenyum senang.
Tiba-tiba suara ponsel yang berada di dekat tv berdering. "Ponselmu, angkat telponmu dulu," ucap Adrian.
"Biarin aja. aku lagi PW," ucap Sofia sembari menyurukkan kepalanya di leher Adrian.
Antara sengaja atau tidak sadar apa yang di lakukan Sofia di pangkuan Adrian membuat Adrian menahan napas.
"Kamu manja sekali," ucap Adrian sambil membelai rambut Sofia. " Angkat dulu, siapa tahu dari orang tuamu," ucapan Adrian membuat tubuh sofia menegang namun dengan cepat ia turun dari pangkuan Adrian.
"Tidak mungkin," gumam Sofia pelan sambil berjalan mengambil ponselnya. Yang tidak disadari Sofia gumamannya terdengar oleh Adrian.
"Hallo San," ucap Sofia langsung begitu melihat nama Sandra muncul di layar ponselnya
" Lagi ngapain lo?" tanyanya.
"Nggak ada, di rumah aja," kata Sofia sambil kembali duduk di samping Adrian.
Adrian merangkul Sofia dan mengecup puncak kepalanya. Adrian tersenyum lembut pada Sofia.
"Kita ke Jafest yuk. Nanti gue jemput lo," ajak Sandra.
"Sebentar," kata Sofia sambil menurunkan ponselnya.
"Sandra ngajak ke Jafest. kamu bisa ikut nggak?" tanya Sofia pada Adrian yang dibalas anggukan oleh Adrian.
"Okey kita ke Jafest, tapi lo nggak usah jemput gue. Kita ketemu di sana," ucap Sofia sambil melemparkan senyum senang ke Adrian.
" Bareng siapa lo?" ucap Sandra dengan nada heran.
"Ada deh. Kita ketemu di sana pokoknya," kata Sofia cepat.
"Oke kita ketemu di sana jam 07.30 bye," Sandra menutup telponnya.
"Thanks ya." Sofia memeluk perut Adrian.
"Siapa?" Adrian bertanya.
"Sandra, sahabatku. Mahasiswimu juga," ucap Sofia tersenyum.
"Oh, aku juga belum kenalan sama sahabatmu. Kecuali bocah ingusan itu," kata Adrian. Ia ingat penjelasan Alan kalau Sofia memiliki dua sahabat. Si bocah itu dan juga gadia bernama Sandra ini.
"Dia bukan bocah ingusan, namanya Dion. Dan sekarang dia sudah menjadi CEO muda lo," ucap Sofia membela Dion.
"Oh CEO ingusan," ucap Adrian santai.
"A," kata Sofia menepuk lengan Adrian gemas dan dia hanya mengedikkan bahunya acuh.
Namun sedetik kemudian "A," ucap Sofia pelan.
"Bagaimana kalau aku memanggilmu A biar nggak kepanjangan. Keren juga kan," ucap Sofia.
"Kamu sama seperti Alan," kata Adrian.
"Benarkah? Jadi, tidak apa-apa bukan?" tanya Sofia lagi.
"Terserah padamu honey," ucap Adrian.
Sofia tersenyum, "Kamu sudah makan?" ucapnya.
"Belum," jawab Adrian.
"Tadi aku sudah masak, tinggal kupanasin," ucap Sofia.
"Pedas nggak, "tanya Adrian. Ia tahu selera Sofia yang pedas-pedas.
"Mmmm nggak sih, kamu masih bisa makan kok," ucap Sofia.
"Oke, tapi, aku numpang mandi dulu. Gerah," ucap Adrian.
"Baju gantimu?" ucap Sofia.
"Ada di mobil, biar kuambil dulu," kata Adrian kemudian melangkah keluar rumah.
"Punya handuk bersih? Sepertinya aku lupa memasukkannya," kata Adrian setelah kembali ke dalam rumah.
"Ada,ayo!" Sofia menggandeng Adrian ke kamarnya dan mengambil handuk bersih di lemari. "ini."
"Terima kasih," ucap Adrian.
"Mau kubantu?" ucap Sofia dengan nada menggoda.
Pletak.
"Kenapa menyentilku lagi," protes Sofia.
"Jangan berpikiran yang aneh-aneh," kata Adrian.
"Memangnya apa yang kupikirkan?" ucap Sofia pura-pura tak mengerti.
"Siapkan saja makanannya, aku sudah lapar," kata Adrian langsung masuk ke dalam kamar mandi Sofia.
"Wanginya enak," Adrian memeluk Sofia dari belakang dan mencium leher Sofia.
"Wangi yang mana?" goda Sofia sambil terkekeh pelan .
"Yang ini," katanya mengecup leher Sofia lembut, "Dan masakanmu."
"Gombal, oya ini sudah terlalu sore A, kenapa kamu belum makan siang?" Sofia bertanya sambil menyalin masakannya ke piring.
"Kubantu," kata Adrian membawa dua piring nasi putih ke ruang tamu.
"Kamu makan di ruang tamu?" ucap Adrian.
"Iya, bisa sambil nonton," kata Sofia sambil meletakkan ayam bumbu kecap dan cah kangkung serta setoples krupuk.
"Kamu belum menjawab pertanyaanku," ucap Sofia mengingatkan.
"Ibu mengundangku makan siang tapi belum sempat aku makan aku sudah pergi."
"Kenapa?" ucap Sofia.
"Aku tidak selera lagi karena ada Fira di sana." ucap Adrian.
Deg.
Hati Sofia merasa sakit mengingat sikapnya dan keberadaannya di apartemen Adrian.
Tapi segera ia menepis semuanya, Sofia percaya pada Adrian.
"Oh begitu. Ini," Sofia menyerahkan piring yang sudah diisi dengan lauk.
"Selamat makan," ucap Adrian seraya menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
"Bagaimana rasanya?" tanya Sofia harap-harap cemas.
"Mmmmm enak, aku suka sekali. Rasanya mirip sekali dengan buatan
Ibu," kata Adrian lagi membuat hati Sofia mencelos.
"Kalau mau menghiburku hibur saja, jangan berbohong mengatakan masakanku mirip masakan Ibumu," ucap Sofia lemah.
"Siapa bilang aku hanya menghiburmu. Dan aku tidak berbohong, masakanmu sangat enak dan mirip masakan Ibu," kata Adrian meyakinkan.
"Masak iya sih," kata Sofia tak yakin.
"Hahahaha kamu ini nggak yakin sama masakannya sendiri. Ini beneran enak, lihat!" kata Adrian memperlihatkan dirinya yang begitu bersemangat menyantap makanannya.
"Minum dulu," Sofia berikan segelas air putih pada Adrian.
"Wah enaknya," ucap Adrian sambil mengusap-usap perutnya setelah menghabiskan makanannya dalam waktu sekejap.
"Enak apa laper, Bang," goda Sofia sebelum beranjak ke dapur, meletakkan piring kotor dan lainnya.
"Kenapa memandangku seperti itu?" Adrian tersenyum aneh mendapat pertanyaan seperti itu dari Sofia.
"Kemari," ucap Adrian seraya menepuk sofa di sebelahnya.
"Kamu suka buah pir?" tanya Adrian setelah Sofia duduk di sampingnya sambil membawa sepiring buah pir yang sudah di potong.
"Suka," jawab Sofia dengan suara tidak jelas karena mulutnya sudah penuh dengan buah pir.
"Selalu saja, pelan-pelan makannya," kata Adrian mengelap pinggiran mulut Sofia.
"Aaak," kata Sofia meminta Adrian membuka mulutnya kemudian menyuapinya.
"Bagaimana kalau kita jalannya sekarang aja ke Jafest, biar tidak terlalu terlambat karena macet," usul Adrian.
"Boleh, aku ganti baju dulu ya," ucap Sofia langsung masuk kamar dan memakai bajunya.
Sofia mengenakan dress tanpa lengan berwarna merah maroon yang panjangnya selutut. Tak lupa ia memakai body cream vanila favoritnya.
Setelah memakai bedak tipis ia mengoleskan lipbalm strowbery di bibirnya.
Rambutnya dikuncir asal. Sofia mengenakan sweter panjang dan tas kecilnya.
"Aku sudah siap, tinggal memakai sneaker-ku" kata Sofia sambil meraih sneakernya di dekat pintu dan memakainya.
"Ada apa?" tanya Sofia heran melihat Adrian yang sedang menatap intens padanya.
Adrian melangkah mendekati Sofia tanpa melepaskan tatapannya.
"Eh, kamu ke--napa?" tanya Sofia terbata saat Adrian menarik pinggangnya mendekat pada Adrian.
"Kamu cantik sekali," puji Adrian dengan suara seraknya membuat wajah Sofia merona merah karena malu.
"Kamu gombal terus A," kata Sofia pelan karena jantungnya berdegup sangat kencang.
"Mmmphhttt."
Adrian menyapu bibir Sofia dan melumatnya pelan, lembut dan sangat dalam.
"Kita bisa membatalkannya kalau kamu mau," ucap Sofia setelah Adrian melepas ciumannya. Sofia mengalungkan kedua tangannya di leher Adrian.
Tapi sedetik kemudian Sofia melepaskan rangkulannya dan menutupi keningnya cepat. Adrian terkekeh pelan melihat tingkah Sofia, ia menyingkirkan kedua tangan Sofia dan mengecup keningnya lama dengan penuh kelembutan.
"Mungkin nanti kita bisa sedikit bersenang-senang," ucap Adrian dan mengerling nakal pada Sofia.
"Ayo," kata Adrian menarik lengan Sofia sebelum Sofia mengerti ucapannya.
Setelah mengunci pintu Sofia langsung mengikuti Adrian ke mobilnya yang diparkir di depan rumah.
Sofia melihat ke sekelilingnya saat akan mengunci pintu gerbang.
Saat akan masuk ke dalam mobilpun ia menyapu pandangannya ke segala arah.
"Ada yang tertinggal," tanya Adrian dari dalam mobil.
"Ah tidak ada apa-apa, mungkin hanya perasaanku saja" ucap Sofia setelah masuk ke dalam mobil.
"Aneh, rasanya seperti ada yang sedang mengawasiku," kata Sofia dalam hati.
***
Follow IG : Dewiesofia
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top