23 // Bersamamu

"Wah indah sekali bukan," ucap Karin sambil merentangkan kedua tangannya ke udara. Dia menghirup udara segar yang ada di Monkey Forest.

"Udaranya benar-benar sejuk tidak seperti di Jakarta," lanjutnya lagi.

"Kamu pernah ke sini Sofia?" ucap Karin.

"Hm...," Sofia bergumam kecil, mendadak gugup karena Karin bertanya saat Adrian juga ada di sini.

Karin dan Adrian sama-sama sedang melihat ke arah Sofia, seperti sedang menunggu jawaban.

"Well, aku pernah ke sini," ucap Sofia sambil menyengir, tidak ada salahnya berkata jujur kali ini, ya kali ini saja.

"Benarkah? Sama siapa? Pasti sama pacar kamu ya?" cerocos Karin seperti kereta api.

Sofia menatap Karin tajam memberi isyarat agar mulutnya ditutup tapi dasar Karin dia cuek aja dengan tatapan Sofia.

Adrian menatap tajam ke arah Sofia, cemburu terlihat jelas di manik matanya yang gelap.

"Sebaiknya kita jalan terus kalau tidak nanti kita ketinggalan rombongan," ucap Sofia, memang benar karena sekarang mereka berada di barisan terakhir.

"Kamu berhutang penjelasan padaku," bisik Adrian sambil berjalan melewati Sofia.

Sofia menoleh ke arah Karin yang sedang cengar-cengir tidak jelas.

"Lihat, dia jadi marah padaku," kata Sofia sebal pada Karin.

"Itu tandanya dia benar-benar menyukaimu, atau dia sangat mencintaimu," katanya santai.

"Apa dia pernah bilang padamu kalau dia mencintaimu?" Ingin sekali Sofia melempar wajah Karin dengan tasnya saat ini.

"Sudah sering," kata Sofia menyombongkan diri, dan melihat wajah Karin yang terkejut dengan jawabannya.

"Sofia, tunggu kamu bercanda kan?" tanyanya dengan raut wajah tidak percaya.

"Enggak."

"Wah, kamu hebat banget, bisa menaklukan dosen yang dingin itu," ucap Karin.

"Maksudmu?"

"Eva cerita ke aku, dia bilang Pak Adrian itu dosen yang dingin dan kaku, ekspresinya selalu datar-datar saja, padahal banyak mahasiswi dan dosen-dosen muda lainnya ngedeketin dia," lanjut Karin

"Benarkah?" gumam Sofia.

"Kamu bilang apa?" ucap Karin.

"Ah, tidak ada, ayo."

Mereka mengambil beberapa foto monyet-monyet yang saling berebut makanan yang di berikan oleh para pengunjung.

Sofia melihat Adrian yang sedang berfoto dengan beberapa mahasiswi.
Ibu Maya juga tidak kalah genitnya, menempel terus ke mana saja Adrian pergi, dia bahkan terang-terangan menatap tajam ke arah Sofia.

Adrian menghindari Sofia selama di monkey forest. Sofia hanya berkeliling dengan Karin, Nofal juga Angga yang baru saja bergabung dengan mereka.

Sepertinya Karin dan Nofal sedang dalam tahap penjajakan, karena sekarang mereka meninggalkan Sofia berdua bersama Angga.

"Kamu dari fakultas Hukum?" ucap Angga memulai percakapan.

"Iya, kamu?" ucap Sofia balik.

"Ekonomi, semester berapa?" tanya Angga lagi.

"Tujuh, kamu?" Sofia bertanya hal yang sama dengannya.

"Sama," katanya kemudian dia tertawa, Sofia melihatnya heran karena menurutnya tidak ada yang lucu.

"Apa kamu akan menanyakan hal yang sama lagi padaku?" katanya sambil tersenyum.

Sofia kemudian ikut tertawa ringan, menyadari percakapan mereka.

"Kamu pernah ke Bali sebelumnya?" tanya Sofia.

"Pernah beberapa kali, tapi baru kali ini aku sempat ke monkey forest," kata Angga.

"Masih banyak tempat wisata menyenangkan di Bali, kamu harus mengunjunginya," ucap Sofia.

"Tentu saja aku pasti akan berkeliling nanti, apalagi kalau kamu mau menemaniku," kata Angga.

"Hah."

Angga tersenyum kemudian mengacak rambut Sofia pelan.

"Singkirkan tanganmu."

Tiba-tiba terdengar suara bariton di belakang mereka.

***

Adrian merasa bosan sekali, sedari tadi mengikuti mahasiswi dan mahasiswa berfoto dengannnya.

Kalau dengan Sofia sih tidak apa-apa, tapi sepertinya dia malah sedang asyik bersenda gurau dengan seseorang, mahasiswa yang sama dengan malam itu.

Beberapa kali Adrian ingin mendekatinya, tapi selalu saja ada yang menghalangi.

Ditambah Ibu Maya yang selalu menempel ke manapun ia pergi, seolah-olah ingin menunjukkan kedekatannya dengan Adrian. "Dasar jalang," rutuk Adrian dalam hatinya.

"Ambilkan gambar kami ya!" kata Ibu Maya memberikan ponselnya pada seorang mahasiswi.

"Baik Bu," kata anak itu.

"Mari Pak kita ambil gambar bersama ya," kata Bu Maya sambil menggamit lengan Adrian.

Setelah pengambilan beberapa foto, Bu Maya melepaskan pegangannya pada Adrian untuk mengambil ponselnya.

Hal itu digunakan Adrian untuk melarikan diri darinya, kalau dia jalang di club mungkin dengan mudah ia menyingkirkannya.

Mata Adrian mencari-cari di mana Sofia berada. "Ke mana dia dengan anak itu," gerutu Adrian dalam hati.

Setelah berjalan beberapa lama, Adrian melihat Sofia di ujung jalan, sedang memberi makan pada monyet-monyet.

Tinggal beberapa langkah lagi Adrian akan sampai padanya, tapi langkahnya terhenti saat melihat bocah ingusan itu mengacak-acak rambut Sofia pelan.

"Singkirkan tanganmu!" ucap Adrian dengan suara berat, kalau dia bukan mahasiswanya, sudah dia hajar dari kemarin

Mereka menoleh kaget ke arah Adrian terutama bocah ingusan itu.

"Kamu kembali ke rombonganmu, Sofia bersamaku," kata Adrian memerintah padanya.

Meski masih bingung dan nampak enggan, Angga akhirnya meninggalkan Sofia.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Adrian pada Sofia.

"Apa?" ucap Sofia balik dengan wajah tidak bersalah.

"Sofia," ucap Adrian begitu melihat Sofia menahan senyum di bibirnya.

"Jangan bercanda," ucap Adrian.

"Aku bahkan belum mengatakan apapun," kata Sofia tersenyum lebar di depan Adrian.

"Kenapa kamu tersenyum?"

"Kamu lucu kalau sedang cemburu," ucap Sofia.

"Aku tidak cemburu," elak Adrian.

"Benarkah?"

"Sofia,"

Hahahaha. Sofia malah menertawakan wajah Adrian yang terlihat kesal.

"Kenapa kamu bersikap seperti itu pada Angga?" ucap Sofia.

"Jadi bocah ingusan itu namanya Angga, berani-beraninya dia menyentuhmu," ucap Adrian dingin.

"Kenapa kamu berbeda dengan cerita yang aku dengar tentangmu hah?" tanya Sofia dengan suara yang menggoda.

"Cerita apa yang kamu dengar?" kata Adrian datar, meraih tangan Sofia dan mengajaknya duduk di sebuah bangku.

"Mereka mengatakan kamu itu orang yang dingin, datar, dan tanpa ekspresi, tapi kamu tidak seperti itu padaku," ucap Sofia.

"Lalu menurutmu aku seperti apa?" ucap Adrian penasaran.

Sofia seolah-seolah sedang berpikir, "Kamu itu, orangnya pemarah, pemaksa, nyebelin, suka seenaknya dan mesum" ucap Sofia dengan wajah yang sangat serius.

Sofia menatap Adrian waspada ketika melihat seringaian muncul di wajah tampan itu.

"Mau apa kamu?" ucap Sofi menyelidik.

Adrian mencondongkan tubuhnya ke arah Sofia, kemudian kedua tangannya menggelitik pinggang Sofia.

"Stop stop, Adrian berhenti, please," kata Sofia sambil tertawa geli karena Adrian menggelitik pinggangnya.

Napasnya bahkan sudah terengah- engah, "Ayo minta maaf padaku gadis nakal," kata Adrian masih menggelitik Sofia.

"Iya. Iya."

"Maaf," ucap Sofia disela-sela tawanya, Adrian menghentikan tangannya dan melihat Sofia yang masih mengatur napasnya.

"Ayo." Adrian menarik tangan Sofia.

" Ke mana?" ucap Sofia melihat Adrian mengajaknya keluar dari monkey forest.

Seorang laki-laki menyerahkan kunci mobil pada Adrian setelah itu dia pergi dengan mobil yang lain.

"Masuk!" ucap Adrian pada Sofia yang masih bingung, tapi dia masuk juga.

"Siapa laki-laki tadi? Terus mobil ini milik siapa? Bagaimana kamu bisa menggunakannya?" tanya Sofia.

"Pertanyaanmu banyak sekali," kata Adrian kemudian menjalankan mobilnya.

"Adrian," ucap Sofia.

"Aku akan menceritakannya nanti kalau kita sudah sampai," kata Adrian.

"Memangnya kita mau ke mana?" tanya Sofia lagi.

"Lihat saja nanti."

"Tuhkan, seenaknya saja," kata Sofia menggerutu.

Adrian membuka pintu mobil dan dia langsung turun, seorang laki-laki mengambil kunci mobilnya setelah sebelumnya mengucapkan selamat datang pada Adrian.

"Selamat sore Tuan Adrian, senang Anda bisa kembali ke sini," sapanya.

Adrian mengganggukan kepala, begitu juga dengan para karyawan di dalam resort, mereka menundukkan kepalanya begitu Adrian masuk.

Sofia terlihat semakin bingung dengan sikap para karyawan di resort ini.

"Silahkan Pak ini ruangan VVIP Anda," katanya.

Adrian menggandeng Sofia, dan membawanya masuk ke dalam ruangan VVIP khusus miliknya kalau sedang mengadakan kunjungan ke sini.

"Wah indah sekali," ucap Sofia sambil berjalan ke arah balkon, laut biru menjadi pemandangan utama dari balkon ini.

Adrian menghampiri Sofia memeluk pingganggnya dari belakang dan menyandarkan dagunya di bahunya.

"Tapi kamu lebih indah honey," bisik Adrian di telinga Sofia. Adrian menggigit kecil daun telinga Sofia mengecup leher putihnya dan sesekali menggodanya dengan lidahnya.

Sofia memejamkan matanya, menikmati sentuhan-sentuhan dari Adrian, ia mendesah pelan karenanya.

"Maaf Pak, kami membawakan pesanan Bapak, " sebuah suara dari pintu mengintrupsi kegiatan Adrian dan tanpa sadar Adrian menggeram marah.

"Letakkan di atas meja setelah itu tutup pintunya," kata Adrian dingin tanpa menoleh ke belakang.

"Jelaskan padaku sekarang," kata Sofia sambil merajuk dengan suara yang sangat sexy, bahkan dia memainkan jemarinya di dada Adrian yang terlapisi kaos.

"Jangan menggodaku kalau kamu tidak mau aku makan saat ini juga," kata Adrian dengan suara serak.

Gerakan jemari Sofia langsung terhenti, dengan cepat dia melepaskan dirinya dari pelukan Adrian, kemudian berjalan menuju meja makan di tengah ruangan.

"Aku lapar," ucapnya.



***

Thanks ya vomentnya
IG : Dewie Sofia

Luph u phul dari si abang 😘😘😘😍

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top