29 // Keributan

Sayang???

Satu kata itu sebenarnya sangatlah mengganggu, dan yang sangat mengusik hati Sofia adalah kenapa Adrian tiba-tiba mengajaknya pulang bahkan tanpa berpamitan pada keluarganya.

Wajah Adrian hanya menunjukkan rasa tidak suka yang berlebih, kenapa?

Dia bahkan tidak mengatakan apapun selama diperjalanan.

Apakah dia malu karena wanita itu dan ibunya tahu kalau ia hanya seorang pelayan cafe?

"Sofia,"

"Hah," ucap Sofia kaget saat seseorang memanggilnya dan menepuk bahunya, membuat dirinya sadar kalau sedari tadi ia hanya berdiri melamun.

"Ada apa?" tanya Ria sambil merapikan tatanan pesanan para pengunjung.

"Hah," kata Sofia lagi yang masih bingung, Ria berdecak kesal melihat tingkah Sofia.

"lo ngelamun?" tanyanya menyelidik.

"Maaf," ucap Sofia pelan.

Sofia melihat ke tengah cafe, pengunjung cafe belum terlalu ramai, mungkin karena pengaruh tahun baru.

"Kalau lo ada masalah, lo bisa cerita sama gue, jangan dipendam ," kata Ria.

Sofia tersenyum kecil "Terima kasih Ri, gue baik- baik aja," ucap sofia.

"gue bakal jadi pendengar yang baik kok?" katanya lagi.

"Bukan masalah besar, lo nggak usah khawatir, gue ke depan sebentar," kata Sofia kemudian langsung melangkah ke depan.

"Sofia, kenapa lo selalu saja nyimpan masalah lo sendiri?"gumam Ria menatap kepergian Sofia dengan sedih.

***

"Bagaimana dengan tender proyek pembangunan hotel di Lombok?" tanya Adrian pada Alan tentang tender baru yang belum juga di dapatnya.

"Kita akan mendapatkannya kalau saja, Gama Company tidak ikut dalam tender itu," kata Alan .

"Jadi, tender itu jatuh ke Gama Company?" tanya Adrian dengan suara melengking.

"Hei, lo bisa menulikan pendengaran gue," kata Alan mengucek kupingnya.

"Lo tahu perusahaan kita belum memiliki satupun property di Lombok, dan pembangunan hotel bisa menjadi langkah yang sangat tepat untuk kita," kata Adrian.

"Pulau Lombok memang sedang booming sekarang, dan jangan khawatir, kita akan mencari lokasi dan relasi sendiri di sana," kata Alan tenang.

"Akan lebih bagus kalau kita bangun hotel atau resort milik kita sendiri bukan?" jelas Alan kembali.

"Baiklah, oh ya tolong bawakan report hasil kinerja para karyawan," kata Adrian.

"Akan gue minta di divisi HCM, gue pergi dulu, jangan terlalu stres nanti lo lebih cepat tuanya," kata Alan sambil tertawa pelan.

"Oh ya, bersiaplah untuk sedikit stres lagi karena sepertinya Fira tidak suka hubungan lo sama Sofia," kata Alan sebelum keluar dari ruangan Adrian.

"Gue tahu, wanita itu selalu saja mengganggu," gumam Adrian pelan.

Sambil memejamkan mata, Adrian menyandarkan kepalanya di kursi kebesarannya.

Ingatannya kembali pada saat ia mengajak Sofia pulang dari rumah orang tuanya, tanpa berpamitan bahkan tanpa penjelasan apapun.

Bukan maksudnya untuk tidak menceritakan apapun tentang wanita itu dan kenapa ia sampai bersikap seperti itu.

Adrian tersenyum sendiri, mengingat wajah Sofia yang pasti kesal dengan apa yang dilakukannya. Sofia pasti berpikir yang bukan-bukan tentangnya.

"Akan ku jelaskan padanya nanti malam," kata Adrian dalam hati.

Adrian kembali menekuri berkas-berkas yang ada di depannya. Ia akan kembali fokus pada perusahaan. Ia akan menyampaikannya pada Pihak Universitas dan juga Profesor Adam.

***

"Gue mau bertemu dengan gadis yang bernama Sofia," suara seorang wanita berteriak dengan lantang di depan cafe. Sofia segera berlari keluar begitu mendengar namanya disebut-sebut.

"Lo?" tunjuknya saat Sofia sudah berada di depannya.

"Dasar wanita jalang, tinggalkan Adrian, gue tahu lo mendekati Adrian karena lo menginginkan hartanya saja," teriaknya dengan suara yang menggebu-gebu.

Beberapa pengunjung cafe menatap serius pada mereka, ada yang melihat dengan tatapan penasaran namun ada juga melihat dengan rasa tidak nyaman.

"Kalau Anda hanya ingin membuat keributan di tempat kami, sebaiknya Anda keluar dari sini sebelum security kami menyeret Anda keluar," kata Sofia tegas.

Wanita itu menarik napasnya kasar, menoleh sebentar ke arah Pak Dani yang sudah siap untuk membawa wanita itu keluar.

"Gue sudah memperingatkan lo wanita sialan," ucap wanita itu masih dengan kemarahan yang terlihat jelas diwajahnya.

"Asal lo tahu, Adrian tunangan gue dan lo hanya salah satu wanita jalangnya," katanya kemudian pergi keluar dari cafe dengan wajah yang sudah memerah.

Sofia meminta maaf pada para pengunjung atas ketidaknyamanan yang terjadi. Dada Sofia terasa sesak, ia menarik napas pelan berulang kali mencoba menghilangkan rasa sesak yang menghimpit dadanya.

"Minumlah." Ria menyodorkan segelas air mineral pada Sofia.

Sofia mengambilnya dan meneguknya hingga habis, "Siapa dia?" Ria bertanya.

"Aku—tidak--tahu," jawab Sofia terbata-bata.

"Kalau kamu saja tidak tahu, lalu kenapa dia kemari dan melabrakmu di depan umum, seolah-olah kamu sudah merebut pacarnya?"

deg

Bukannya terasa ringan, dada Sofia malah terasa makin sesak, memikirkan apa yang dikatakan Ria barusan membuat Sofia berpikir ," bagaimana kalau dia benar-benar kekasihnya Adrian? melihat sikap Adrian siang itu, mungkinkah?"

Tapi Adrian memperkenalkan dirinya sebagai kekasihnya. Seharusnya keluarganya terkejut bukan?

"Sofia," ucap Ria.

"Aku benar-benar tidak tahu Ri," jawab Sofia lirih.

"Apa karena wanita itu, yang membuatmu melamun sepanjang hari ini?"

"Oh Ria memang benar-benar mengerti aku," batin Sofia.

"Aku ingin pulang cepat hari ini, apa tidak apa-apa?" tanya Sofia padanya.

Ria menghela napasnya pelan," pulang dan beristirahatlah, ada Rosa yang menemaniku, semua akan baik-baik saja" katanya menepuk bahu Sofia pelan.

"Aku memang melamunkan tentang hubungan Adrian dengan wanita bernama Fira itu, tapi perasaanku tidaklah seburuk saat ini," kata Sofia dalam hati.

Sofia tersenyum miris, tidak ada hubungan yang berjalan mulus bukan?

Dan wanita tadi tidak akan berhenti sampai di sini, dia pasti akan merencanakan sesuatu padan Sofia atau pada Adrian.

Sofia membuka ponselnya. tidak ada notification sama sekali, Sofia juga tidak tahu harus mengiriminya pesan apa.

Sofia lihat jam tangannya, pukul lima sore. "Masih ada waktu," gumamnya pelan sebelum melangkah cepat saat bus berhenti di depannya.


***

Luph u yah....

IG : Dewie Sofia

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top