1 // Undangan

Sofia masih bergelung di balik selimutnya, ketika bunyi alarm dari ponselnya berdering berkali-kali, matanya tidak kunjung terbuka.

"Kenapa udah pagi aja sih," gumamnya masih dengan mata yang terpejam.

Setelah beberapa menit ia menambah waktu malasnya, Sofia akhirnya berusaha bangun dan berjalan ke arah kamar mandi dengan langkah gontai.

Dua puluh menit kemudian ia keluar dari kamar mandi dengan badan yang lebih segar.

Sofia mengenakan celana skiny jeans warna biru langit dan kemeja putih untuk melindungi tubuhnya dari udara dingin.

Tak lupa sweater orange yang sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus dan rambut hitam yang tergerai panjang menjadi pemanis penampilannya.Sofia dikenal sebagai gadis baik hati,cantik dalam kesederhanaan dan juga kecerdasannya. Keriangan selalu menular kepada siapa saja yang berbicara dengannya. Setelah berpakaian ia mengoleskan bedak tipis di wajahnya dan juga lipbalm di bibir.

"Untung rotinya belum habis," gumam Sofia ketika ia melihat ke atas meja makannya. Ia mengambil dua lembar roti tawar yang tersisa. Mengoleskan mentega pada kedua sisi roti tawar, menaburkan meisis coklat dan parutan keju di atasnya sebelum di panggang di atas Teflon.

Sofia membuat segelas teh hangat sebagai pelengkap sarapannya pagi ini. Setelah selesai sarapan, Sofia meraih ranselnya dan mengunci pintu rumah. Ia berjalan menuju ke halte bus.

Sesampainya di depan kampus, Sofia mengernyit heran melihat Sandra yang sudah berdiri di depan gerbang kampusnya. "Tumben ni anak datang ke kampus sepagi ini," gumam Sofia seraya mendekati Sandra.

"Sasan, ada apa? tumben pagi-pagi lo udah di depan kampus gue," tanya Sofia langsung.

"Issh, memangnya kenapa kalo gue nyamperin lo sepagi ini di kampus?" jawab Sandra kesal.

"Ya nggak apa-apa. Aneh aja," jawab Sofia datar.

"Lo ke mana semalam, telpon gue nggak lo angkat, apalagi sms gue nggak lo bales-bales?" tanya Sandra sewot.

"Sorry semalem ponsel gue di kamar sedang di-charger. Gue lagi belajar sambil nonton televisi di ruang depan, jadi nggak denger telpon dari lo. Ada apa sih?" tanya Sofia heran.

"Wuiihh, rajin amat belajarnya, ujian masih lama juga," kata Sandra mengejek.

"Belajarnya cicil dulu kali," jawab Sofia

"Hahaha..., kayak angsuran motor aja lo pake cicil-cicilan," cibir Sandra.

"Suka-suka gue lah. Udah langsung aja, lo mau ngomong apaan? Bentar lagi kita masuk kelas," kata Sofia mengingatkan.

"Ngusir amat, kampus gue juga deket, nggak jauh-jauh amat," ucap Sandra.

Sofia kuliah di fakultas hukum sedangkan Sandra kuliah di Fakultas Sastra.

Ada lagi satu orang sahabat mereka namanya Dion. Dia berada di fakultas yang sama dengan Sofia. Tapi jam segini Dion belum nongol di kampus. Kehadirannya selalu di detik-detik terakhir.

Mereka bertemu pada saat acara ospek Universitas. Entah bagaimana mereka terlibat dalam sebuah permainan yang dibuat senior mereka dan sejak saat itulah mereka mulai dekat dan bersahabat hingga kini.

"Besok malam gue ada undangan party dari temen kampus gue. Berhubung kita sama-sama jones, lo nemenin gue ya, please?" pinta Sandra menampilkan wajah pupy eyes-nya.

"Besok malam minggu Sasan, lo tahu kalau malam minggu cafe itu lagi ramai-ramainya pengunjung," kata Sofia dengan suara yang pelan.

"I beg you pleaasssse...," bujuk Sandra lagi sambil menyatukan kedua tangannya seperti orang yang sedang memohon.

Sofia terlihat sedang menimbang-nimbang ajakan Sandra. Jujur saja, Sofia tidak pernah ikut ke acara party lagi sejak saat itu. Dan sekarang Sofia berpikir mungkin tidak ada salahnya ia bersenang-senang sesekali, toh ia juga bersama dengan Sandra.

Sofia menghela napasnya kemudian berkata, "Ya udah besok malam gue temenin lo. Lagian yang jones itu lo aja kali, gue mah jomblo happy forever hehehe," jawab Sofia sambil terkekeh pelan.

"Terserah lo dah, yang penting lo bisa ikut," ucap Sandra.

"Tapi gue izin dulu sama Pak Bos. Kalau gue nggak di izinin ya maaf, gue nggak bisa nemenin lo, oke," ucap Sofia memastikan.

"Nggak. Gue yakin kok, lo bakalan di izinin langsung," ucap Sandra yakin.

"Kenapa lo yakin banget? Yang punya Boskan gue, terus yang kenal sama bos gue juga gue," ucap Sofia heran.

"Pokoknya gue yakin lo pasti di izinin. Sejarah nih ya, lo kan pegawai yang paling rajin, cuti aja nggak pernah apalagi bolos kan?" ucap Sandra menebak.

Sofia memikirkan ucapan Sandra. Benar juga, selama ini ia tidak pernah mengambil cutinya. Izin pun kadang-kadang kalau ada urusan kampus. Bolos? Ya pastilah tidak pernah ada dalam kamusnya.

"ok, gue pasti nemenin lo," ucap Sofia akhirnya. Sandra berteriak kesenangan. "Yes," ucap Sandra kemudian memeluk Sofia.

Sofia memutar bola matanya malas melihat tingkah Sandra, tapi tetap juga ia balas memeluk Sandra sebelum mendorongnya menjauh.

"Gerah tahu nggak," ucap Sofia datar. Sandra terkekeh pelan mendengar ucapan Sofia.

"Oh my, gue cabut dulu. Bentar lagi kuliah gue di mulai," jerit Sandra sambil melihat jam tangannya.

"Gue nggak mau terlambat masuk di kelasnya Mr.Adrian aaahhhh dosen gue yang paling tampaaannn," seru Sandra gemas.

"Dasar keganjenan lo," teriak Sofia karena Sandra sudah berlari ke arah kampusnya.

Sofia berjalan ke dalam kampus menuju kelas kuliahnya pagi ini.

"Sofia."

"Hai, Re," sapa Sofia ramah pada Rere yang menyapanya.

"Hari ini dingin ya?" tanya Rere.

"Iya," sahut Sofia.

"Eh, hari ini kita ada quiz nggak ya?" tanya Rere.

"Mmm... sepertinya sih nggak ada. Kecuali ada dosen yang tiba-tiba ngasih quiz." Kata Sofia. 

"Oh ya, tadi sepertinya gue lihat Dion deh," ucap Rere lagi.

"Dion? Sepagi ini datang ke kampus?"  tanya Sofia heran, dan Rere tidak menjawab pertanyaan Sofia.

Sebenarnya Rere menaruh hati pada Dion. Namun, entah kenapa Rere tidak pernah menyampaikan isi hatinya pada Dion si playboy kampus yang tampan dan juga kaya.

Bukannya minder, tapi Rere selalu memperhitungkan apapun yang akan di lakukannya. Dan jika ia memilih untuk diam, itu berarti belum saatnya untuk menunjukkkan isi hatinya. Sofia dan Rere berjalan bersama-sama menuju kelas sambil berbincang. Setelah sampai di lantai dua tiba-tiba saja tubuh Sofia ada yang menabrak, membuatnya terjatuh.

Bruuugghhh

" Awwww."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top