⊰᯽⊱┈──╌❊ 27 ❊╌──┈⊰᯽⊱
*AKU KANGEN KOMENAN KALIAN:'(
"H-huh?!"
Wajahnya gusar. Penuh keringat dan terlihat sangat berantakan. Entahlah, Muichirou hanya terbangun dari tidurnya di tengah malam gelap dengan bulan sabit menerangi malam.
Dia menatap kearah luar. Mengingat sedikit bayangan gelap yang merusak jadwal tidurnya beberapa malam ini. Ah, Muichirou lupa menjenguk sakura tadi siang.
Akhirnya pemuda bersurai hitam mint itu berdiri. Memakai kembali atasan seragam pemburu iblisnya lalu berjalan keluar meninggalkan kediamannya.
"...siapa? "
Pemuda tersebut bergumam. Ingatan tak jelas kembali masuk di pikirannya. Sangat tidak jelas hingga dia sendiri tak bisa mengingat apa yang dia lihat disana.
"Oh- Tokitou-sama! Ada perlu apa kesini? Perlu bantuanku?" Aoi membungkuk, dia sedang senggang dan duduk di dekat kolam ikan. Sambil minum teh dan membacakan cerita untuk Naho, Sumi , dan Kiyo. Terlihat ketiganya sudah tertidur pulas.
Muichirou hanya menggeleng sekilas. Lalu menunjuk kedalam. "Sakura sedang tidur?"
"Terakhir kali, aku melihatnya satu jam yang lalu dan dia tertidur. Mungkin sekarang juga masih tidur, Tokitou sama."
Muichirou mengangguk. Tanpa aba aba langsung masuk ke ruangan. Mencari ruangan tidur Sakura.
Tangannya hampir membuka pintu ketika suara isakan masuk ke telinganya.
"Gua mau pulang.. sumpah demi apapun gua mau pulang..."
Apakah Sakura tidak bahagia bersamanya disini?
".. Mui asu juga ga kesini hari ini.. kan gua sendirian bangsat. Ga kangen gua apa ya." Umpat gadis itu.
Tadinya Muichirou ingin pergi dan mengurungkan niatnya menjenguk sang gadis. Tapi umpatan yang dirindukan Muichirou kembali terdengar. Hanya senyum tipis dia perlihatkan.
Cklek!
Dengan perlahan masuk, Sakura sadar namun dia tak perduli. Hanya kembali menahan suara isakannya seperti satu jam sebelumnya.
"Aku disini."
Muichirou menarik lembut gadis itu dari pelukannya terhadap kakinya sendiri, dan membawa kepalanya ke dada bidangnya. Postur tubuh yang tak jauh beda membuat Muichirou semakin leluasa mempererat dan mengusap surai lembut gadisnya.
".. M-mui lu ngapain ege!"
Sakura mengusap matanya, pura pura tidak menangis. Dan mencoba untuk berontak dari pelukan Muichirou. Tapi sebuah bisikan membuatnya mematung. Menjatuhkan bulir bening dari matanya.
"Aku akan melindungi mu. kehidupan sekarang, bahkan selanjutnya."
Ucapan yang membuat sakura kembali membenamkan wajahnya di dada bidang Muichirou lalu terisak. Memeluk tubuh pemuda yang sedikit lebih tua dari dirinya. Usapan lembut menyentuh punggung gadis itu. Membuatnya sedikit merasa tenang.
"Ingin tidur? Kau bisa tidur di pelukanku. Akan kupindahkan jika kau sudah benar benar tertidur."
Sakura menggeleng.
"Hm?"
"Biarin aja, gausah dipindahin." Dengan dirinya yang melesak mencari kehangatan di pelukan pemuda itu, dengan cepat pula dirinya tertidur. Sedangkan Muichirou hanya memandang rambut putih yang sedang sibuk dengan mimpinya di pelukan Muichirou sambil tersenyum tipis sekali lagi.
-
"Saatnya ganti perban lagii!!" Teriak Naho yang sudah siap dengan peralatan.
"Ayolah naho chan, aku sedang tidak ingin."
Sakura kembali melesak kedalam selimut. Muichirou sudah pergi kembali sejak matahari mulai terbit, menemui oyakata sama juga karena ada keperluan lain katanya.
Dengan adanya Sakura, alur cerita disini sepenuhnya berubah. Muichirou sudah menceritakan kegelisahannya semalam. Mungkin saja itu Yuuichirou? Tapi bukannya ingatan Muichirou akan kembali saat arc desa penempa pedang?
Sedangkan ini saja baru mau masuk arc nya Rengoku.
Tunggu- sebentar? Arcnya rengoku?
Sakura tiba tiba mematung. Naho yang melihat ikut bingung, pasalnya kain yang menutupi seluruh tubuhnya itu tiba tiba terbuka dan menunjukkan wajah bengong Sakura.
"Naho.. "
"Haik?" Jawabnya cepat.
"Apa Rengoku san sudah pergi menjalankan misi? " Pertanyaan Sakura dibalas gelengan oleh Naho.
"Setau Naho, Rengoku sama sedang beristirahat. Dan akan pergi menjenguk keluarganya!"
Sakura menghela nafas lega. Bersamaan dengan pintu yang terbuka. Naho yang melihat langsung pamit undur diri dan meninggalkan keduanya di dalam ruangan yang sama.
"Dari mana?" Sakura membuka percakapan.
Muichirou menarik kursi perlahan dan duduk tepat di samping sakura. Dan mengeluarkan bungkusan onigiri yang err- terlihat sedikit berantakan bagi seseorang seperti Muichirou.
"Rumah."
"Itu??"
Tangannya terulur mengambil satu onigiri, lalu menyuapkannya kepada sang gadis. "Mungkin rasanya tak terlalu enak, tapi aku sudah berusaha sebisaku.. u-untuk membuat ini.."
"Astoge.. kiyut banget anjing." -sakura
Ya benar, Muichirou memalingkan wajahnya. Menatap ke arah lain tanpa senyum berarti namun terlihat manis. Ditambah dengan tangannya yang bersiap menyuapkan onigiri, dan tangan satunya yang berjaga jaga jika saja ada nasi yang jatuh saat sakura memakannya.
"Muichirou san, kau sakit? Pipimu merah." Sakura sedikit menggoda Muichirou. Langsung saja tangannya menyentuh dahi Muichirou. Dan dengan cepat pula anak itu menggeleng.
"...tidak. dan diamlah lalu makan."
Sakura yang aslinya sudah haha hihi mencoba makan dengan tenang. Sedangkan Muichirou dengan telaten membersihkan sisa nasi yang tersisa di pipi gadis itu.
"Enak, tidak terlalu buruk bagi pemula."
"Apa katamu?" Pilar kabut tersebut menatap datar kearah Sakura. Dan Sakura menggeleng pelan sambil tersenyum.
"Enak, aku suka hehe."
Tanpa balasan, hanya saja tangannya naik keatas rambut Sakura lalu mengusapnya. Pipi gadis itu memanas. Entahlah, kenapa Muichirou terlihat sangat imut sekarang. Kutuk lah dirinya yang terlalu suka tanjirou dan tidak melihat pesona Muichirou di dunia nyata nya kemarin.
"Sekarang kau yang memerah." Muichirou bingung melihat pipi merah Sakura sambil mengelus pipinya pelan.
*BJIR GD JARINGAN
A/n : HELEP. WRITTER BLOCK!
HUE HUE HUE.
oke. 30 vote kita lanjut lagi ya:3
See you:3
24/1/22
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top