20 // Seminar (2)


Hari ini hari terakhir seminar, yang mana adalah giliran Sofia menyampaikan tentang profil Fakultas Hukum.

Sofia sudah sangat siap sebelumnya, tapi hatinyasedang kacau, Adrian masih mengabaikannya.

Kenapa dia bisa semarah ini hanya karena ia meninggalkan seminar dan tidak membawa ponselnya.

"Sofia...kau bisa memulainya." kata Ibu Maya dengan suara yang lebih keras.

"Ah iya baik Bu, maaf." ucap Sofia tersadar dari lamunannya.

Sofia sempat melirik ke arah Adrian, tapi dia tidak melihat sama sekali kearahnya, fokusnya hanya pada laptopnya.

"Selamat siang adik-adik." sapa Sofia.

"Siaaaannngggg Kaaaakkk." sahut para siswa dan siswi peserta seminar dengan semangat.

"Perkenalkan saya Sofia Aruna, panggil Sofia saja ya." ucap Sofia yang disambut siulan-siulan dari para siswa.

Dasar abg labil batin Adrian.

"Materi hukum yang ada di kampus kami tidak jauh berbeda dengan universitas lainnya, tapi universitas kami memiliki dosen-dosen terbaik yang akan mengajari kita." ucap Sofia memulai.

"Kami juga memiliki beberapa organisasi yang bisa dijadikan sarana untuk menyalurkan minat dan bakat adik-adik."

Seperti Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam), KPSM (Kelompok Pemerhati Sosial & Masyarakat), SaPen (Sahabat Pena) bagi adik-adik yang memiliki minat menjadi seorang jurnalis." ucap Sofia.

"Ada juga WMK (Wahana Musik Kampus) bagi adik-adik yang gemar bermusik, selain itu ada juga beberapa organisasi Universitas yang anggotanya berasal dari seluruh fakultas, jadi kita bisa memiliki teman yang lebih banyak lagi."

"Kak." seorang siswa mengacungkan jarinya.

"Iya." ucap Sofia.

"Bagaimana menurut kakak tentang mahasiswa-mahasiswa yang suka berdemo? bukannya itu pekerjaan yang sia-sia." tanyanya.

Sofia tersenyum kemudian menjawabnya.

"Tidak ada pekerjaan yang sia-sia, berdemo adalah salah satu cara rakyat untuk menyampaikan aspirasinya pada pemerintah."

"Tapi banyak mahasiswa yang berdemo bersikap anarkis kak."tambahnya lagi.

"Banyak hal yang bisa menyebabkan kenapa tindakan anarkis bisa terjadi." jawab Sofia singkat.

"Kak," seorang siswa lainnya mengacungkan jarinya.

"Iya," kataku menganggukkan kepala.

"Bagaimana menurut kakak tentang aksi demo beberapa hari yang lalu di Jakarta?" tanyanya.

Sofia menarik napas pelan sebelum menjawab.

"Aksi demonya sudah berjalan dengan benar, tidak ada yang salah karena demo sudah diatur dalam Undang- Undang."

"Kak apa yang membedakan Fakultas Hukum dengan Fakultas lainnya?" tanya seorang siswi.

"Kalau menurut kakak, Ilmu Hukum akan selalu dibutuhkan dalam setiap aspek kehidupan, entah kalian nanti berprofesi sebagai ahli hukum, ekonom, pengusaha, pengajar, atau profesi lainnya." ucap Sofia menjelaskan.

"Kak,"

"Kak,"

Beberapa siswa dan siswi mengacungkan tangan hendak bertanya, tapi Ibu Maya mengingatkanku waktunya sudah habis.

"Maaf adik-adik waktunya sudah habis." ucap Sofia.

Yaaaa.

Terdengar nada kecewa dari siswa siswi karena masih ada yang ingin mereka tanyakan.

"Kalau adik-adik masih ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang Hukum, kakak akan menunggu kalian di BEM Fakultas Hukum Universitas Jaya Sakti, disana banyak teman- teman kakak yang bisa kita ajak diskusi, selamat siang dan terima kasih." ucap Sofia menutup seminar yang disambut tepuk tangan dari peserta seminar.

Setelah acara seminar, para siswa dan siswi masih mengelilingi Sofia, mereka menanyakan banyak hal.

Disela-sela obrolan, Sofia tak sadar melihat ke kiri dan kanan. Ya, dia mencari Adrian yang tidak dilihatnya sejak satu jam seminar ini selesai.

"Sofia..." Karin datang menghampiri Sofia.

"Halo adik-adik," sapa Karin pada siswa-siswi yang ada didekat Sofia.

"Kalian sepertinya antusias sekali ingin masuk ke Fakultas Hukum?" tanya Karin.

"Iya kak, kami sepertinya tertarik." kata seorang siswi yang diikuti anggukan kepala teman teman lainnya tanda menyetujui.

"Oh ya kak kami pergi dulu ya, senang bisa ngobrol bareng kakak." kata seorang siswa lainnya.

"Sama-sama, sampai jumpa ya." kata Sofia.

"Sampai jumpa kak." kata adik adik itu kompak sebelum pergi.

"Kau lumayan juga tadi." kata Karin memuji

"Terima kasih, oya apa kau melihat lak Adrian?" tanya Sofia. Karin menyunggingkan senyumnya.

"Jangan berpikir yang bukan-bukan." kata Sofia cepat.

"Aku melihatnya tadi keluar dengan ibu Maya." kata Karin santai.

"A-apa? kemana?" tanya Sofia dengan nada kaget didalamnya.

"Tidak salah kan kalau aku berpikir yang bukan-bukan?" ucap Karin kemudian dengan seringaian diwajahnya.

"Kariiiinnnn," teriak Sofia memanggil namanya, dan sialnya dia malah menertawakan Sofia.

"Sudahlah, ayo kita kembali ke hotel, seminarnya sudah selesai jadi kita punya waktu dua hari untuk bersenang- senang." katanya sambil merentangkan kedua tangannya.

Sofia mengambil ponselbya, mengetik beberapa kata kemudian mengirimnya.

"Ayo," ucap Sofia menggandeng tangan Karin.

***

"Pak Adrian, apa kau mau menambah makanannya." tanya Ibu Maya bersemangat.

"Tidak, terima kasih." katak Adrian kemudian menyesap kopinya.

Setelah acara seminar selesai, Ibu Maya mengajak Adrian makan diluar.

Sebenarnya Adrian tidak mau tapi Ibu Maya sangat memaksa.

Dan disinilah mereja sekarang di sebuah cafe yang tidak jauh dari Widjaya Internasional High School.

Drrtt drrrrtt drrrrt.

Adrian membuka pesan yang baru masuk.

From : My Love S

Aku menunggumu di pantai dekat hotel jam delapan malam.

Adrian hanya membacanya tanpa membalasnya, jujur Adrian sangat merindukannya. Tapi dia sama sekali tidak memikirkan perasaannya, Adrian tahu Sofia berbohong dan tak berniat menceritakannya padanya.

Adrian  juga masih marah melihatnya begitu dekat dengan seorang mahasiswanya saat di ruang aula beberapa hari yang lalu

Melihat laki-laki itu begitu perhatian padanya, membangkitkan amarah dalam diri Adrian, sudah jelas laki- laki itu menyukai Sofia.

Karena itulah Adrian meninggalkan aula dan memutuskan untuk tidak kembali.

Dia takut tidak bisa menahan dirinya, seperti waktu yang lalu, membuat hubungan mereka makin rumit.

Adrian mencintai Sofia dan ia sangat membenci dirinya saat tidak tahu apapun tentangnya.

Bahkan Ibu Maria pun tidak memberikan informasi yang aku inginkan selain dia alumni di sekolah itu.

Kalau dia sekolah disini berarti orang tua atau keluarganya juga ada disini, tapi siapa keluarganya dan dimana?

Apa aku harus menemuinya nanti malam dan menanyakannya atau aku harus menunggu informasi dari Alan.

"Ehem...Pak Adrian, apa saya boleh bertanya sesuatu?" tanya Bu Maya.

Adrian menganggukkan kepala.

"Apa kau sudah punya kekasih?" tanya Bu Maya.

Adrian menghentikan tangannya yang hendak meraih gelas kopinya.

Melihat ke arah bu Maya dengan ekspresi datar, Adrian sudah mengira lambat laun dia pasti akan menanyakannya.

"Sudah." jawab Adrian singkat.

"Apa dia mahasiswi itu?" tanya bu Maya lagi.

"Aku rasa aku tidak perlu menjawab pertanyaan anda bu Maya." kata Adrian datar.

"Ma-maaf." kata bu Maya gugup.

"Sebaiknya kita kembali bu, sudah hampir malam." ucap Adrian.

Wajah bu Maya terlihat kesal dan marah, mungkin karena jawaban Adrian tadi.

Hanya butuh waktu 15 menit untuk kembali sampai ke hotel, Adrian langsung menuju kamarnya, ya untuk para dosen memang disediakan kamar masing-masing.

Setelah membersihkan tubuhnya Adrian membuka email mengecek beberapa dokumen yang dikirimkan Santi.

Lagu dari posel Adrian mengalun.

Alan is calling

"Halo."

"Apa kabar Pak Dosen?" kata Alan sambil terkekeh pelan.

"Aku baik, ada apa?" tanya Adrian ketus.

"Hei...ketus amat sih, lo lagi bertengkar smaa gadis lobya?" tanyanya.

"Entahlah. Ada apa?"

"Lo harus bertemu dengan pihak dari Widjaya Corp malam ini." kata Alan.

"Apa? kenapa mendadak sekali, dan ada proyek apa kita dengan Widjaya Corp?" tanya Adrian heran karena ia tidak tahu sama sekali dengan proposal ini.

"Lo baca proposal yang gue kirim ke email lo, kita sudah mencari waktu 3 bulan untuk bisa bertemu dengan Widjaya Corp." jelas Alan.

"Baiklah, gue akan menemuinya, dan lo harus segera mendapatkan informasi yang gue inginkan.6" ucap Adrian tegas pada Alan.

"Baiklah tuan pemaksa, gue harap lo bisa melakukan yang terbaik malam ini." kata Alan.

Sayang kenapa kamu lama sekali.

Terdengar suara seorang wanita memanggil Alan.

"Apa yang sedang lo lakukan Alan?" bentak Adrian

"By A," kata Alan menutup telponnya cepat.

Brengsek, anak itu benar-benar, huh Adrian harus segera mengganti pakaiannya, untung saja ia membawa satu setelan pakaian kerjanya.

Adrian membaca poin-poin yang ada dalam proposal yang dikirimkan Alan, Alan memang tepat ingin menjalin bisnis perhotelan dengan Widjaya Corp.

Sebagian besar bisnis perhotelan di Bali dikuasai Widjaya Corp

***

Setelah sampai dikamar, Sofia dan Karin sama sama tertidur karena kelelahan

"Sofia ba.ngun."

Karin menggoyang goyangkan bahu Sofia.

"Ini sudah jam 07.00 apa kau mau melewatkan makan malam?" tanya Karin.

Apa, Sofia langsung bangun dan melihat jam diponselnya. Sofia langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi membersihkan tubuhku dengan cepat

Setelah keluar dari kamar mandi, kulihat Karin masih menungguku

"Kau pergi saja duluan, aku mau pergi kesuatu tempat." kata Sofia sambil mengoleskan sedikit bedak diwajahnya.

"Mau bertemu dengan pak Adrian?" tanya Karin.

Sofia hanya diam saja, melanjutkan kegiatannya sebelum pergi ke pantai, dan berharap semoga Adrian mau bertemu denganmya

"Apa kau benar-benar ada hubungan dengan Pak Adrian?" tanya Karin, wajahnya sangat serius kali ini.

"Aku tidak tahu." jawab Sofia pelan.

"Kita memang belum kenal terlalu lama, tapi aku tidak ingin kamu kecewa." katanya tulus.

"Terima kasih." ucap Sofia tersenyum lembut pada Karin.

"Kalau ada apa-apa kamu bisa mengandalkanku." kata Karin tersenyum jahil.

"Iya, iya awas saja nanti kalau kau mengeluh karnaku." ucap Sofia padanya.

"Tidak akan" katanya yakin.

Mereka keluar kamar sambil saling merangkul dan sesekali tertawa.

Sofia dan Karin memang dekat karena seminar ini, mereka sama-sama merasa nyaman.

Mereka berpisah saat Karin mulai masuk ke ruang aula, sedangkan Sofia langsung kebawah.

Berjalan sendirian ke pinggir pantai yang ada dibagian belakang hotel. Ia duduk disalah satu kursi santai,  melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 07.30.

Sofia datang lebih awal tiga puluh menit, ia akan menunggunya disini mungkin dia datang lebih cepat harapnya.

Sambil menunggu Sofia mengunjungi laman medsosnya yang sudah lama tidak dibukanya.

Angin malam semakin kencang, Sofia mulai kedinginan sampai-sampai menaikkan kerah sweternya yang menutupi lehernya.

Sofia bergerak gelisah,
sudah pukul 09.00 malam danAdrian belum juga datang.

Sofia duduk, berdiri dan berjalan mondar mandir setelah itu duduk lagi, menimbang-nimbang apakah ia harus menghubunginya atau mengiriminya pesan.

Apa dia benar benar tidak akan datang?

Apa dia sudah menyerah padaku?

Tangan Sofia secara tidak sadar meremas ujung kaosnya dan  menggigit bibir bawahnya, dadanya sesak menahan agar air matanya  tidak jatuh.

"Aruna."

Deg deg deg

Tubuh Sofia membeku.

Suara itu.

Panggilan itu.

Tidak mungkin.


***

Maafkan typo
Makasi vomentnya yah...
Yang mau follow IG : Dewie Sofia n Line Dewie.Sofia

Luph u phul 😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top